Rabu, 26 Juli 2017

Saat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika akan digelar di Bandung pada 1955, Presiden Sukarno sengaja mengundang delegasi Aljazair, yang masih berperang melawan kolonial Prancis. Berkat forum internasional yang digagas Sukarno itulah nama Aljazair pertama kalidikenal dunia internasional. Hingga akhirnya pada 5 November 1962 para pejuang memproklama-sikan kemerdekaan Aljazair. Tapi peran Sukarno bagi Aljazair tak berhenti di situ. Pada 1957, ia menyelundupkan senapan mesin bagi Front Nasional Pembebasan Aljazair untuk melawan Prancis. Misi rahasia ini melibat-kan dua kapal selam yang dipesan Indonesia dari Uni Soviet. Setelah berlayar dari Moskow menuju Aljazair, barulah kapal selam itu melanjutkan perjalanan ke Tanah Air. ...>>> ...Buat Sukarno, membantu Aljazair merdeka merupakan taktik diplomasi menikung buat merebut Irian Barat. Menyerang langsung ke Papua hanya akan membuat Belanda diuntungkan dengan bantuan dari pasukan Sekutu, yang bermarkas di Samudra Pasifik. Apalagi jalan diplomatik pun mentok di PBB. Sukarno mengharapkan efek domino dari sukses pejuang Aljazair memukul Prancis di negerinya. Merdekanya Aljazair akan menambah daftar negara yang mendukung perjuangan melawan kolonialisme. “>

Mengenang Bung Karno
Bung Karno Selundupkan Senjata dari
Soviet
https://jalimerah.files.wordpress.com/2013/06/mengenang-bung-karno-dirilis-oleh-detik.pdf
Banyak cerita mengenai Bung Karno (6 Juni 1901-21 Juni 1970) di luar yang tertulis di sejarah.
Harian detik menurunkannya secara berseri untuk Anda:
Saat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika akan digelar di Bandung pada 1955, Presiden Sukarno sengaja mengundang delegasi Aljazair, yang masih berperang melawan kolonial Prancis. Berkat forum internasional yang digagas Sukarno itulah nama Aljazair pertama kalidikenal dunia internasional. Hingga akhirnya pada 5 November 1962 para pejuang memproklama-sikan kemerdekaan Aljazair.
Tapi peran Sukarno bagi Aljazair tak berhenti di situ. Pada 1957, ia menyelundupkan senapan mesin bagi Front Nasional Pembebasan Aljazair untuk melawan Prancis. Misi rahasia ini melibat-kan dua kapal selam yang dipesan Indonesia dari Uni Soviet. Setelah berlayar dari Moskow menuju Aljazair, barulah kapal selam itu melanjutkan perjalanan ke Tanah Air.
Pada 1949 hingga 1958, Uni Soviet memang memproduksi 236 kapal selam kelas Whiskey, yang 12 di antaranya dibuat untuk Indonesia. Bahkan, menurut Abdelhamid Mehri, pejuang Aljazair yang meninggal pada 30 Januari 2012, Sukarno tak cuma menyuplai senjata dari Moskow, tapi juga mengirimkan perwira-perwira TNI dari berbagai angkatan untuk melatih pejuang Aljazair.
Ketika Guntur bertanya apakah Bung Karno tidak takutpada sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa karena melanggar hukum internasional, dia membalas dengan suara kentut yang besar! Ya, dia bilang kalau PBB berani menghukumnya karena membantu negara lain lepas dari penjajahan, dia akan mengentuti badan internasional itu.
“Soal kemerdekaan, soal menghancurkan imperialisme, itu buatku nomor satu,” ujarnya seperti dikutip Guntur dalam buku Bung Karno, Bapakku Kawanku, Guruku.
Tapi Sukarno tak hanya nekat. “Kita itu harus pakai otak,” kata Bung Karno menjelaskan alasannya mengirim senjata ke Aljazair.
Buat Sukarno, membantu Aljazair merdeka merupakan taktik diplomasi menikung buat merebut Irian Barat. Menyerang langsung ke Papua hanya akan membuat Belanda diuntungkan dengan bantuan dari pasukan Sekutu, yang bermarkas di Samudra Pasifik.
Apalagi jalan diplomatik pun mentok di PBB.
Sukarno mengharapkan efek domino dari sukses pejuang Aljazair memukul Prancis di negerinya. Merdekanya Aljazair akan menambah daftar negara yang mendukung perjuangan melawan kolonialisme. “
Di sini beratnya perjuangan melawan colonial-isme,” kata Sukarno. semuanya,” ujarnya seperti ditulis dalam buku Subversion as Foreign Policy The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia.Pemulangan Pope itu tidaklah gratis. Kennedy mesti membarternya dengan pesawat angkut Hercules dan dana pembangunan jalan bypass dari Cawang ke Tanjung Priok.
Lain lagi cerita Bambang Avianto, putra sulung Marsekal Pertama Joko Nurtanio. Anak penggagas industri penerbangan Indonesia itu menunjuk pada bangkai helikopter Bell-47 J2A Roger, yang 30 tahun teronggok di ujung landas pacu Husein Sastranegara.
Bambang mengatakan helikopter kepresidenan era Sukarno itu merupakan hadiah Presiden Kennedy. Helikopter berjulukan si Walet itu status resminya hadiah, tapi sejatinya bagian dari barter dengan Pope. “Itulah salah satu kelebihan diplomasi Bung Karno,” ujarnya.
Kennedy memang ingin menjauhkan Sukarno dari Cina dan Uni Soviet. Taktik yang dipakai adalah memberi bantuan nonmiliter.
Namun bernarkah Sukarno menukar Pope dengan pesawat dan sejumlah proyek pembangunan? Ketika Guntur Soekarno mendesak soal itu, ayahnya cuma tertawa.
Usai urusannya di toilet istana pada 1960-an itu, Sukarno cuma berujar, “Mudah-mudahan Amerika kirim Pope yang lain. Kalau tertangkap nanti, aku minta tukar dengan Ava Gardner dan Yvonne de Carlo!”
Inspeksi Tari Perut di Mesir
Hei, Bur, ada apa malam-malam begini!” hardik Bung Karno. “Aku kan sudah bilang aku mau istirahat!”
Sukarno memang malam itu baru tiba di Kairo. Karena tak ada acara, ia memilih langsung tidur agar esok tampil segar saat bertemu dengan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser.
Tergagap, Sabur menyampaikan bahwa Nasser mengirim utusan. Kemarahan Sukarno
mereda dan dia meminta Marsekal Abdul Hakim Amir itu masuk ke kamarnya.
Mengenakan kaus oblong dan celanapiyama, Sukarno menerima Marsekal Amir. “Presiden Nasser mengutus saya menjemput Paduka Yang Mulia untuk inspeksi,” kata Amir.
Sukarno langsung memotong Amir dan minta agar disampaikan kepada Nasser bahwa ia terlalu lelah buat inspeksi pasukan ataupun persenjataan Mesir di larut malam. Tapi Amir terus meminta Sukarno ikut dengannya.
“Begini, presiden kami mengundang sahabat beliau, Presiden Indonesia, untuk menginspeksi
penari-penari perut di Kairo ini." Mendengar itu, Sukarno mendadak sontak bersemangat.
“Kenapa tidak bilang dari tadi!” kata Sukarno. “Sampaikan kepada saudaraku, Nasser, Sukarno dari Indonesia akan siap dalam sepuluh menit!”
Inspeksi penari perut yang diceritakan ulang oleh Guntur Soekarno ini hanya salah satu agenda tak resmi Bung Karno bersama pemimpin negara sahabat. Dalam buku Bung Karno, Bapakku, Kawanku, dan Guruku, Guntur bercerita Sukarnodi sela-sela pertemuan Gerakan Nonblok pernah diajak menonton kabaret oleh Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.
“Wah, Bapak senangnya bukan main diajak Pak Tito nonton kabaret yang pamer paha,” tulis Guntur. “Waktu Pak Tito ke Indonesia dibalas dengan mengajak nonton tari Bali yang megal-megol mengasyikkan.”
Peneliti sejarah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam, melihat undangan menonton tari perut dan kabaret itu menunjukkan Sukarno memang akrab betul denganpemimpin negara lain. “Sukarno bisa akrab karena dia sendiri memang supel,” kata Asvi.
Namun keakraban itu bukan sekadar hura-hura karena, Asvi melihat, Sukarno memanfaatkan itu buat mengegolkan kepentingan Indonesia dan negara dunia ketiga lainnya. Kedekatan itu, kata Asvi, membantu memuluskan misi diplomatiknya mendirikan Gerakan Nonblok demi menandingi Blok Amerika Serikat dan Blok Uni Soviet.
Tak cuma dengan kawan, Sukarno juga bisa berkarib dengan lawan. Asvi mencontohkan Sukarno, yang meski kerap diganjal Amerika Serikat, bisa melenggang dan berbincang hangat dengan Presiden John F. Kennedy.
Meski banyak mengkritik Amerika, kata Asvi, Sukarno datang ke sana karena perlu dukungan Amerika buat menekan Belanda keluar dari Papua. “Dia berprinsip hubungan antarnegara kan tidak melulu bertengkar meskipun Indonesia sering mengkritik Amerika,” kata Asvi.

Musuh Amerika Itu Kepincut Sukarno
Hendri Saragih tak menyangka pembesar yang ditemuinya bakal menyapa hangat. Semua ituterjadi karena Koordinator Organisasi Petani Sedunia itu mengatakan kepada Presiden Venezuela Hugo Chavez bahwa ia dari Indonesia.
Chavez meraih bahu Hendri dan mengguncang-guncangnya.
“Oh, Bandung, Bandung, Bandung,” katanya seperti ditirukan Hendri.Chavez lantas menjelaskan, ia teringat akan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955.
Ia juga menyatakan mengagumi penggagas konferensi itu, Presiden Sukarno.
Kebijakan nasionalisme perusahaan asing oleh Sukarno, kata Hendri, juga dijadikan contoh oleh Chavez. Nasionalisme perusahaan itu pula yang membuat Chavez dimusuhi Amerika Serikat, yang beberapa perusahaannya dicaplok Venezuela.
Pesona Sukarno memang menyihir Amerika Latin, terutama setelah ia mengunjungi Fidel Castro dan sekondannya, Ernesto “Che” Guevara, di Havana pada 1960. Kunjungan itu pada 2008 diabadikan di Kuba dalam prangko, yang menampilkan foto pertemuan tersebut.
Prangko itu hanyalah satu dari banyak jejak sepak terjang Sukarno di dunia, yang hingga kini masih terserak di banyak negara. Filipina, misalnya, punya prangko bergambar Sukarno.
Mesir juga menamai satu ruas jalannya Ahmed Soekarno. Adapun di ibu kota Maroko, Rabat, ada Jalan Rue Soekarno. Di Arab Saudi, ada pohon mimba, yang di sana dijuluki Syajarah Sukarno atau Pohon Sukarno.
Sekadar menyebut Indonesia saja, penduduk di beberapa negara Afrika dan Asia spontan menyahut, “Sukarno.” Backpacker Agustinus Wibowo mengingat pengalaman itu saat berusaha masuk Afganistan lewat Pakistan. "Orang-orang di sana, terutama dari generasi tua,tahu Bung Karno yang pernah pidato di sana,” kata Agustinus. Ia juga menemukan Soekarno Square di daerah Peshawar dan Soekarno Bazar di Lahore.
Peneliti sejarah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam, mengatakan Sukarno dikenang banyaknegara karena piawai membina hubungan baik. “Dia secara konsisten membantu negara-negara itu memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan mereka,” ujarnya

Melirik Istri Raja Kamboja hingga Marilyn
Monroe
Api cemburu membakar hati Yurike Sanger saat
terbaring di salah satu kamar Rumah Sakit Jang Seng Le (sekarang Sarihusada) pada suatu hari pada 1965.
Setelah menjalani operasi terkait dengan kehamilannya yang tak normal, sang suami hanya
membesuknya sekelebat. Dalihnya, kesibukan tugas negara yang mustahil dikesampingkan.
Sang suami tak lain adalah Bung Karno. Ia, yang belum genap 20 tahun, menjadi perempuan kedelapan yang dinikahi si Bung, sekaligus dijanjikan bakal menjadi istrinya yang terakhir.
Sebagai presiden, suaminya memang baru saja menunaikan tugas kenegaraan ke Eropa. Tapi juga menyalurkan hasrat kelelakiannya, yang amat mengagumi wanita cantik.atau kegunaan), firmitas (konstruksi atau kekokohan), dan venustas (estetika atau keindahan) tetap diperhatikan.
Bagi Bung Karno, sebuah karya arsitektur bisa dipakai untuk membangun karakter bangsa.
Maka, dalam setiap bangunan, meski desainnya modern, Sukarno selalu menambahkan ornamen yang merupakan ciri bangsa Indonesia. Bangunan Hotel Indonesia, misalnya, meski
desainnya modern, di bagian dalamnya ada ornamen batik tradisional.
“Budaya Bali dan Jawa banyak mempengaruhikarya (arsitektur) Bung Karno,” kata Bambang Eryudhawan, arsitek dari ITB, kepada Detik kemarin.
Menurut Yudha, setelah menjadi presiden, Sukarno tak pernah mengeksekusi langsung desain sebuah bangunan. Dia selalu dibantu oleh arsitek Istana, Raden Mas Soedarsono, F. Silaban, dan Insinyur Soetami. Profesor Eko Budihardjo, mantan Ketua Dewan Pembina Persatuan Sarjana Arsitektur Indonesia, dalam harian Kompas terbitan 1 Juni 2001, mengatakan banyak karya arsitektur di Jakarta yang sekarang menjadi kebanggaan bangsa.
Eko mengakui sentuhan Bung Karno dalam bangunan tersebut sebatas ide, bukan dia sendiri yang mengerjakan. “Namun ide yang orisinal dan otentik itulah yang menjadi jiwa atau semangat dari karya-karya arsitektur yang bermunculan,” ujarnya.

Jacky Kennedy dan Katalog Lukisan Bugil
Menjelang kunjungan kenegaraan Presiden Sukarno ke Washington, DC, pada April 1961, Jacqueline “Jacky” Kennedy meminta Departemen Luar Negeri mencari buku koleksi lukisan Sukarno. Sebagai ibu negara, ia ingin mencitrakan diri sebagai tuan rumah yang baik saat suaminya, Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy, menyambut sang tamu.
Permintaan itu dilontarkan Jacky karena ia mendengar Sukarno sedang gembira luar biasa
karena pemimpin besar Cina, Mao Zedong, akan menerbitkan katalog koleksi lukisannya.
Jacky ingin membuat tamunya terkesan karena di Gedung Putih ada buku itu.
Jacky meminta buku itu ditaruh di meja yang diapit dua sofa. Satu tempat suaminya duduk dan di seberangnya disiapkan buat Sukarno. Namun Jacky terkejut melihat koleksi lukisan di buku itu. “Semua perempuan bertelanjang dada dengan kembang sepatu besar di rambutnya,” tutur Jacky dalam buku Jacqueline Kennedy: Historic Conversations on Life with John F. Kennedy.
Ia langsung tak menyukai tamunya itu. Sebaliknya, Sukarno gembira bukan kepalang melihat buku itu. “Ini lukisan istri kedua saya,” kata Jacky menirukan tamunya ketika itu.
Sukarno memang dikenal sebagai pengagum seni lukis yang luar biasa. Kebanyakan lukisan yang dia koleksi berobyek wanita molek tanpa busana. Saat masih tinggal di Istana Negara, lukisan-lukisan itu terpajang hampir di setiap ruangan. Tak terkecuali ruang makan.
Sesekali, karena Bung Karno juga bisa melukis, ia memperbaiki dan membersihkan sendiri lukisan-lukisan yang rusak atau kotor. Si Bung juga biasa mengajak dialog Guntur, putra sulungnya, tentang cantik-tidaknya wanita yang menjadi obyek lukisan. Ada kalanya Guntur mengakui kemolekan para wanita dalam lukisan, tapi dia juga bisa menggoda sang ayah bahwa penampilan wanita dalam lukisan biasa saja.
Ketika dimintai pendapat tentang lukisan telanjang yang mirip Hartini, perempuan keempat yang diperistri Bung Karno, Guntur menyebutkan, “Enggak cantik, ah. Masih lebih cantik pacar aku, dong.”
Bung Karno tentu menyergah. Ia memuji lukisan karya Basuki Abdullah itu 99 persen mirip sosok perempuan Solo, baik sorot mata, hidung, maupun bentuk bibirnya. “Kalau kau lihat dia bugil di atas kasur, baru kau tahu betapa cantik dan mulusnya dia,” ujar Bung Karno seperti ditulis Guntur dalam buku Bung Karno: Bapakku, Kawanku, Guruku.
“Lo, Bapak tahunya dari mana?” Guntur menyelidik. Kali ini sang ayah cuma tertawa terbahak-bahak sebagai jawaban.
Di kesempatan lain, Bung Karno menerangkan ihwal lukisan bapak-anak yang menjadi pengemis. Ia sengaja memasang lukisan tersebut di ruang makan, “Supaya Bapak, sewaktu makan, selalu ingat kepada Tuhan yang memberi rezeki dan selalu ingat rakyat Indonesia yang masih melarat karena neokolonialisme!”
Menurut sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dr Asvi Warman Adam, sebagai pengagum seni lukis, Bung Karno memiliki pelukis istana, mulai Dullah, Lee Man-Fong, sampai Lim Wasim.
Ketika wafat, ia meninggalkan 2.300 bingkai lukisan. “Mungkin ini koleksi lukisan presiden terbanyak di dunia,” ujarnya.
Sebagian lukisan itu kini masih menghiasi Istana Negara, Istana Merdeka, Tampak Siring, Bogor, dan lainnya.

Titiek Jadi Penyanyi Istana, Koes Bersaudara Dipenjara
Mengenakan kebaya rapi, lengkap dengan kain yang dibebat kencang dan selendang di sisi pinggul, tak membuat Titiek Puspa berani melangkah dengan percaya diri saat memasuki beranda Istana Negara.
Kehadiran Gordon Tobing, yang mendam-pinginya, pun tak bisa mencegah bulu kuduknya merinding. Sekujur tubuhnya kian bergetar hebat saat langkah kaki Bung Karno terdengar menghampiri ruang tamu Istana. “Ini yang namanya Titiek Puspa?” sapa Bung Karno ramah
sambil menjulurkan tangan.
Titiek cuma bisa mengangguk pelan. Kepalanya tertunduk kian dalam. Ia grogi luar biasa.
Bagi Titiek kala itu, Bung Karno bukan cuma seorang presiden.
Dia juga ibarat orang sakti yang punya inner power yang membuat siapa pun yang bertemu. “Rasanya seperti berhadapan dengan orang sakti. Seperti bertemu dewa!” tutur Titiek dalam buku Titiek Puspa: A Legendary Diva karya Alberthiene Endah. Ia antara lain melantunkan Oh Angin dan Kasih di Antara Remaja, yang kala itu sedang jadi
lagu hit. Bung Karno senang dan bertepuk tangan. Titiek pun langsung ditetapkan sebagai penyanyi Istana. Tak cuma itu. Bung Karno juga amat terkesan oleh cara Titiek berkebaya.
Ketika pada 1964 Indonesia akan mengirimkan tim seni budaya ke Floating Fair di sejumlah negara, Bung Karno meminta Titiek sebagai role model. “Lihat itu Titiek Puspa. Cara pakai kainnya tak membuat dia kesulitan berjalan,” ujar Bung Karno.
Lain lagi nasib yang dialami para putra Koeswoyo yang tergabung dalam grup musik Koes Bersaudara. Gara-gara kerap menyanyikan lagu-lagu Barat, mereka harus mendekam di penjara selama tiga bulan. Maklum, kala itu Bung Karno tengah gencar-gencarnya melawan kolonialisme, kapitalisme, dan neokolonialisme.
Penampilan Tonny Koeswoyo bak John Lennon tak mampu mengambil hati Bung Karno kala
itu. "Musik kami dibilang musik ngak-ngik-ngok," kata Yon Koeswoyo saat berbincang dengan Detik di kediamannya di Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat dua pekan lalu. Merek diciduk aparat sehari setelah manggung di rumah Kolonel Koesno di Petamburan, Jakarta. Rupanya seorang anggota staf dari Kedutaan Besar Amerika Serikat turut hadir dalam acara itu. Saat Koes bersaudara manggung, rumah sang kolonel dilempari batu olehPemuda Rakyat.
Mereka tidak suka saat mendengar Koes menyanyikan lagu-lagu The Beatles karena dianggap menentang perintah Bung Karno yang anti-Barat. “Untung Mas Tonny segera keluar dari rumah dan minta maaf serta berjanji tidak akan mengulanginya," ujar Yon.
Para jaksa yang menginterogasi mendesak para personel Koes Bersaudara menyebutkan aktor intelektual di belakang mereka. Mereka dituding melakukan subversi dan diisukan sebagai agen intelijen untuk kepentingan Barat. “Wah, ngeri banget tuduhannya," kata Yon diiringi tawa.
Namun pemenjaraan itu justru menjadikan Koes Bersaudara kian kreatif. Jiwa seni mereka kian terasah dan tak cuma bisa menirukan The Beatles. Selama di bui, Tonny berhasil menciptakan beberapa lagu, baik dalam bahasa Indonesia maupunInggris. Sebut saja Balada Kamar Lima Belas, To the so Called the Guilties, Jadikan Aku Dombamu dan Di dalam Bui.
Semua lagu itu direkam dalam piringan hitam dengan menggandeng perusahaan Dimita Moulding Company dengan label Mesra. “Dan lagu itu meledak di pasar," ujar Yon.
Karena itu, ia dan saudara-
saudaranya tetap menghormati dan mengagumi Bung Karno.
“Bung Karno itu presiden paling dahsyat,” ujar Yon.
Disadur dari
Mengenang Bung Karno
Dirilis Oleh Detik.com

1 komentar:


  1. Mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Artanti Tanti biasa di panggil Anti, TKI tinggal di kota Pontian johor Malaysia,Saya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya, tetap ikhtiar.
    pengen pulang ke indonesia tapi gak ada ongkos pulang. sempat saya putus asa,gaji pun selalu di kirim ke indonesia untuk biaya anak sekolah,sedangkan hutang banyak, kebetulan teman saya buka-buka internet mendapatkan nomor hp Mbah Suro 082354640471 katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan togel dengan keadaan susah jadi saya coba beranikan diri hubungi dan berkenalan dengan beliau Mbah Suro, Dan saya menceritakan keadaan saya.Beliau menyarankan untuk mengatasi masalah perekonomian saya,baiknya melalui jalan togel saja.Dan angka yang di berikan beneran tembus ,4607 dan saya dapat 275 juta alhamdulillah terima kasih banyak ya allah atas semua rerjekimu ini. walaupun ini melalui togel






































































































































    Mbah Suro....

    BalasHapus