Sabtu, 04 Januari 2014

.MENGAPA PEMERINTAH TEGA NAIKKAN HARGA LPG? !!! >>>....INILAH PERMAINAN POLITIK DAN KEKUASAAN..?? . PENCITRAAN POLITIK DAN PAT GULIPAT..?? ..... KONON ADA PERATURAN DIPERMAINKAN... MANA LPG BERSUBSIDI DAN TIDAK BERSUBSIDI...???>> LALU .. DENGAN CARA ITULAH RAKYAT AWAM DIPERMAINKAN.. OLEH PIALANG2...POLITIK DAN MAFIA2... KEKUASAAN YANG SELALU MENGAMBIL KEUNTUNGAN DI AIR KERUH..??>> MUNGKIN ERA PEMIMPIN YANG BERJIWA NASIONALISME.. ITU SUDAH .... RUNTUH..!!! .?? DAN PEJABAT2 YANG PINTAR BERMAIN MANIPULASI SLOGAN KOTOR.. DAN MENIPU RAKYAT..AWAM... MENJADI PUJAAN DAN MENDAPAT PUJIAN SERTA PEMBELAAN.. DENGAN DALIH YANG SUDAH DIATUR DENGAN BERBAGAI LEGALITAS DAN LEGITIMASI PERMAINANNYA...???!! >>> BANYAK HAL2 YANG ... MEMBUAT RAKYAT.. HANYA BISA MENGURUT DADA... DAN TAK MAMPU MELAKUKAN APAPUN.. KECUALI NRIMOOO...???>> AHHH... RAKYAT.. MANA ADA.... MEREKA PARA PEJABAT ITU ...PEDULI...??!! RAKYAT ITU GAK ADA BUDGET..NYA..?? ..SEMUA SUDAH FAHAM...???!! ... >> RAKYAT ITU.. HARUS MENDUKUNG SEMUA KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH... WALAUPUN KAMU2 MODAR.. GAK PENTING..??>> YANG PENTING ...BAHWA SEMUA.... PEJABAT DAN JARINGAN MAFIA SERTA ALUR KEKUASAAN HARUS AMAN...??>> MANA GBHN..NYA... ?? SUDAH GAK ADA.. KAN..?? ERA SBY DKK... ADALAH ERA... FOYA2..DAN MENINDAS DAN MENZHALIMI.... RAKYAT HABIS2-AN..??>> TOKHHHH INI PERIODE KE DUA DAN AKHIR... JADI BEBAAAAS SAJA... KHAAAANN...???... YANG PENTING DAPAT UNTUNG...DOOOOONGNGNG...??? SEMUA JARINGAN DIBAWAH MENTERI ESDAM DLL... HARUS MEMBUAHKAN UNTUNG BESAAARR,...???>> TENTU PERTAMINA SEBAGAI OPERATOR SUDAH DISEDIAKAN PAYUNG2..HUKUM... SEJAK AWAL...YAKNI PERATURAN2...??>> HAYYYOOO SIAPA BERANI.. MELAWAN SAYAAAH....///>>> HEHEHE... HOOORRREEEE......!!!! >>> RASAIN KAMU2... RAKYAT BELOON.. DAN BODOOOH....??? .MMOOODAAARRR KAMUUU... HEHEHE...???>> AKU SBY DKK... INILAH KAMI... DOKTOR2.. DAN SARJANA2 HEBAAT... PILIHAN DAN SAHABAT2... PARA ELIT DUNIAAA... DARI AMEERIIKAAA--- BANK DUNIAAA--- IEEE..EEEM..EFFF...??>> HEHEHEHEEEEE .... HOHOHOOOOOOO...HHUUUUHUUUUHUUUUUU??? .. ALANGKAH BAHAGIAAA... NYAA... KAWAAAN2...??? >> ...... LPG adalah produk yang sepenuhnya dieksploitasi dan diproduksi di dalam negeri. Jadi tidak ada hubungannya sama sekali. Beda misalnya jika LPG itu diimpor...>>> Tapi inilah alasan pemerintah (Pertamina adalah perusahaan milik pemerintah) menaikkan harga LPG 12 kg dari Rp 80 ribu/tabung menjadi Rp 120 ribu sampai Rp 130.000/tabung: karena harga pasar internasional LPG naik, maka LPG domestik harus dinaikan juga karena kalau tidak Pertamina merugi...>>>...Lho, bukankah mustinya Pertamina justru mendapat "durian runtuh" dengan adanya kenaikan harga LPG internasional, karena biaya produksi tidak bertambah namun pendapatan justru meningkat drastis karena sebagian besar LPG Indonesia dijual ke luar negeri? "Durian runtuh" karena kenaikan harga minyak dunia di masa pemerintahan Orde Baru (1973) telah membawa keberkahan luar biasa berupa pembangunan yang sangat pesat. Namun "durian runtuh" dalam "orde reformasi" kok justru membawa kesengsaraan rakyat? Bukankah ini adalah kegilaan?..>>> ...Saya sudah mengingatkan dalam blog ini sejak tahun 2009 yaitu setelah SBY memberikan pidato kemenangan pada pemilu tahun itu: bersiap-siaplah mengalami hal-hal yang buruk. Dan kenaikan harga LPG yang tidak masuk akal ini semakin membuktikan kebenaran peringatan itu setelah hal-hal "tidak masuk akal" lainnya seperti kenaikan harga BBM, TDL, skandal Bank Century, skandal Hambalang, spionase Australia, terorisme dan kejahatan narkoba yang tidak meredup meski pemerintah telah menggelontorkan Rp triliunan APBN yang didapatkan dari berhutang...>> ....Mengapa? Dari sisi regulasi sebenarnya sudah cukup gamblang bahwa kebijakan menentukan harga gas elpiji 12 kg adalah domainnya operator (PT Pertamina). Lihatlah Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2009 bahwa harga jual elpiji untuk pengguna elpiji umum ditetapkan oleh BUMN dengan berpedoman pada harga elpiji (Pasal 25). Komoditas elpiji 12 kg (dan 50 kg) jelas bukan komoditas elpiji yang disubsidi sebagaimana gas elpiji tiga kg. Jadi, tak ada secuil alasan pun bagi regulator (pemerintah) untuk mengintervensi (menolak) kenaikan harga elpiji 12 kg karena hal itu adalah kewenangan operator...>>>



MENGAPA PEMERINTAH TEGA NAIKKAN HARGA LPG?

http://cahyono-adi.blogspot.com/2014/01/mengapa-pemerintah-tega-naikkan-harga.html#.Usg36_teFkg
 

Apa hubungannya harga LPG internasional dengan harga domestik?

LPG adalah produk yang sepenuhnya dieksploitasi dan diproduksi di dalam negeri. Jadi tidak ada hubungannya sama sekali. Beda misalnya jika LPG itu diimpor.

Tapi inilah alasan pemerintah (Pertamina adalah perusahaan milik pemerintah) menaikkan harga LPG 12 kg dari Rp 80 ribu/tabung menjadi Rp 120 ribu sampai Rp 130.000/tabung: karena harga pasar internasional LPG naik, maka LPG domestik harus dinaikan juga karena kalau tidak Pertamina merugi.


Lho, bukankah mustinya Pertamina justru mendapat "durian runtuh" dengan adanya kenaikan harga LPG internasional, karena biaya produksi tidak bertambah namun pendapatan justru meningkat drastis karena sebagian besar LPG Indonesia dijual ke luar negeri? "Durian runtuh" karena kenaikan harga minyak dunia di masa pemerintahan Orde Baru (1973) telah membawa keberkahan luar biasa berupa pembangunan yang sangat pesat. Namun "durian runtuh" dalam "orde reformasi" kok justru membawa kesengsaraan rakyat? Bukankah ini adalah kegilaan?

Saya sudah mengingatkan dalam blog ini sejak tahun 2009 yaitu setelah SBY memberikan pidato kemenangan pada pemilu tahun itu: bersiap-siaplah mengalami hal-hal yang buruk. Dan kenaikan harga LPG yang tidak masuk akal ini semakin membuktikan kebenaran peringatan itu setelah hal-hal "tidak masuk akal" lainnya seperti kenaikan harga BBM, TDL, skandal Bank Century, skandal Hambalang, spionase Australia, terorisme dan kejahatan narkoba yang tidak meredup meski pemerintah telah menggelontorkan Rp triliunan APBN yang didapatkan dari berhutang.

Lihatlah, bagaimana pemerintah telah memperlihatkan sebuah kontradiksi yang sangat mencolok. Setelah mempertunjukkan kesemena-menaannya dengan membunuhi warganya sendiri tanpa melalui proses hukum hanya karena sebuah dugaan kejahatan (terorisme) di Ciputat, pemerintah mengaku tidak bisa apa-apa untuk mencegah kenaikan harga LPG yang ditetapkan Pertamina.

"Pemerintah tidak mempunyai kewenangan untuk mengintervensi harga itu, kecuali yang disubsidi," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengomentari kenaikan harga LPG baru-baru ini.

Pernyataan Hatta sebenarnya mengindikasikan rencana jahat pemerintah selanjutnya, yaitu menaikkan harga LPG 3 kg yang dikomsumsi oleh masyarakat umum. Ia mulai dengan memunculkan istilah "subsidi LPG" yang merujuk pada LPG 3 kg (melon). Padahal di dalam LPG sama sekali tidak ada subsidi. Pertamina mengeksploitasi dan memproduksi langsung dari dalam bumi, tidak mengimpornya dari luar negeri. Harga jual LPG masih lebih besar dari harga produksi dan distribusinya, jadi sama sekali tidak ada subsidi, baik untuk LPG yang 3 kg maupun yang 12 kg.

Ini kalau kita masih menganggap difinisi subsidi sebagai "ongkos yang dikeluarkan untuk menutupi kerugian akibat harga jual yang lebih rendah dari biaya produksi". Atau pemerintah telah menentukan definisi sendiri tentang subsidi, yaitu peluang keuntungan yang hilang karena  menerapkan harga jual yang lebih rendah dari harga internasional. Dan pastinya pemerintah telah menggunakan definisi baru ini untuk menaikkan harga LPG 12 kg. Jadi bersiap-siaplah menerima kenaikan harga LPG 3 kg, dan juga hal-hal yang lebih buruk lainnya selama para komprador asing masih bercokol di pemerintahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar