Selasa, 31 Desember 2013

ADA APA DENGAN RAJA2 SAUDIA..??>> APA YANG MEREKA CARI..??>> SIAPA SESUNGGUHNYA RAJA2 SAUDIA ARABIA.. ITU...??>> KOK MENGADU DOMBA SESAMA MUSLIM.. DENGAN UANG DAN PERSAHABATANNYA DENGAN BARAT... MALAH MENJADI PENGACAU DI KAWASAN TIMUR TENGAH..??>> KINI BANYAK TANDA TANYA DENGAN RAJA2 SAUDIA ITU...??>> Badan intelijen dan keamanan militer Lebanon dalam salah satu operasinya berhasil meringkus Majed Al Majed, pentolan kelompok teroris Arab Saudi, Brigade Abdullah Azzam....>>> Salah seorang pejabat di badan intelijen dan keamanan militer Lebanon, Selasa (31/12) malam mengatakan, "Majed Al Majed sejak lama menjadi target operasi sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan Lebanon karena dituduh mendukung terorisme serta berhubungan dengan jaringan teroris Al Qaeda." Stasiun televisi Alalam, Selasa petang menayangkan berita penangkapan seorang teroris asal Saudi yang selama ini dikejar-kejar Lebanon....>>> Situs berita Al Safir, Lebanon hari ini, Rabu (1/1) dini hari melaporkan, sebuah sumber di Dewan Keamanan Nasional Amerika membenarkan berita keberhasilan militer Lebanon menangkap Majed Al Majed...>>> ...Sejumlah sumber keamanan Lebanon membenarkan berita penangkapan Majed Al Majed, warga Arab Saudi, salah satu pemimpin kelompok teroris Al Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan ke Kedutaan Besar Iran di Beirut...>>> ..Seorang analis politik mengatakan Arab Saudi memainkan peran negatif dan merusak di seluruh Timur Tengah, termasuk Lebanon, Press TV melaporkan, Sabtu 28/12/13. ..>>>.... Arab Saudi telah memberikan bantuan sebesar tiga miliar dollar, dua kali dari anggaran militer nasional Libanon, sedangkan sumber utama pertumpahan darah dan aksi terorisme di Libanon adalah langkah Riyadh sendiri...>>> Dalam sebuah artikel, Finian Cunningham menulis, Arab Saudi telah memberikan bantuan sebesar tiga miliar dollar, dua kali dari anggaran militer nasional Libanon, sedangkan sumber utama pertumpahan darah dan aksi terorisme di Libanon adalah langkah Riyadh sendiri...>>> Analisitu menunjuk pada serangan teroris pada Jumat di Libanon dan mengatakan, Hizbullah dan pemerintah Suriah telah mengutuk insiden itu, namun sebagian kelompok di Libanon dan Arab Saudi menyalahkan gerakan perlawanan dan Damaskus tanpa memberikan bukti apapun..>> "Saya tidak berpikir dapat Saudi memainkan permainan yang fair dalam membawa stabilitas ke Libanon. Mereka justru mencegah Libanon untuk membentuk pemerintah, dan ini adalah cara Saudi untuk menghambat proses perdamaian. Jadi rezim Saudi tidak mendukung stabilitas di Libanon, " kata Kamel Wazne dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu 28/12. "Bahkan, Arab Saudi memainkan peran destruktif tidak hanya di Libanon, tapi di seluruh wilayah. Saudi menolak untuk mengambil solusi politik untuk banyak krisis, di Libanon, di Yaman, di Bahrain, dan di Suriah," tambahnya . ...>>> Sumber-sumber Palestina mengungkapkan bahwa sebuah delegasi negara Arab Teluk Persia baru-baru ini mengadakan pertemuan rahasia dengan para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Farsnews melaporkan, Minggu (22/12/13). "Sebuah delegasi, termasuk dua pejabat tinggi, negara Arab Teluk Persia melakukan perjalanan ke wilayah Palestina yang diduduki 10 hari yang lalu," ungkap sumber-sumber informasi pada mingguan al-Manar pada hari Minggu (22/12/13). "Delegasi tingkat tinggi itu tinggal di wilayah pendudukan selama 48 jam dan meninggalkan Tel Aviv sebelum badai musim dingin Alexa baru-baru ini," kata sumber tersebut...>>> Sumber itu tak mengungkapkan kebangsaan para anggota delegasi tapi al-Manar melaporkan bahwa pertemuan serupa juga diadakan antara pejabat Saudi dan Israel di kota Monaco kurang lebih seminggu lalu. Mingguan itu juga melaporkan awal bulan ini bahwa delegasi militer senior dari Arab Saudi diam-diam mengunjungi entitas Zionis untuk membahas kesepakatan nuklir yang dicapai antara Iran dan kekuatan dunia bulan November lalu...>>> Sementara radio Israel juga melaporkan bahwa Wakil Menteri Pertahanan Saudi, Salman bin-Sultan yang merupakan saudara ketua intelijen Saudi, Pangeran Bandar bin Sultan bin Abdulaziz, baru saja mengunjungi entitas Zionis. Radio Israel itu mengatakan bahwa Salman Bin Sultan yang didampingi dua petugas Saudi diam-diam bertemu dengan para pemimpin keamanan Israel....>>> Damaskus secara resmi meminta Dewan Keamanan PBB untuk menuntut Turki dan semua negara yang mendukung militan yang beroperasi di Suriah. Dalam sebuah surat untuk Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon yang disampaikan hari Senin (30/12/13), Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja'afari mengatakan bahwa membantu militan merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi-resolusi badan-badan internasional, termasuk resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB...>>> Situs berita Amerika Serikat, Veterans Today seperti dikutip Tasnim News (1/1) dalam laporannya terkait Lebanon, menyebut Saudi sebagai pelaku teror terhadap Mohammad Chatah...>>> Salah satu media Barat mengungkap peran Arab Saudi dalam aksi teror yang menewaskan mantan Menteri Keuangan Lebanon, Mohammad Chatah dan jejak keterlibatan Bandar bin Sultan, Kepala Badan Intelijen Saudi dalam ledakan-ledakan teror di Rusia...>>> Media Amerika itu menegaskan, "Penyandang dana terorisme dan kelompok-kelompok ekstrem, membantu militer Lebanon untuk menghantam Hizbullah dan untuk menciptakan perang mazhab di Lebanon." ..>>> “There were no hijackers, there were no hijackings, this has been proved in many, many ways,” Dr. Barrett said on Saturday. “Ten of the 19 guys they blamed were still alive after 9/11,” he added....>>> The September 11, 2001 attacks in the US were a “false flag” operation carried out jointly by the US, Israel and Saudi Arabia with “Zionists playing the lead role,” an analyst tells Press TV. ..>>> The September 11 attacks, also referred to as 9/11 were a series of four coordinated attacks upon the US cities of New York and the Washington, DC which killed nearly 3,000 people...>> ...BBC mischaracterized me – I do NOT believe the official story of WTC-7!...>>>


Perang Suriah
Bantuan Militer Saudi untuk Libanon Targetkan Hizbullah
Bantuan Militer Saudi untuk Libanon Targetkan Hizbullah
30 Dec 2013 22:40
Islam Times- http://www.islamtimes.org/vdcbzsbffrhbfwp.qnur.txt

Arab Saudi telah memberikan bantuan sebesar tiga miliar dollar, dua kali dari anggaran militer nasional Libanon, sedangkan sumber utama pertumpahan darah dan aksi terorisme di Libanon adalah langkah Riyadh sendiri.

Bantuan militer besar dari Arab Saudi untuk Libanon adalah langkah Riyadh untuk menghasut tentara Libanon untuk melawan gerakan perlawanan Hizbullah, menurut analis politik di Press TV, Senin, 30/12/13.

Dalam sebuah artikel, Finian Cunningham menulis, Arab Saudi telah memberikan bantuan sebesar tiga miliar dollar, dua kali dari anggaran militer nasional Libanon, sedangkan sumber utama pertumpahan darah dan aksi terorisme di Libanon adalah langkah Riyadh sendiri.

Pada hari Minggu 29/12/13, Presiden Libanon Michel Suleiman mengatakan, Arab Saudi memberikan bantuan kepada tentara Libanon sebesar tiga miliar dollar dan menyebutnya bantuan militer terbesar yang pernah diberikan kepada negara itu.

Bantuan menonjol sebesar tiga miliar dollar oleh Arab Saudi itu yang katanya untuk meningkatkan keamanan Libanon hanyalah cerita belaka untuk menutupi kekerasan di negara itu, serta untuk memberikan pengaruh militer dalam melawan Hizbullah Libanon," kata Cunningham .

Analisitu menunjuk pada serangan teroris pada Jumat di Libanon dan mengatakan, Hizbullah dan pemerintah Suriah telah mengutuk insiden itu, namun sebagian kelompok di Libanon dan Arab Saudi menyalahkan gerakan perlawanan dan Damaskus tanpa memberikan bukti apapun.(IT/TGM)

[terima file dimaksud]

Saturday 28 December 2013 21:45
Arab Saudi Mainkan Peran Destruktif di Kawasan
IslamTimes. 
Seorang analis politik mengatakan Arab Saudi memainkan peran negatif dan merusak di seluruh Timur Tengah, termasuk Lebanon, Press TV melaporkan, Sabtu 28/12/13.
Arab Saudi Mainkan Peran Destruktif di Kawasan

http://www.islamtimes.org/vdciuwappt1apr2.k8ct.html
Analis politik mengatakan Arab Saudi memainkan peran destruktif dan merusak di seluruh Timur Tengah, termasuk Libanon, Press TV melaporkan, Sabtu 28/12/13.

"Saya tidak berpikir dapat Saudi memainkan permainan yang fair dalam membawa stabilitas ke Libanon. Mereka justru mencegah Libanon untuk membentuk pemerintah, dan ini adalah cara Saudi untuk menghambat proses perdamaian. Jadi rezim Saudi tidak mendukung stabilitas di Libanon, " kata Kamel Wazne dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu 28/12.

"Bahkan, Arab Saudi memainkan peran destruktif tidak hanya di Libanon, tapi di seluruh wilayah. Saudi menolak untuk mengambil solusi politik untuk banyak krisis, di Libanon, di Yaman, di Bahrain, dan di Suriah, " tambahnya .


Dia juga mengkritik Arab Saudi yang mengirimkan berbagai senjata dan tentara bayaran untuk berperang di Suriah dan untuk meningkatkan ketegangan di Libanon, mengatakan Kerajaan harus membantu perdamaian regional dan menolak untuk memicu konflik di wilayah tersebut.(IT/TGM)
Monday 23 December 2013 11:27

Hubungan Zionis-Saudi
Penguasa Saudi Diam-Diam Berdialog dengan Netanyahu
Islam Times - http://www.islamtimes.org/vdcevx8xwjh8xxi.rabj.html
"Sebuah delegasi, termasuk dua pejabat tinggi, negara Arab Teluk Persia melakukan perjalanan ke wilayah Palestina yang diduduki 10 hari yang lalu," ungkap sumber-sumber informasi pada mingguan al-Manar pada hari Minggu (22/12/13).
Benjamin Netanyahu (Farsnews)
Benjamin Netanyahu (Farsnews)

Sumber-sumber Palestina mengungkapkan bahwa sebuah delegasi negara Arab Teluk Persia baru-baru ini mengadakan pertemuan rahasia dengan para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Farsnews melaporkan, Minggu (22/12/13).

"Sebuah delegasi, termasuk dua pejabat tinggi, negara Arab Teluk Persia melakukan perjalanan ke wilayah Palestina yang diduduki 10 hari yang lalu," ungkap sumber-sumber informasi pada mingguan al-Manar pada hari Minggu (22/12/13).

"Delegasi tingkat tinggi itu tinggal di wilayah pendudukan selama 48 jam dan meninggalkan Tel Aviv sebelum badai musim dingin Alexa baru-baru ini," kata sumber tersebut.


Mereka juga mengatakan bahwa delegasi Arab itu sangat dilindungi oleh pasukan keamanan Israel dan bertemu dengan pejabat kementerian luar negeri, kementrian pertahanan Israel dan Netanyahu.

Sumber itu tak mengungkapkan kebangsaan para anggota delegasi tapi al-Manar melaporkan bahwa pertemuan serupa juga diadakan antara pejabat Saudi dan Israel di kota Monaco kurang lebih seminggu lalu.

Mingguan itu juga melaporkan awal bulan ini bahwa delegasi militer senior dari Arab Saudi diam-diam mengunjungi entitas Zionis untuk membahas kesepakatan nuklir yang dicapai antara Iran dan kekuatan dunia bulan November lalu.


Sementara radio Israel juga melaporkan bahwa Wakil Menteri Pertahanan Saudi, Salman bin-Sultan yang merupakan saudara ketua intelijen Saudi, Pangeran Bandar bin Sultan bin Abdulaziz, baru saja mengunjungi entitas Zionis.

Radio Israel itu mengatakan bahwa Salman Bin Sultan yang didampingi dua petugas Saudi diam-diam bertemu dengan para pemimpin keamanan Israel.

Delegasi Saudi itu juga mengunjungi salah satu basis militer Israel ditemani anggota senior staf dewan Israel.[IT/FN/NAT]
Gejolak Suriah
Suriah Minta DK PBB Tuntut Turki
Islam Times - http://www.islamtimes.org/vdcevx8xwjh8xxi.rabj.html
"Pihak berwenang Turki secara sistematis memberi bantuan dengan memasok senjata pada teroris yang beroperasi di sejumlah kabupaten di Suriah,” katanya.
Bashar Ja
Bashar Ja'afari, Duta Suriah di PBB

Damaskus secara resmi meminta Dewan Keamanan PBB untuk menuntut Turki dan semua negara yang mendukung militan yang beroperasi di Suriah.

Dalam sebuah surat untuk Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon yang disampaikan hari Senin (30/12/13), Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja'afari mengatakan bahwa membantu militan merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi-resolusi badan-badan internasional, termasuk resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB.


"Pihak berwenang Turki secara sistematis memberi bantuan dengan  memasok senjata pada teroris yang beroperasi di sejumlah kabupaten di Suriah,” katanya.

"Mereka mendukung kelompok-kelompok yang setiap hari melakukan serangan teroris terhadap rakyat Suriah, gedung-gedung pemerintah, dan fasilitas infrastruktur lainnya," tulis diplomat itu.

Ja'afari menunjukkan bahwa para teroris tak berhenti menyerang rumah sakit, sekolah dan tempat-tempat suci Muslim dan Kristen, diplomat dan bahkan anak-anak.

"Mereka dilatih di perbatasan Suriah dan pihak berwenang Turki membantu mereka menembus Suriah," kata surat itu.

Suriah dicengkeram kerusuhan mematikan sejak tahun 2011. Menurut laporan, negara-negara Barat dan sekutu regional mereka terutama Qatar, Arab Saudi, dan Turki mendukung pemberontak yang beroperasi di dalam Suriah.

Sementara korban tewas, menurut data PBB, berjumlah lebih dari 100.000 orang. Dan jutaan lain warga terpaksa menjadi pengungsi.[IT/r]

Keberhasilan Militer Lebanon Meringkus Pentolan Teroris Saudi

Badan intelijen dan keamanan militer Lebanon dalam salah satu operasinya berhasil meringkus Majed Al Majed, pentolan kelompok teroris Arab Saudi, Brigade Abdullah Azzam.

Salah seorang pejabat di badan intelijen dan keamanan militer Lebanon, Selasa (31/12) malam mengatakan, "Majed Al Majed sejak lama menjadi target operasi sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan Lebanon karena dituduh mendukung terorisme serta berhubungan dengan jaringan teroris Al Qaeda." Stasiun televisi Alalam, Selasa petang menayangkan berita penangkapan seorang teroris asal Saudi yang selama ini dikejar-kejar Lebanon.

Beberapa media sebelumnya mengumumkan bahwa Majed Al Majed, anggota Brigade Abdullah Azzam di Lebanon sejak lama sudah meninggalkan negara itu untuk berperang di Suriah.

Baru-baru ini Brigade Abdullah Azzam mengaku bertanggung jawab atas aksi peledakan di dekat Kedutaan Besar Iran di Beirut dan teror terhadap Hassan Al Laqqis, salah seorang komandan senior Hizbullah, Lebanon.
 
Akibat dua ledakan bom yang terjadi di dekat Kedubes Iran di Beirut, ibukota Lebanon pada 19 November 2013, 25 orang termasuk Ebrahim Ansari, Atase Kebudayaan Kedubes Iran di Lebanon gugur dan 150 lainnya luka-luka.
 
Tidak lama setelah itu pada 4 Desember 2013, Hassan Al Laqqis, salah seorang komandan Hizbullah gugur diterjang peluru para teroris di depan kediamannya di wilayah Al Hadath, Beirut.

Situs berita Al Safir, Lebanon hari ini, Rabu (1/1) dini hari melaporkan, sebuah sumber di Dewan Keamanan Nasional Amerika membenarkan berita keberhasilan militer Lebanon menangkap Majed Al Majed.

Surat kabar Lebanon, Al Safir menulis, beberapa sumber terpercaya mengatakan, teroris Saudi ini diringkus militer Lebanon Jumat malam lalu ketika keluar dari rumah sakit Al Makassed, Beirut.

Menurut Al Safir, sekalipun militer Lebanon berusaha menutup-nutupi berita penangkapan Al Majed karena alasan keamanan, namun pada akhirnya seluruh media mengetahuinya.

Mengutip sumber-sumber terpercaya, Al Safir melaporkan, lembaga-lembaga  pemerintah Lebanon akan menyampaikan pernyataan resmi seputar keberhasilan militer Lebanon dalam menangkap gembong teroris Saudi tersebut.

Aparat keamanan dan militer Lebanon, pasca ledakan teror tanggal 27 Desember 2013 di Beirut yang menewaskan delapan orang termasuk Mohammad Chatah, mantan Menteri Keuangan Lebanon dan melukai lebih dari 70 lainnya, memperingatkan agar diambil tindakan tegas terhadap para teroris.

Beberapa sumber media dan politik mengumumkan, Saudi ingin menciptakan instabilitas di Lebanon dengan mendukung para teroris dan melancarkan aksi-aksi teror di negara tersebut. Sehubungan dengan hal ini beberapa waktu lalu Bandar bin Sultan, Kepala  Badan Intelijen Saudi mengontak pasukannya dan kelompok-kelompok teroris dukungan keluarga kerajaan Al Saud di kawasan.

Bandar mengaku tidak tahan melihat peran luas Hizbullah di pemerintahan baru Lebanon dan akseptabilitas mereka di tengah masyarakat Lebanon bahkan di kawasan. Oleh karena itu Bandar terus melancarkan aksi-aksi terornya di Lebanon untuk merusak citra Hizbullah.

Keberhasilan militer Lebanon menangkap Majed Al Majed, pentolan kelompok teroris Brigade Abdullah Azzam telah mengungkap dengan jelas motif asli Saudi yang mendukung para teroris, khususnya aksi-aksi merusaknya di Lebanon. (IRIB Indonesia/HS)

Lebanon Benarkan Berita Penangkapan Pelaku Teror di Kedubes Iran

 
Sejumlah sumber keamanan Lebanon membenarkan berita penangkapan Majed Al Majed, warga Arab Saudi, salah satu pemimpin kelompok teroris Al Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan ke Kedutaan Besar Iran di Beirut.

Situs berita Al Manar seperti dikutip Tasnim News (1/1) melaporkan, sumber keamanan Lebanon mengumumkan, aparat keamanan Lebanon beberapa hari lalu menangkap Majed Al Majed, pentolan kelompok teroris, Brigade Abdullah Azzam untuk wilayah Syam.

Sumber itu menambahkan, "Peristiwa-peristiwa yang terjadi dua pekan lalu di kota Saida, di Selatan Lebanon dimaksudkan untuk membebaskan Majed Al Majed." Sampai saat ini informasi terkait ditangkapnya Al Majed ketika tengah melarikan diri ke wilayah Bekaa, di Timur Lebanon masih simpang siur.

Informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan sebelumnya menunjukkan bahwa teroris Saudi itu beberapa bulan lalu masuk ke Suriah dan berbaiat kepada Abu Mohammed Al Joulani, Pemimpin Front Al Nushra.

Delapan tahun lalu, Al Majed memasuki Lebanon dan ikut dalam pertempuran Nahr Al Bared, melawan militer Lebanon. Dari sana ia pergi ke kamp pengungsian Ain Al Hilweh di Selatan Saida.

Brigade Abdullah Azzam bertanggung jawab atas penembakan roket ke sejumlah wilayah Lebanon dan peledakan bom di dekat Kedutaan Besar Iran di Beirut. (IRIB Indonesia/HS)

Media AS: Saudi Pelaku Teror di Lebanon dan Ledakan di Rusia 

http://indonesian.irib.ir/hidden-2/-/asset_publisher/yzR7/content/media-as-saudi-pelaku-teror-di-lebanon-dan-ledakan-di-rusia?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-2%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_yzR7%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-2%26p_p_col_count%3D1 

Salah satu media Barat mengungkap peran Arab Saudi dalam aksi teror yang menewaskan mantan Menteri Keuangan Lebanon, Mohammad Chatah dan jejak keterlibatan Bandar bin Sultan, Kepala Badan Intelijen Saudi dalam ledakan-ledakan teror di Rusia.
 
Situs berita Amerika Serikat, Veterans Today seperti dikutip Tasnim News (1/1) dalam laporannya terkait Lebanon, menyebut Saudi sebagai pelaku teror terhadap Mohammad Chatah.

Veterans Today menulis, "Saudi meneror Mohammad Chatah, mantan Menteri Keuangan Lebanon untuk mengobarkan perang mazhab di negara itu."

Ditambahkannya, "Ledakan-ledakan teror yang melanda Rusia di kota Volgograd pada kenyataannya adalah ancaman terselubung Bandar bin Sultan. Bantuan Saudi kepada militer Lebanon sebenarnya adalah langkah propaganda untuk memperbaiki citra Saudi yang tangannya berlumuran darah akibat aksi-aksi teror yang terjadi mulai dari pantai Laut Mediterania sampai ke wilayah Kaukasus, Rusia."

Media Amerika itu menegaskan, "Penyandang dana terorisme dan kelompok-kelompok ekstrem, membantu militer Lebanon untuk menghantam Hizbullah dan untuk menciptakan perang mazhab di Lebanon."
 
Jejak Saudi dapat ditemukan di dua ledakan kota Volgograd, Rusia, terutama ledakan yang baru-baru ini terjadi di Dagestan. Diperkirakan pelakunya adalah Doku Umarov, warga Checnya suruhan Saudi yang pasukannya sedang bertempur di Suriah. Ledakan-ledakan di Rusia terjadi setelah sebelumnya Bandar bin Sultan mengancam akan menyerang pelaksanaan olimpiade musim dingin. (IRIB Indonesia/HS)

9/11 attacks carried out by US, Israel and Saudi Arabia

Press TV


YouTube - Veterans Today -http://www.veteranstoday.com/2013/12/21/saudi911/
The September 11, 2001 attacks in the US were a “false flag” operation carried out jointly by the US, Israel and Saudi Arabia with “Zionists playing the lead role,” an analyst tells Press TV. 

On Thursday, a US federal court ruled that relatives of people who died in the 9/11 attacks can sue Saudi Arabia, reversing a lower court ruling in 2002 that had found the kingdom immune from lawsuits.

The complaint states that much of the funding for the al-Qaeda terrorists involved in the attacks on the World Trade Center and the Pentagon came from Saudi Arabia.

Dr. Kevin Barrett, a member of the Scientific Panel for the Investigation of 9/11, rejects the official narrative, saying Saudi Arabia is a “puppet of the US and other Western governments.”

bandar-bush

“There were no hijackers, there were no hijackings, this has been proved in many, many ways,” Dr. Barrett said on Saturday. “Ten of the 19 guys they blamed were still alive after 9/11,” he added.

Rather, he said, “Saudi intelligence was used by the real perpetrators of Sept. 11 to create a legend, to set up the patsies who would be blamed for this event.”

Dr. Barrett said a “suppressed” report by the Congressional Joint Inquiry of 2002 would shed light on the true perpetrators of the attacks, should it become public. The controversial document, however, has remained classified to this day.
Former Sen. Bob Graham (D-Fla.) who chaired the inquiry at the time has stated that the document includes information “implicating a foreign government,” Dr. Barrett said. “But there has been such a cover-up,” he added.

The September 11 attacks, also referred to as 9/11 were a series of four coordinated attacks upon the US cities of New York and the Washington, DC which killed nearly 3,000 people.

Related Posts:

Short URL: http://www.veteranstoday.com/?p=281751

Frank Greening: BBC mischaracterized me – I do NOT believe the official story of WTC-7!

http://www.veteranstoday.com/2013/12/20/greening/

_71782145_img6ashxBy Kevin Barrett, TruthJihad.com


Frank Greening – whom I just interviewed for Truth Jihad Radio – is the world’s most-quoted “independent scientist who supports the US government position on the destruction of the World Trade Center skyscrapers.” In fact, he may be the ONLY well-informed independent scientist who has made an honest effort to take the government’s side on this issue. The only problem: Frank Greening no longer supports the US government’s position! In fact, he knows full well that the official explanation for the destruction of Building 7 is preposterous.

The BBC recently quoted Greening extensively in its story about the Ottowa AE911Truth ad campaign focusing on Building 7.  One would think that Greening, the BBC’s most-quoted expert – in fact, its only actual expert – would have his views of WTC-7 accurately portrayed. But the BBC is apparently still dedicated to covering up the obvious controlled demolition of WTC-7. Why? Perhaps because BBC’s complicity in the world’s worst-ever crime against humanity was revealed on the afternoon of 9/11, when the network jumped the gun and allowed reporter Jane Standley to read the script about the “collapse” of WTC-7 twenty minutes before that “collapse” happened.

BBC reporter Tara McKelvey apparently used her preconceptions, rather than her ears and her notes, when she massively distorted Greening’s position on 9/11 in the recent article Canadians wary of 9/11 explanations – and of US officials.

McKelvey’s BBC story portrayed Greening as a typically anti-American Canadian who immediately leaped to the conclusion that 9/11 was an inside job based on his mistrust of the US government:

“Frank Greening, a nuclear scientist who lives in Hamilton, Ontario, knows the people behind the organisation – truthers, as they are known – well. He first met them years ago.
“Like them, he initially thought there was something more to the story of 9/11 than the US government let on. To him it seemed unlikely that a small group such as al-Qaeda could have pulled off such a monumental act of horror.
“Besides like many Canadians, he harbours a deep scepticism of US officials and their explanations for why things happen.”

In fact Greening’s initial questions about 9/11 had nothing to do with anti-Americanism, and everything to do with his scientific background. As a scientist, he recognized that the official version of what happened to the WTC skyscrapers was highly improbable on its face.

The BBC version of what happened next:
Greening “decided to do his own research” and “discovered that al-Qaeda did in fact have the capacity to destroy the World Trade Center.”

The above BBC statement is not just a lie, but completely preposterous. Greening did not research al-Qaeda’s capacity to do anything. If he had, he would have learned that the alleged “muscle hijackers” were five foot one-hundred-pound weaklings, the “hijacker pilots” could not fly Cessnas much less airliners, the “radical Muslim hijackers” were booze-swilling, coke-snorting, pork-chop-relishing lap-dancer-dating impostors…and that the leading Arab expert, Mohamed Heikal, revealed immediately after 9/11 that “al-Qaeda” was laughably inept:

“I laugh because I know what is there. Bin Laden has been under surveillance for years: every telephone call was monitored and al-Qaida has been penetrated by American intelligence, Pakistani intelligence, Saudi intelligence, Egyptian intelligence. They could not have kept secret an operation that required such a degree of organisation and sophistication.” 

In fact, Greening did no research on al-Qaeda; he simply attempted to show that the Twin Towers could have fallen down in more or less the way the US government claims they did.

The BBC says Greening thinks he “proved truther theories wrong.” Another bald-faced lie. Greening did no such thing, as he tells the world in this interview with Truth Jihad Radio. He simply did his best to play devil’s advocate against the controlled demolition hypothesis, with results that he admits are inconclusive.
The BBC article follows its mendacious claim that Greening “proved truther theories wrong” with this surprise ending:

“Like conspiracy theorists and truth-seekers in Canada, the US and everywhere else, he believes there is a bigger story that has not yet been told.
“‘My motive was not to silence anybody, but to get to the truth,’ he said. ‘If I ever make it to heaven, my first question will be: ‘OK, tell me what really happened on that day.’”

OK, BBC, let me get this straight: Greening “proved truther theories wrong” but still doesn’t believe the government version. Is Greening schizoid, or is it the BBC?
It’s the BBC.

My interview with Frank Greening, recorded Friday, December 20th, exposes the BBC’s lies and distortions, and reveals that Frank Greening – like the more than two thousand architects and engineers who are buying the billboards in Ottowa – recognizes that the official story of WTC-7′s collapse is a joke, and that the official version of 9/11, taken as a whole, is – shall we say – highly dubious.

My interview with Frank Greening will be broadcast tomorrow, Sat., December 21st, 10-11:00 a.m. Central (1500 GMT) on NoLiesRadio.org, archived here. Note: TruthJihad.com subscribers can listen to shows on-demand before they are broadcast – and also get free downloads! If you are a subscriber, just log in to the members area of TruthJihad.com and go to the “Private Blog” to get early access to the shows.

Related Posts:

Short URL: http://www.veteranstoday.com/?p=281622


Tidak ada komentar:

Posting Komentar