Minggu, 02 Juni 2013

PERANG SURIAH-PBB-HAM-TURKI DAN NEGARA-ARAB...?? ADA APA SEMUA ITU..?? RAKYAT SURIAH BERSATULAH...DAN HINDARKAN PERPECAHAN..DAN ADU DOMBA.....YANG DIDALANGI ASING...DAN KOLABORASI ANTEK2 PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL...???..>> AWAS PBB-DAN REGIM JAHAT .... AS-ISRAEL-NEGARA2 ARAB...ANTEK2 PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL... DKK...??>> MEREKA BERMAIN JAHAT..DAN KOTOR DAN BENGIS TERHADAP RAKYAT DAN BANGSA YANG INGIN KUAT DAN MANDIRI...??>> JADILAH BANGSA DENGAN JIWA MERDEKA DAN JATI DIRI YANG MURNI..UNTUK BERSATU...DAN TETAP KOKOH MEMBANGUN,,,DENGAN AJARAN FURQON DAN SABDA2 SHAHIH RASULULLAH SAW...YANG LURUS...DAN KUATKAN AKHLAK KARIM...??>> AWAS KEKEJAMAN DAN KESERAKAHAN KAUM NEOLIBS-NEOKONS-NEKOLIM...YANG SANGAT TERKONSEP DAN AGENDA2...YANG SANGAT MERUSAK....AKHLAK UMMAT MUSLIMIN..??? THAAT DAN IKHLAS KEPADA ALLAH RABBUL ALAMIEN....??....Senjata-senjata mereka dan amunisi disita, selain dokumen-dokumen palsu pada mereka, menurut sumber itu. Sementara itu, satuan-satuan angkatan bersenjata menghancurkan sarang mereka dan tempat pertemuan mereka di Darkoush dan dekat bundaran al-Janoudiyehn di Jisr al-Shughour di pedesaan Idleb, kata satu sumber militer. Sumber itu mengatakan kepada wartawan SANA sarang teroris lain yang dihancurkan di daerah-daerah Binnesh, Taftanaz, Serjeh, al-Nairab, Jidar Bkafloun, Abo al-Duhour, Maaret al-Numan, Jarjanaz, Jabal al-Arbain dan di pedesaan Sarmin...>> Menteri Dalam Negeri Turki, Muammer Guler, Sabtu menyatakan, polisi telah menahan 839 orang dalam 90 titik demonstrasi yang berbeda di Turki. ''839 orang ditahan di berbagai kota, beberapa dari mereka telah dibebaskan,'' ucap dia kepada televisi negara Turki, seperti dikutip dari Reuters. Ia menambahkan 79 orang terluka dalam kerusuhan tersebut. Sebelumnya, 5000 pengunjuk rasa melempari kantor perdana menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dengan batu dan alat lainnya. ...>> Seorang analis dari Universitas Gazi di Ankara, Ahmet Cigdem mengatakan meski demonstrasi begitu besar, Erdogan takkan dijatuhkan seperti Husni Mubarak di Mesir. Hal ini juga menurut dia takkan terjadi Arab Spring versi Turki di negeri itu. Namun protes bisa menjadi sinyal bahwa beberapa aturan pemerintah ada yang tak disukai masyarakat...>> Satu bom meledak dekat kantor polisi di distrik Jabar, Damaskus Ahad (2/6), menewaskan setidaknya delapan anggota pasukan keamanan Suriah saat pertempuran berkobar antara pemberontak dan pasukan pemerintah, kata satu kelompok pemantau. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan ledakan di daerah timur ibu kota itu, tampaknya dilakukan kelompok garis keras Front Al-Nusra yang bersekutu dengan Al Qaida, kendatipun tidak ada segera konfirmasi....>> "Setidaknya delapan tentara pemerintah tewas dan sejumlah warga sipil cedera, setelah satu ledakan hebat yang berasal dari bom mobil menghantam daerah Jubar dekat satu kantor polisi," kata direktur Observatorium itu Rami Abdel Rahman kepada AFP. Tidak ada segera informasi mengenai serangan itu di media resmi Suriah...>> Wartawan BBC di Jenewa, Imogen Foulkes mengatakan adanya fakta yang bahwa ICRC dan PBB mengeluarkan pernyataan soal kondisi Qusair dalam waktu yang sama menunjukan betapa putus asanya kedua lembaga itu terhadap situasi yang terjadi saat ini. Namun pernyataan bahwa Qusair berada dalam kondisi gawat dimentahkan oleh Rusia. Mereka mengkritisi sikap PBB yang tidak bersuara saat Qusair dikuasai oleh pemberontak...>> Qusair merupakan kota yang terletak sekitar 10 km dari perbatasan Libanon dan merupakan salah satu lokasi kunci dalam jalur penyaluran logistik maupun penyelundupan senjata ke Suriah. Kota ini juga terletak dekat dengan jalan utama yang menghubungan kota Homs dengan Damaskus...>> Pihak Palang Merah Internasional meminta supaya akses ke Qusair dibuka. Hal ini dikarenakan sejak pertempuran kubu pemberontak dengan pemerintah Suriah telah membuat pasokan obat, makanan dan air menjadi langka. Seperti dikutip BBC, ada sekitar 30 ribu warga sipil yang masih berada di kota Qusair. Kawasan Qusair yang dikuasai oleh kelompok pemberontak saat ini telah dikepung oleh pasukan pemerintah Suriah dan Hizbullah. "Warga sipil dan mereka yang mengalami luka adalah kelompok paling beresiko jika pertempuran terus berlanjut," ujar Ketua Operasi ICRC di Suriah, Robert Mardini...>> Persatuan Bangsa-Bangsa mengingatkan semua pihak yang terlibat dalam Perang Sipil Suriah. PBB menyatakan perang yang semakin dalam dan meluas ke beberapa negara tetangga itu hanya akan menambah korban rakyat sipil. Reuters mengabarkan hingga Sabtu, (1/6)pasukan Suriah dan gerilyawan Hizbullah masih berperang di kota Al Qusair, perbatasan Suriah dan Libanon. Sementara PBB terus mengingatkan bahwa ada puluhan ribu rakyat sipil yang terperangkap di sana. Kelompok Observasi HAM pendukung oposisi mengatakan saat ini hampir semua sisi kota Qusair dan desa di sekitarnya di kuasai pasukan militer Suriah dibantu Hizbullah...>> Penuturan Mahasiswa Indonesia di tengah Demonstran..TURKI..?? .>> Saya pun ikut berlari. Menjauh dari Istana. ..>> Protes tersebut berawal pada 26 Mei lalu, ketika demonstran berupaya menghalangi buldoser yang akan menghancurkan Taman Gezi, berada di pusat kota Lapangan Taksim. Makin lama, protes melebar hingga beberapa kota besar di Turki. Protes atas rencana pembangunan mal itu makin tersulut pernyataan Erdogan bahwa pemerintah akan meneruskan proyek itu. "Apapun yang kalian lakukan, kami sudah mengambil keputusan. Kami akan menjalankan keputusan itu," ujar Erdogan, 29 Mei lalu dikutip AFP. Seorang saksi mata mengatakan, demonstran yang marah menyerang kantor Erdogan di wilayah Eropa Selat Bosphorus. Sebagian kaca jendela kantor itu rusak. Pasukan polisi khusus bergegas ke lokasi dan menggunakan gas air mata serta semprotan air bertekanan tinggi untuk membubarkan demonstran. Sebanyak tujuh polisi luka-luka, termasuk satu orang yang luka parah, selama bentrokan tersebut. Demonstran juga membakar beberapa mobil polisi dan kantor polisi. Sebanyak 30.000 demonstran masih berkumpul di Lapangan Taksim dan Taman Gaze. Pada Sabtu pagi, lebih dari 50.000 pengunjuk-rasa berkumpul di Lapangan Taksim. Demo menentang penghancuran satu taman itu bergulir menjadi gerakan anti-Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan..>> Pembicaraan soal kompensasi bakal berjalan bulan ini, demikian dilansir surat kabar Hurriyet (15/4) dan rakyat Turki serta Palestina mengingatkan pemerintah Erdogan agar tidak mudah larut dalam penawaran Israel. "Mereka sering menerapkan politik kotor. Mereka licik," ungkap warga Ibu Kota Ankara. Turki menginginkan ini cepat selesai. Mereka sebenarnya tidak mau berdiskusi soal nyawa dengan uang sebagai gantinya. "Ini kesalahan," ujar wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc. Menurut selentingan Israel membayar kompensasi Rp 975 juta per satu keluarga korban. ..>> Namun ini tidak berlangsung lama. Bahkan sekutu mereka Amerika Serikat pun memandang rekan Timur Tengahnya itu terlalu arogan jika tidak minta maaf pada negeri pemerintahannya dipimpin Recep Tayyip Erdogan. Presiden Barack Hussein Obama segera menyerukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar meminta maaf pada Turki atas insiden Mavi Marmara dan segera melakukan rekonsiliasi...>> Mavi Marmara menjadi saksi bisu kebiadaban serakah dan nafsu Israel atas empati diberikan dunia oleh Palestina. Seolah tak ingin siapa pun membantu tetangganya itu, militer Negeri Bintang Daud bernafsu menyerang kapal dengan misi kemanusiaan Mavi Marmara dari Turki. Mavi Marmara dimiliki oleh Comoros yang menjadi negara anggota Mahkamah Internasional. Peristiwa memilukan terjadi tiga tahun lalu itu kini kembali terkuak lantaran Comoros meminta haknya agar kasus ini kembali diangkat dan menyeret Israel sebagai penjahat kemanusiaan...>>

PBB dan Palang Merah Minta Akses ke Qusair Dibuka

Sunday, 02 June 2013, 15:29 WIB

guardian 
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/06/02/mnrbl4-pbb-dan-palang-merah-minta-akses-ke-qusair-dibuka
 
 
Suasana kota Qusair saat dibombardir oleh pasukan pemerintah Suriah
Suasana kota Qusair saat dibombardir oleh pasukan pemerintah Suriah

REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS -- 

Situasi di Suriah semakin memburuk. Ribuan warga sipil diperkirakan terjebak di Qusair, kota yang berada tidak jauh dengan perbatasan Libanon.

Pihak Palang Merah Internasional meminta supaya akses ke Qusair dibuka. Hal ini dikarenakan sejak pertempuran kubu pemberontak dengan pemerintah Suriah telah membuat pasokan obat, makanan dan air menjadi langka.

Seperti dikutip BBC, ada sekitar 30 ribu warga sipil yang masih berada di kota Qusair. Kawasan Qusair yang dikuasai oleh kelompok pemberontak saat ini telah dikepung oleh pasukan pemerintah Suriah dan Hizbullah. "Warga sipil dan mereka yang mengalami luka adalah kelompok paling beresiko jika pertempuran terus berlanjut," ujar Ketua Operasi ICRC di Suriah, Robert Mardini.

Kantor Sekjen PBB juga telah meminta kepada dua kelompok yang bertikai untuk mengizinkan warga sipil di kota itu keluar.

Wartawan BBC di Jenewa, Imogen Foulkes mengatakan adanya fakta yang bahwa ICRC dan PBB mengeluarkan pernyataan soal kondisi Qusair dalam waktu yang sama menunjukan betapa putus asanya kedua lembaga itu terhadap situasi yang terjadi saat ini.

Namun pernyataan bahwa Qusair berada dalam kondisi gawat dimentahkan oleh Rusia. Mereka mengkritisi sikap PBB yang tidak bersuara saat Qusair dikuasai oleh pemberontak.

Qusair merupakan kota yang terletak sekitar 10 km dari perbatasan Libanon dan merupakan salah satu lokasi kunci dalam jalur penyaluran logistik maupun penyelundupan senjata ke Suriah. Kota ini juga terletak dekat dengan jalan utama yang menghubungan kota Homs dengan Damaskus.

Redaktur : M Irwan Ariefyanto   

PBB: Izinkan Rakyat Sipil Keluar dari Al Qusair

Sunday, 02 June 2013, 11:21 WIB

AP 
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/06/02/mnqzh2-pbb-izinkan-rakyat-sipil-keluar-dari-al-qusair
Sebuah tank yang hancur terlihat teronggok di jalanan wilayah al-Qossur propinsi Homs, Suriah , Senin (13/5).
Sebuah tank yang hancur terlihat teronggok di jalanan wilayah al-Qossur propinsi Homs, Suriah , Senin (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- 

Persatuan Bangsa-Bangsa mengingatkan semua pihak yang terlibat dalam Perang Sipil Suriah. PBB menyatakan perang yang semakin dalam dan meluas ke beberapa negara tetangga itu hanya akan menambah korban rakyat sipil.

Reuters mengabarkan hingga Sabtu, (1/6)pasukan Suriah dan gerilyawan Hizbullah masih berperang di kota Al Qusair, perbatasan Suriah dan Libanon. Sementara PBB terus mengingatkan bahwa ada puluhan ribu rakyat sipil yang terperangkap di sana.
Kelompok Observasi HAM pendukung oposisi mengatakan saat ini hampir semua sisi kota Qusair dan desa di sekitarnya di kuasai pasukan militer Suriah dibantu Hizbullah.

Sementara oposisi terus meminta bantuan militer dan obat-obatan karena ada ratusan orang terluka akibat serangan itu. Perang ini berlangsung ketika Rusia dan Amerika Serikat mengusulkan konferensi damai. Sebuah konferensi yang dilakukan untuk menghentikan perang yang telah menyebabkan 80 ribu nyawa melayang.

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon sangat khawatir dengan pertempuran Qusair. Apalagi, ucap dia, ketika 30 ribu warga sipil hidup di kota itu.  Ia pun meminta kedua belah pihak, pasukan Assad dan oposisi membiarkan rakyat sipil keluar dari kota itu.
"Semua mata melihat kesana, dan mereka bertanggung jawab jika terjadi penyerangan kepada rakyat sipil di Qusair," ucap PBB dalam pernyataan tertulis.
Kelompok pengawas HAM juga menyebutkan satu orang tewas dalam pertempuran itu baru-baru ini. Sementara oposisi kini mencoba menggempur pangkalan udara Daba yang rabu lalu dikuasai militer Suriah.
Sementara itu, Sabtu (1/6) sumber militer mengatakan tujuh roket menghantam wilayah Bekaa, Libanon. Roket itu diyakini dikirimkan dari wilayah yang dikuasai oposisi di Suriah.
Kebanyakan roket itu menghantam tanah kosong. Walaupun begitu Satu roket menghancurkan sebuah bangunan meski tidak ada yang terluka. Namun untuk pertama kalinya daerah yang terletak 60 kilometer timur Beirut itu dihantam roket.
Reporter : Ichsan Emrald Alamsyah
Redaktur : Djibril Muhammad

8 Tentara Suriah Tewas Akibat Bom Mobil

Oposisi Suriah memasang roket untuk menyerang pasukan pemerintah Bashar al-Assad

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- 

Satu bom meledak dekat kantor polisi di distrik Jabar, Damaskus Ahad (2/6), menewaskan setidaknya delapan anggota pasukan keamanan Suriah saat pertempuran berkobar antara pemberontak dan pasukan pemerintah, kata satu kelompok pemantau.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan ledakan di daerah timur ibu kota itu, tampaknya dilakukan kelompok garis keras Front Al-Nusra yang bersekutu dengan Al Qaida, kendatipun tidak ada segera konfirmasi.


"Setidaknya delapan tentara pemerintah tewas dan sejumlah warga sipil cedera, setelah satu ledakan hebat yang berasal dari bom mobil menghantam daerah Jubar dekat satu kantor polisi," kata direktur Observatorium itu Rami Abdel Rahman kepada AFP.
Tidak ada segera informasi mengenai serangan itu di media resmi Suriah.


Dalam satu pernyataan, Observatorim itu mengatakan pertempuran seru antara pemberontak dan pasukan pemerintah sedang berlangsng di Jubar, satu daerah yang diperebutkan yang jadi target serangan-serangan udara dan mortir dalam beberapa bulan belakangan ini.

Di tempat-tempat lain ibu kota itu, kata Obsrvatorium itu pasukan pemerintah menembaki daerah-daerah Al-Hajar Al-Aswad, Assali dan Qaddam di selatan dan barat daya kota itu Sabtu malam.
Redaktur : Heri Ruslan
Sumber : Antara

Tentara Suriah Tumpas Gerakan Perlawanan di Homs dan Idleb

Sunday, 02 June 2013, 13:03 WIB

www.wtop.com
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/06/02/mnqwbu-tentara-suriah-tumpas-gerakan-perlawanan-di-homs-dan-idleb
 
Tentara Suriah yang menari.
Tentara Suriah yang menari.

REPUBLIKA.CO.ID, PROVINSI-PROVINSI -

Satuan-satuan angkatan bersenjata Suriah pada Sabtu melanjutkan operasi terhadap kelompok-kelompok atau gerakan perlawan di beberapa daerah, yang mengakibatkan terbunuhnya sejumlah teroris dan menghancurkan senjata serta peralatan mereka.

Reporter SANA mengutip satu sumber militer mengatakan bahwa satuan-satuan militer telah menewaskan empat anggota dari gerakan perlawan yang melakukan tindakan penjarahan dan memblokir jalan dekat al-Bayarat al-Gharbiyeh di Jalan Raya Homs-Palmyra.

Senjata-senjata mereka dan amunisi disita, selain dokumen-dokumen palsu pada mereka, menurut sumber itu. Sementara itu, satuan-satuan angkatan bersenjata menghancurkan sarang mereka dan tempat pertemuan mereka di Darkoush dan dekat bundaran al-Janoudiyehn di Jisr al-Shughour di pedesaan Idleb, kata satu sumber militer.

Sumber itu mengatakan kepada wartawan SANA sarang teroris lain yang dihancurkan di daerah-daerah Binnesh, Taftanaz, Serjeh, al-Nairab, Jidar Bkafloun, Abo al-Duhour, Maaret al-Numan, Jarjanaz, Jabal al-Arbain dan di pedesaan Sarmin.

Sumber itu juga menyebutkan bahwa semua anggota kelompok teroris bersenjata tewas dan terluka di pedesaan Taleg Kfarhaya, Idleb. Persembunyian teroris di daerah al-Rab hancur bersama dengan senjata dan amunisi yang ada di dalamnya.
Redaktur : Djibril Muhammad
Sumber : Antara/SANA-0ANA
 
Salah satu di antara kalian tidak beriman sebelum ia mencintai saudaranya (atau beliau bersabda: tetangganya) seperti mencintai diri sendiri. (HR Muslim)
 

Permainan kotor Israel

Kamis, 16 Mei 2013 09:12:00
Reporter : Ardini Maharani http://www.merdeka.com/dunia/permainan-kotor-israel.html

Pasukan Israel serang kapal Mavi Marmara. ©Reuters
14
 


Setelah didesak banyak pihak, akhirnya Israel meminta maaf atas insiden kapal Mavi Marmara pada Turki sekitar dua bulan lalu. Terlambat? Jelas. Sejagat mulai muak pada Negeri Bintang Daud dan berniat untuk menyeret mereka di pengadilan dunia.

Kenapa Turki? Sebab peristiwa penyerangan Israel pada kapal bermisi kemanusiaan dan bantuan bagi Palestina merenggut nyawa sembilan pegiat Turki dan itu membuat hubungan kedua negara jadi dingin.

Menurut harian Times of Israel (9/3), bahkan usaha diplomasi keduanya harus dipaksa oleh Amerika Serikat. Bintang Daud terlalu mengangkat kepalanya tinggi sebab menilai diri mereka tidak bersalah.


Padahal kedua negara sempat bersahabat dengan baik. Hubungan erat dan bisnis antar negara berjalan dengan lancar selama bertahun-tahun. Namun nila setitik membuat susu rusak sebelanga, bahkan Israel merasa tenang-tenang saja. Mereka menganggap penyerbuan ke kapal Mavi Marmara sebagai tindakan wajar.

Namun ini tidak berlangsung lama. Bahkan sekutu mereka Amerika Serikat pun memandang rekan Timur Tengahnya itu terlalu arogan jika tidak minta maaf pada negeri pemerintahannya dipimpin Recep Tayyip Erdogan. Presiden Barack Hussein Obama segera menyerukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar meminta maaf pada Turki atas insiden Mavi Marmara dan segera melakukan rekonsiliasi.

Tak hanya rekonsiliasi, Turki juga menuntut ganti rugi banyak pada keluarga para korban. Erdogan bahkan terang-terangan mengecam Israel sebagai penjahat kemanusiaan yang setara dengan anti-Semit dan fasisme. Demi membuat Negeri Zionis kebakaran jenggot, mereka membuka hubungan diplomatik dengan Kota Ramallah, pusat Tepi Barat, Palestina.

Kali ini Israel tidak mampu meradang. Mereka tahu mereka salah namun mencari cara agar pengakuan ini terdengar halus.

Pembicaraan soal kompensasi bakal berjalan bulan ini, demikian dilansir surat kabar Hurriyet (15/4) dan rakyat Turki serta Palestina mengingatkan pemerintah Erdogan agar tidak mudah larut dalam penawaran Israel. "Mereka sering menerapkan politik kotor. Mereka licik," ungkap warga Ibu Kota Ankara.

Turki menginginkan ini cepat selesai. Mereka sebenarnya tidak mau berdiskusi soal nyawa dengan uang sebagai gantinya. "Ini kesalahan," ujar wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc. Menurut selentingan Israel membayar kompensasi Rp 975 juta per satu keluarga korban.


Kasus ini memang menjadi besar lantaran dilakukan oleh tentara Zionis di perairan internasional dan menyerang orang-orang dari pelbagai negara ingin pergi ke Palestina atas misi kemanusiaan. Bahkan serangan ini atas perintah dari pemerintah Israel.
[din]
 

Menyeret penjahat kemanusiaan ke pengadilan dunia

Kamis, 16 Mei 2013 08:20:00

Reporter : Ardini Maharani
http://www.merdeka.com/dunia/menyeret-penjahat-kemanusiaan-ke-pengadilan-dunia.html

Pasukan Israel serang kapal Mavi Marmara. ©Reuters
2
 


Mavi Marmara menjadi saksi bisu kebiadaban serakah dan nafsu Israel atas empati diberikan dunia oleh Palestina. Seolah tak ingin siapa pun membantu tetangganya itu, militer Negeri Bintang Daud bernafsu menyerang kapal dengan misi kemanusiaan Mavi Marmara dari Turki.

Mavi Marmara dimiliki oleh Comoros yang menjadi negara anggota Mahkamah Internasional. Peristiwa memilukan terjadi tiga tahun lalu itu kini kembali terkuak lantaran Comoros meminta haknya agar kasus ini kembali diangkat dan menyeret Israel sebagai penjahat kemanusiaan.


Masih lekat dalam ingatan Israel menyerang membabi buta di kapal itu dan menewaskan sembilan pegiat asal Turki. Mavi Marmara diketahui membawa bantuan kemanusiaan ke Palestina dan pasukan Zionis melakukan kejahatan itu di kawasan perairan internasional, seperti dilansir stasiun televisi BBC (9/6/2010).

Israel berkelit dengan menuding kapal itu mengangkut gerilyawan muslim hendak berjihad di Palestina. Sekitar 64 kilometer lepas pantai Gaza, Mavi Marmara bersimbah darah pegiat. Kapal ditumpangi pegiat dari pelbagai negara itu juga bersaksi atas trauma dan luka puluhan relawan, termasuk dari Indonesia.

Kapten kapal bernama Mahmud Toral mengatakan Israel menyerang tanpa peringatan. Bahkan Zionis menggunakan taktik konyol untuk menggiring mereka masuk ke teritori perairan Israel namun sia-sia. Mendelik usaha yang gagal, militer Bintang Daud ambil cara kasar dan merangsek masuk kapal.

"Para prajurit Israel naik ke atas kapal lewat helikopter tanpa peringatan. Mereka juga memberondong pekerja kemanusiaan dengan peluru. Itu hari menegangkan," ujar Toral.

Toral juga menyangkal pembelaan Israel menyebutkan mereka telah menyuruhnya untuk menghentikan kapal. Menurutnya tidak ada peringatan sekitar pukul 02.00 waktu setempat hingga serangan terjadi dua jam kemudian. Zionis telah berbohong. Bahkan klaim serdadu Israel menembakkan senapan lantaran relawan lebih dulu memuntahkan peluru. "Itu konyol. Tidak ada satu pun senjata di atas kapal itu kecuali pisau dapur," Toral menjelaskan berapi-api.

Dengan banyaknya bukti dan saksi, Comoros yakin Israel dapat diseret ke Mahkamah Internasional atas kejahatan kemanusiaan pada penumpang Mavi Marmara. Dipastikan kekuatan Amerika Serikat sebagai sekutu Israel bakal membantu namun suara sejagat sebaiknya tidak dibantah oleh keduanya jika tidak ingin jadi musuh dunia.
[din]
 

Kerusuhan di Turki Mereda

Sunday, 02 June 2013, 17:34 WIB
AP Photo 
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/02/mnrhd7-kerusuhan-di-turki-mereda
 
Recep Tayyip Erdogan.
Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- 

Polisi akhirnya mampu menangani demonstrasi besar yang terjadi di Istanbul dan Ankara, Turki. Padahal demonstrasi yang berujung bentrokan dengan aparat kepolisian ini hanya dipicu protes pembangunan pusat perbelanjaan.

Associated Press melaporkan dari Ankara saat ini demonstrasi berujung kerusuhan tersebut telah mereda, Ahad (2/6). Sebelumnya, Sabtu polisi anti huru hara dengan kendaraan lapis baja dan helikopter menembakkan gas air mata dan water canon di Istanbul dan Ankara pada hari kedua demonstrasi di Turki.

Meski begitu kantor berita Dogan melaporkan, ratusan demonstran masih berada di Taksim Square, alun-alun utama kota Istanbul.

Sabtu malam kelompok pengunjuk rasa ini menyalahkan api unggun dan meneriakkan slogan anti pemerintah. Mereka juga bersorak sorai sambil meminum bir sebagai tanda perlawanan terhadap pembatasan alkohol di Turki.

Aksi ini bisa disebut sebagai demonstrasi terbesar anti-Pemerintah Turki dalam beberapa tahun terakhir. Kerusuhan tersebut dipicu rencana pemerintah untuk membuat replika barak perumahan atau apartemen era Ottoman di Taksim Square.

Pengunjuk rasa, yang takut kehilangan ruang terbuka, pun melakukan demonstrasi damai di Taksim Square. Namun kerusuhan terjadi dan membuat polisi melakukan aksi kekerasan. Aksi kekerasan pihak kepolisian pun menimbulkan kemarahan hingga menyebar ke kota lain.

Menteri Dalam Negeri Turki, Muammer Guler, Sabtu menyatakan, polisi telah menahan 839 orang dalam 90 titik demonstrasi yang berbeda di Turki. ''839 orang ditahan di berbagai kota, beberapa dari mereka telah dibebaskan,'' ucap dia kepada televisi negara Turki, seperti dikutip dari Reuters.

Ia menambahkan 79 orang terluka dalam kerusuhan tersebut. Sebelumnya, 5000 pengunjuk rasa melempari kantor perdana menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dengan batu dan alat lainnya.


Mereka juga membakar beberapa mobil dan juga kantor polisi. Perdana Menteri Turki, Recep tayyip Erdogan meski mengizinkan dilakukan demonstrasi namun menentang aksi kekerasan yang dilakukan pengunjuk rasa.

Ia pun bersikeras, protes dengan melakukan kekerasan tak sah dan tak demokratis. Ia dalam pidato yang disiarkan televisi meski berusaha menenangkan demonstran tetap pada keputusan awal.

Keputusan untuk membangun apartemen Ottoman di Taksim Square. Ia menyebut para demonstran sebagai kalangan minoritas yang berusaha menentang pemerintah. Dalam artian mereka adalah kelompok kecil anti pemerintah di tengah dukungan rakyat kepada Pemerintah.

Sebagai mayoritas, ucap dia, tak seharusnya memaksakan kehendak kepada minoritas. Begitu juga kaum minoritas yang tak boleh memaksakan kehendak kepada mayoritas.

Selama ini di bawah kepemimpinan Erdogan, Turki mengalami pertumbuhan ekonomi dan berperan sentral sebagai negara muslim di antara Arab dan Eropa. Erdogan memang banyak didukung politikus Islam dan tak terlalu disukai kelompok sekuler.

Seorang analis dari Universitas Gazi di Ankara, Ahmet Cigdem mengatakan meski demonstrasi begitu besar, Erdogan takkan dijatuhkan seperti Husni Mubarak di Mesir.

Hal ini juga menurut dia takkan terjadi Arab Spring versi Turki di negeri itu. Namun protes bisa menjadi sinyal bahwa beberapa aturan pemerintah ada yang tak disukai masyarakat.

Apalagi beberapa peraturan tak berusaha mengatur masyarakat secara politik, sosiologis dan budaya seperti pembatasan alkohol.

''Menguasai suara 50 persen dan tak ada oposisi yang kuat tak menjamin pemerintah bisa mengatur segalanya, '' tutur dia kepada AP, Sabtu (1/6).

Reporter : ichsan emrald alamsyah/AP/reuters
Redaktur : Damanhuri Zuhri 

Taman mau dijadikan mal, demo besar-besaran di Turki

Reporter : Titis Widyatmoko
http://www.merdeka.com/dunia/taman-mau-dijadikan-mal-demo-besar-besaran-di-turki.html
Minggu, 2 Juni 2013 08:05:28                     
Taman mau dijadikan mal, demo besar-besaran di Turki
Kategori Dunia

Demonstrasi di Turki menolak mal. AFP
18
 


Demo besar-besaran berujung bentrok dengan polisi melanda Turki. Penyebabnya adalah rencana pemerintah mengubah sebuah taman di pusat kota menjadi mal.

Sabtu (1/6) malam waktu setempat atau Minggu dinihari WIB, sebanyak 5.000 demonstran menyerang kantor Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul dengan menggunakan batu. Tujuh anggota polisi dilaporkan luka-luka.

Protes tersebut berawal pada 26 Mei lalu, ketika demonstran berupaya menghalangi buldoser yang akan menghancurkan Taman Gezi, berada di pusat kota Lapangan Taksim. Makin lama, protes melebar hingga beberapa kota besar di Turki.

Protes atas rencana pembangunan mal itu makin tersulut pernyataan Erdogan bahwa pemerintah akan meneruskan proyek itu. "Apapun yang kalian lakukan, kami sudah mengambil keputusan. Kami akan menjalankan keputusan itu," ujar Erdogan, 29 Mei lalu dikutip AFP.

Seorang saksi mata mengatakan, demonstran yang marah menyerang kantor Erdogan di wilayah Eropa Selat Bosphorus. Sebagian kaca jendela kantor itu rusak.

Pasukan polisi khusus bergegas ke lokasi dan menggunakan gas air mata serta semprotan air bertekanan tinggi untuk membubarkan demonstran. Sebanyak tujuh polisi luka-luka, termasuk satu orang yang luka parah, selama bentrokan tersebut.

Demonstran juga membakar beberapa mobil polisi dan kantor polisi.

Sebanyak 30.000 demonstran masih berkumpul di Lapangan Taksim dan Taman Gaze.

Pada Sabtu pagi, lebih dari 50.000 pengunjuk-rasa berkumpul di Lapangan Taksim. Demo menentang penghancuran satu taman itu bergulir menjadi gerakan anti-Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.

Demonstran yang marah selama protes mereka di Istanbul dan kota besar lain di Turki, menuntut Erdogan mundur, dan menyebut pemerintahnya sebagai "pemerintah fasis".
[tts]

"Turki Rusuh, Ada Apa Sebenarnya?" 

Penuturan Mahasiswa Indonesia di tengah Demonstran

"Turki Rusuh, Ada Apa Sebenarnya?" | Penuturan Mahasiswa Indonesia di tengah Demonstran

KONDISI TERKINI ISTANBUL-TURKI DALAM NARASI

Lale Fatma Yulia Ningsih
Mahasiswa Master TEFL Istanbul University

(01/06/13) Saya baru saja keluar dari ferry setelah menghadiri acara piknik Persatuan Pelajar Istanbul di sebuah pulau ketika melihat kerumunan orang membawa bendera Turki dan berteriak-teriak dengan kata-kata yang kurang saya mengerti.

Saya ingin sekali mendekat ke kerumunan untuk bertanya apa yang terjadi, tapi karena beberapa teman kelaparan jadi kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu, setelah itu kami bergerak menuju stasiun bis untuk pulang. Tapi di stasiun bis ternyata sepi, sehingga kami memtuskan untuk naik kereta. Dan ternyata kereta pun tak beroperasi. Kami memutuskan jalan kaki sampai menemukan taksi. Dan lagi-lagi, taksipun penuh semua. Akhirnya tak ada jalan lain kecuali menaiki tramway. Karena rasa penasaran saya yang membuncah, akhirnya saya membiarkan teman saya berangkat duluan sedangkan saya kembali ke kumpulan massa.

Masa yang saya lihat bergerak dari Dolmabahce Sarayi (Istana Dolmabahce) sampai dengan Besiktas Iskelesi (Pelabuhan Besiktas), kerumunan masa mulai berangsur mundur. Sehingga saya memutuskan untuk duduk di dekat salah satu tembok Istana Dolmabahce sampai beberapa menit kemudian salah satu pengemudi mobil yang berkonvoi berteriak-riak ke kerumunan orang.

“Hey, kenapa diam saja disini? Ayo bergerak kesana”

Saya baru sadar ternyata kerumunan masa disini mulai mundur karena mereka bergerak ke daerah lain. Saya kemudian mengikuti beberapa orang yang saya lihat berjalan menuju arah Pelabuhan Besiktas.

Saya sebenarnya takut berada di kerumunan orang yang berdemo dengan cara brutal begini, tapi saya harus memenuhi rasa penasaran saya. Benar firasat saya bahwa disitu kerumunan masa lebih banyak. Saya kemudian menyalip beberapa wanita dan laki-laki agar saya bisa tau apa yang sedang terjadi di tengah pusat kerumunan. Beberapa meter saya hampir ke tengah kerumunan, polisi kemudian menyemprotkan gas air mata sehingga saya bersembunyi dibalik sebuah tiang sambil saya menutup hidung. Mungkin karena wajah saya yang sangat asia sehingga salah satu orang Turki mendekati saya.

“You are foreigner right?”

“Yes”

“You should go away from the crowd, it’s so dangerous for you, yesterday 8 people died. Go away from the crowd”

Kata-kata orang ini membuat saya merinding, saya pun bergerak mundur menjauhi kerumunan yang berpusat di Pelabuhan Besiktas.

Ketika saya berada jauh dari kerumunan tadi, ada kerumunan lainnya yang juga terus begerak dari arah berlawanan dari Istana Dolmabahce. Saya harus menembus kerumunan ini untuk bisa keluar dari kerumunan masa. 
 
Beberapa meter setelah mendekait merumunan masa ini, tiba-tiba saja saya mendengar ledakan tembakan, masa mulai berlari-lari dari arah Istana menuju Pelabuhan Besiktas. Saya pun ikut berlari. Menjauh dari Istana. 
 
Di belakang saya mobil gas air mata sudah sangat dekat, ditambah lagi di arah depan juga ada mobil gas air mata yang mendekat. Saya tidak punya pilihan lain selain berlindung dibalik sebuah pohon. Ternyata disitu juga ada seorang demonstran yang juga berlindung. Melihat saya yang batuk-batuk dia memberikan saya masker dan memberikan saya cairan lemon untuk diusapkan ke wajah.

“Korkma (jangan takut)”

Saya hanya mengangguk saja. Dia pun bertanya kemana tujuan saya, saya katakan saja bahwa saya ingin ke Besiktas tempat demo berlangsung karena asrama saya disana, agar tak terlalu dicurigai. Di tengah jalan saya kemudian mengatakan padanya saya mau berlindung di masjid saja, kemudian disana kami berpisah dan diapun kembali ke kerumunan massa yang terus bergerak ke Pelabuhan Besiktas.

Kalau bukan karena waktu sholat magrib, saya mungkin akan kembali ke kerumunan massa dan mengamati situasi. Tapi setelah setengah jam mengamati situasi saya bisa simpulkan bahwa aksi mereka ini adalah aksi brutal karena meraka merusak beberapa mobil sampai salah satu mobil dibakar, dan banyak diantara mereka yang berdemo dalam keadaan mabuk. 
 
Sebagian dari mereka bahkan berjalan sambil memgangi botol minuman keras. Disisi-sisi jalan banyak saya lihat bekas botol minuman keras dan juga kotak minuman keras. Dan bisa saya pastikan tak ada dari mereka yang mengenakan jilbab, dari sini bisa kita simpulkan apa yang sedang mereka perjuangkan saat ini.
Saya memungut beberapa kertas yang memuat tuntutan mereka yang berisi:
  1. Salah satu jembatan baru di Turki kenapa di namakan dengan Jembatan Yavuz Selim? Kenapa tidak Mimar Sinan saja?
  2. Kenapa salah satu taman di daerah Taksim akan dirusak dan disana akan dibangun Mall?

Dari sini bisa kita lihat bahwa hal ini hanyalah dijadikan alasan agar mereka menggulingkan pemerintahan Erdogan. Mereka tak ingin ada islamisasi besar-besaran di Turki apalagi baru saja Turki mengesahkan Undang-Undang tentang minuman keras dan berciuman di tempat umum. Oleh sebab itu kami meminta doa agar keadaan Turki cepat membaik.


*kiriman dari Lale Fatma Yulia Ningsih
Mahasiswa Master TEFL Istanbul University
Istanbul-Turki 

 
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar