Selasa, 09 Oktober 2012

Berita & Cerita Terkini !! Biografi Singkat Siti Hartati Murdaya atau Chow Li Ing lahir di Jakarta 29 Agustus 1946. Ia terlahir sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara. Semasa kecil, ia pernah tinggal di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hartati dilahirkan dari keluarga buddhis yang sangat taat, bahkan ia dikenal sangat rajin membersihkan, menyapu dan mengepel wihara serta mencucui jubah bikhu. Kecintaannya kepada budha telah lahir sejak kecil, tak heran bila Hartati kecil bercita-cita menjadi biarawati. ....>>.....Ada kisah menarik semasa ia masih kecil yakni ternyata nama Siti Hartati Murdaya adalah bukan nama pemberian dari kedua orangtuanya melainkan dari mantan presiden RI 1 Soekarno. Dahulu orangtuanya masih tinggal di Peking, lalu pindah ke Indonesia karena tugas menjadi wartawan. Karena harus meliput saat perang dulu, kedekatan antara Soekarno dan ayahnya pun terjalin. Bahkan ketika ada asimilasi, ia pun harus berganti nama menjadi nama pribumi. Melalui Soekarno, nama Chow Li Ing berganti menjadi Siti Hartati Murdaya. ...>>>SITI HARTATI TJAKRA MURDAYA ; SANG LOYALIS YANG TERCAMPAK..??!!..>>>..."Saya selaku kader Partai Demokrat cukup terenyuh, kembali sekali lagi kader Partai Demokrat terkena musibah kasus yang itu ditangani KPK," kata pria yang biasa di sapa Ibas di Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa 14 Agustus 2012 lalu....>>...Selain kedekatan di partai, hubungan Hartati dan SBY selaku presiden juga kental. Di pemerintahan, Hartati masuk dalam salah satu komite yang dibentuk pemerintah yaitu Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang dipimpin Chairul Tanjung. Sayangnya, meski kedekatan dengan penguasa itu terlihat sangat istimewa, tak mampu melepaskan pengusaha nasional ini dari jeratan hukum dalam kasus penyuapan Bupati Buol...>>...Kesetiaan Hartati kepada SBY terus berlanjut sampai Pemilu 2009, saat SBY akan kembali maju sebagai calon presiden untuk kedua kalinya. Hartati termasuk orang yang menyokong dana pemenangan pasangan SBY-Boediono. Sepanjang masa kampanye, baik Pemilu Legislatif (Pileg) maupun Pemilu Presiden (Pilpres), Hartati hampir selalu berada di sisi SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Hartati juga selalu mengikuti rombongan kampanye SBY bersama beberapa staf pribadinya. Dengan menumpang pesawat Trans Wisata (TW) yang disewa tim konsultan politik SBY, Fox Indonesia, Hartati selalu menjadi orang pertama yang duduk di kursi VIP (very important person). Selama 2008-2009 Hartati pun merelakan salah satu rumah pribadinya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi posko pemenangan SBY-Boediono...>>..Hartati tak turun langsung ke lapangan menampilkan wajahnya. Dia berkutat di belakang layar dengan tim yang sudah dia siapkan untuk kemenangan SBY menjadi presiden pada 2004 lalu. Sepak terjang Hartati menjadikannya salah seorang tokoh kunci yang berada di balik layar kesuksesan SBY menjadi RI-1 pada Pilpres 2004 lalu..>>>

Siti Hartati Murdaya 

Pengacara Ogah Komentari Mundurnya Hartati dari PD

Tribunnews.com - Senin, 13 Agustus 2012 17:24 WIB

Pengacara Ogah Komentari Mundurnya Hartati dari PD
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Pengusaha sekaligus politisi Partai Demokrat, Hartati Tjakra Murdaya, usai diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Amran Batalipu oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jakarta, Jumat (27/7/2012). Hartati diperiksa selama 12 jam, terkait dugaan suap pengurusan izin hak guna usaha (HGU) usaha perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka kasus suap bupati Buol, Siti Hartati Murdaya Poo mundur dari jabatannya sebagai anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat. Saat dikonfirmasi, pengacara Hartati, Patra M Zein menolak untuk komentar mengenai pengunduran diri kliennya tersebut.
"Wah kalau urusan Partai Demokrat saya enggak mau komentar," kata Patra saat dihubungi wartawan, Senin (13/8/2012).
Menurutnya, ia dan kuasa hukum lainnya hanya fokus dengan proses hukum Hartati saja, yang kini telah berstatus tersangka dalam kasus suap pengurusan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.
Diketahui, selain Hartati mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat, ia pun menyatakan dirinya nonaktif sebagai anggota partai Biru. Ia menyampaikan itu di Jakarta, Senin (13/8).
Tidak hanya itu, Hartati juga menyatakan mundur dari kedudukannya sebagai anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN).

Berita & Cerita Terkini
http://www.ceritamu.com/Info/Individu/Siti-Hartati-Murdaya

Anak Buah tersangka kasus kasus suap terhadap Bupati Buol, Siti Hartati Murdaya, Gondo Sudjono, meminta kepada Majelis Hakim untuk membuka blokir 36 rekening atas nama Siti Hartati Murdaya. Permintaan tersebut terucap dari salah satu kuasa hukum Gondo yang juga merupakan kuasa Hukum Hartati, bosnya, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta.

"Yang mulia, kami ajukan permohonan untuk pembukaan 36 rekening klien kami atas nama Siti Hartati Murdaya yang telah diblokir," ujar pengacara Patra M Zein, di Tipikor, Jakarta, Senin (8/10).

Patra mengatakan pembukaan rekening kader SBY itu guna membayar gaji karyawannya dan operasional, pembangunan rumah sakit, serta dana perusahaan untuk bantuan sosial kepada masyarakat.

Menanggapi hal ini, Ketua Majelis Hakim Gusrizal mengatakan akan dimusyawarahkan dulu kepada hakim anggota lainnya. Untuk itu, permintaan ditangguhkan sementara. "Akan kami tangguhkan dulu," ucapnya.

(Sumber: Merdeka.com)

Info Tambahan
Sosok Hartati Murdaya memang dikenal sebagai pengusaha yang lincah dan termuka di negeri ini. Tidak hanya itu, ia juga dikenal cukup dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tahun 2001 tepatnya ketika almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengalami pemakzulan, Megawati Soekarno Putri , wakil presiden langsung naik menggantikannya dan menjadi Presiden. Setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) lalu membuka pencalonan untuk mengisi kursi wapres menggantikan Megawati.

Nah disaat itulah, Hartati Murdaya yang ketika itu anggota Fraksi Utusan Golongan Majelis MPR, bersama Ahmad Mubarok menjadi motor penyokong Yudhoyono. Mereka mengedarkan formulir untuk mendapatkan setidaknya 70 tanda tangan, syarat minimal pencalonan. Pada sidang istimewa MPR hari ketiga, Hartati menenteng formulir dukungan 90 anggota majelis. SBY lalu bertarung dengan Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Siswono Yudohusodo, dan Agum Gumelar. Hamzah, yang dijagokan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan dan Fraksi Reformasi, akhirnya meraup suara terbanyak.

Tidak hanya irtu, ketika SBY mencalonkan diri menjadi capres di pilres 2004, Hartati kembali menyorongkan bantuan. Meski tak turun langsung ke lapangan, ia berkutat bersama Tim Sekoci, tim sukses bayangan untuk memenangkan Yudhoyono. Ia diutus Tim Sekoci untuk mendekati kalangan umat Budha dan pengusaha. M.S. Kaban, yang juga anggota tim sukses Yudhoyono tahun 2004, melihat Hartati mulai turun tangan pada pemilihan presiden putaran kedua yakni saat SBY bertarung dengan Megawati.

Lima tahun kemudian, tepatnya pilpres 2009, ibu empat orang anak ini kembali menjadi timses SBY. Dalam timses SBY-Boediono yang diketuai Hatta Rajasa, ia tercatat sebagai Wakil Ketua Operasi I. Bahkan ia menyediakan tempat di Jakarta International Expo, atau yang biasa digunakan untuk Pekan Raya jakarta (PRJ) kerap menjadi tempat acara untuk Partai Demokrat. Tidak hanya itu, disebut-sebut Hartati juga menjadi salah satu pundi tim yang menyediakan dana untuk berkampanye.

Sepanjang pemilihan presiden 2009 lalu, kemana pun SBY berkampanye, Hartati Murdaya hampir selalu membututinya. Ia juga sering terlihat mengenakan jaket biru berlambang Partai Demokrat dan berkacamat hitam kerap berjoget bareng bersama dsengan SBY dan Ani Yudhoyono di panggung saat kampanye dulu. Setelah SBY resmi terpilih dalam pilres 2009, Hartati menyediakan JIExpo sebagai podium pidato perdana BY. Meski telah aktif mendukung Yudhoyono menuju RI-1 namun Hartati baru bergabung ke PD setelah kongres Demokrat di Bandung tahun 2010. Ia pun resmi masuk Partai Demokrat dan langsung menjabat sebagai anggota Dewan Pembina.

(sumber : tempo.co)
 
Biografi Singkat
Siti Hartati Murdaya atau Chow Li Ing lahir di Jakarta 29 Agustus 1946. Ia terlahir sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara. Semasa kecil, ia pernah tinggal di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hartati dilahirkan dari keluarga buddhis yang sangat taat, bahkan ia dikenal sangat rajin membersihkan, menyapu dan mengepel wihara serta mencucui jubah bikhu. Kecintaannya kepada budha telah lahir sejak kecil, tak heran bila Hartati kecil bercita-cita menjadi biarawati.
Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, ia sempat menimba ilmu agama hingga ke Sri Lanka. Namun keinginannya itu harus kandas ketika ayahnya melarang menjadi biarawati. Sang ayah yang bernama Tuan Tjakra Bhudi adalah mantan wartawan yang kemudian beralih menjadi pengusaha kayu. Keluarga terutama ayahnya meminta Hartati untuk terjun ke dunia bisnis.

Ada kisah menarik semasa ia masih kecil yakni ternyata nama Siti Hartati Murdaya adalah bukan nama pemberian dari kedua orangtuanya melainkan dari mantan presiden RI 1 Soekarno. Dahulu orangtuanya masih tinggal di Peking, lalu pindah ke Indonesia karena tugas menjadi wartawan. Karena harus meliput saat perang dulu, kedekatan antara Soekarno dan ayahnya pun terjalin. Bahkan ketika ada asimilasi, ia pun harus berganti nama menjadi nama pribumi. Melalui Soekarno, nama Chow Li Ing berganti menjadi Siti Hartati Murdaya.

Setelah berganti nama pribumi, kisah perjalanan hidup Hartanti semakin mulus di negeri ini. Lulus dari sekolah menengah atas (SMA), ia melajutkan kuliah di Fakultas Ekonomi, di Universitas Trisakti Jakarta. Selepas menyelesaikan sarjana, dirinya langsung melanjutkan pendidikann ke National University of Singapore. Dan yang terakhir, ia juga sempat mengenyam pendidikan hingga ke Amerika tepatnya berkuliah Stanford University.

Usai menematkan semua pendidikannya, Hartati Murdaya mulai terjun ke dunia bisnis. Bisnisnya dimulai dari usaha alat kelistrikan dan genset di bawah bendera PT Kencana Sakti Indonesia. Tahun 1988, ia menggandeng pemilik brand Nike untuk bekerjasama memproduksi sepatu sport Nike di Indonesia melalui PT Hardaya Aneka Shoes Industry. Untuk menguatkan perusahaan barunya, Hartati menggandeng manager-manager produksi dari pabrik aslinya di Korea Selatan yang ketika itu mengalami penutupan pabrik karena kenaikan upah minimun.

Tahun berikutnya, ia mendirikan pabrik sepatu kedua bernama PT Nagasakti Paramashoes Industry. Tidak hanya itu, kemudian ia juga mendirikan PT Berca Sportindo yang menjadi distributor sepatu Nike di Indonesia. Dengan pengalamannya dalam produksi sepatu Nike tersebut, kemudian ia mengembangkan sepatu sport merk League. Ditahun-tahun berikutnya usaha Hartati semakin berkembang dan meluas ke hampir semua bidang usaha.

Pada 1992 usahanya merambah ke proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap Tanjungpriok. Selain itu, ia juga membuka kebun kelapa sawit PT Hardaya Inti Plantations di lahan seluas 70 ribu hektare di Kabupaten Buol - Sulawesi Tengah, membangun kawasan industri seluas 300 hektare di Balaraja, Tangerang - Banten dan membeli PT. Jakarta International Expo (PRJ) senilai lebih dari Rp. 1 Triliyun. Setelah empat puluh tahun lebih malang melintang di dunia bisnis, kini ia memiliki lebih dari 42.000 karyawan yang tersebar di lebih dari 36 perusahaan dibawah bendera Central Cakra Murdaya / Berca Group.

Seluruh hidup Hartarti nampak tidak pernah jauh dari urusan bisnis. Suaminya adalah mitranya. Pertemuan pertama mereka adalah suatu pertemuan bisnis dan tahun 1971 keduanya pun resmi menikah. Mentor bisnis pertamanya adalah ayahnya sendiri, ketika Hartati muda bekerja di perusahaan perkayuan. Hartati adalah sosok pekerja keras dengan segudang aktivitas. Wanita 61 tahun ini masih mengendalikan sendiri ke-36 perusahaan yang bernaung di bawah PT Central Cipta Murdaya (dikenal dengan nama Grup Berca).

Hartati adalah tipe pengusaha yang sangat hands-on. Dia gemar bekerja hingga lewat tengah malam dan pulang menjelang matahari terbit. Tidak seperti banyak wanita kaya lainnya, wajah Hartarti praktis tak terlihat di arena pesta. Tak heran bila ia masuk ke satu-satunya wanita Indonesia yang tercantum sebagai pengusaha nasional terkaya versi majalah Forbes tahun lalu. Dari 40 nama yang dipublikasikan majalah asing itu, dia dan suaminya, menduduki posisi ke-16. Kekayaan bersihnya diestimasikan sekitar 430 Juta Dollar (sekitar 3,9 trilyun rupiah).

(Dikutip dari berbagai sumber)
(Foto small/large : radarsukabumi.com / vivanews.co.id)

Hartati, loyalis yang tercampak

Kamis,  13 September 2012  −  01:49 WIB
http://m.sindonews.com/read/2012/09/13/13/672101/hartati-loyalis-yang-tercampak

Hartati Murdaya. (Sindonews.com)
Sindonews.com
Pengusaha sukses Hartati Murdaya sudah tidak asing lagi dalam kedekatannya dengan poros Cikeas. Pasalnya, sebelum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden, Hartati kerap membantu SBY dalam mencapai kursi jabatan yang lebih empuk.

Perempuan bernama lengkap Siti Hartati Tjakra Murdaya itu tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses sekaligus berjiwa filantropi.


Sejak lama dia sudah dikenal sangat dekat dengan kalangan jenderal dan politikus. Bahkan sempat menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan belakangan terjun di dunia politik menjadi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat.

Keterlibatannya di partai pemenang Pemilu 2009 inilah yang membuat Hartati begitu dekat dengan keluarga Cikeas.

Kedekatan pengusaha lulusan Universitas Trisaksi Jakarta ini mengental, ketika SBY ingin menggantikan posisi Megawati Soekarnoputri sebagai Wakil presiden.

Saat itu mantan Presiden ke-4 KH Abdurrahman atau biasa disapa Gus Dur itu dimakzulkan, Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri naik menjadi RI-1 menggantikan Almarhum Gus Dur itu. MPR kemudian membuka pencalonan untuk mengisi kursi wakil presiden yang kosong itu.

Hartati yang ketika itu anggota Fraksi Utusan Golongan, bersama Achmad Mubarok, menjadi penyokong suami dari Ibu Ani Yudhoyono itu. Mereka (Hartati dan Mubarok) mengedarkan formulir untuk mendapat setidaknya 70 tanda tangan, syarat minimal pencalonan.

Pada Sidang Istimewa MPR hari ketiga ketika itu, Hartati menenteng formulir dukungan 90 anggota Majelis. Yudhoyono lalu bertarung dengan Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Siswono Yudohusodo, dan Agum Gumelar.

Hamzah, yang dijagokan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Fraksi Reformasi, meraup suara terbanyak, mengalahkan SBY. Sehingga Hamzah menempati jabatan sebagai wakil presiden atau RI-2 mendampingi Megawati.

Namun loyalitas Hartati kepada SBY tak sampai di situ. Ketika SBY maju ke Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, Hartati kembali menyorongkan bantuan.

Hartati tak turun langsung ke lapangan menampilkan wajahnya. Dia berkutat di belakang layar dengan tim yang sudah dia siapkan untuk kemenangan SBY menjadi presiden pada 2004 lalu. Sepak terjang Hartati menjadikannya salah seorang tokoh kunci yang berada di balik layar kesuksesan SBY menjadi RI-1 pada Pilpres 2004 lalu.

Kesetiaan Hartati kepada SBY terus berlanjut sampai Pemilu 2009, saat SBY akan kembali maju sebagai calon presiden untuk kedua kalinya. Hartati termasuk orang yang menyokong dana pemenangan pasangan SBY-Boediono.

Sepanjang masa kampanye, baik Pemilu Legislatif (Pileg) maupun Pemilu Presiden (Pilpres), Hartati hampir selalu berada di sisi SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Hartati juga selalu mengikuti rombongan kampanye SBY bersama beberapa staf pribadinya.

Dengan menumpang pesawat Trans Wisata (TW) yang disewa tim konsultan politik SBY, Fox Indonesia, Hartati selalu menjadi orang pertama yang duduk di kursi VIP (very important person).

Selama 2008-2009 Hartati pun merelakan salah satu rumah pribadinya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi posko pemenangan SBY-Boediono.


Kedekatan antara Hartati dan SBY semakin erat saat mantan anggota MPR dari Fraksi Utusan Golongan ini menjadi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Berbagai kegiatan besar yang dihelat Partai Demokrat pun mayoritas digelar di Gedung Jakarta Internasional Expo (JIE) Kemayoran, Jakarta Pusat, yang selama ini dikelola langsung oleh Hartati.

Selain kedekatan di partai, hubungan Hartati dan SBY selaku presiden juga kental. Di pemerintahan, Hartati masuk dalam salah satu komite yang dibentuk pemerintah yaitu Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang dipimpin Chairul Tanjung.

Sayangnya, meski kedekatan dengan penguasa itu terlihat sangat istimewa, tak mampu melepaskan pengusaha nasional ini dari jeratan hukum dalam kasus penyuapan Bupati Buol.

Seperti diketahui, SBY berulang kali menyampaikan dirinya tak pernah mau melakukan intervensi terhadap hukum. Sikap SBY ini berlaku juga untuk Hartati, yang konon merupakan kasir Demokrat dan Cikeas.

Bisa terlihat, tak seorang pun kader Demokrat mau mendampingi, saat Hartati terbelit kasus ini.

Hartati pun memilih mengundurkan diri dari partai berlambang bintang mercy itu, serta mundur sebagai anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN).

"Saya menjadi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat karena diminta untuk berkontribusi memajukan partai. Demikian pula ketika diminta menjadi anggota KEN, saya menerimanya karena ini merupakan tanggung jawab saya sebagai seorang warga negara. Ketika sekarang ada persoalan yang menimpa diri saya, tentunya lebih baik saya mundur dari kedua jabatan tersebut, karena tidak mungkin saya menjalankan tugas sebagaimana seharusnya," kata Hartati dalam pesan elektroniknya, Senin 13 Agustus 2012 lalu.

Pengamat menilai, SBY telah mencampakkan Hartati. Hartati sudah tidak lagi manis bagi SBY.

Pengamat politik Adhie Massardi berpendapat, cara yang dilakukan SBY ini dikarenakan menantu dari Almarhum Sarwo Edhie ini tidak punya pilihan lain.

"Hartati punya lawan politik yang besar (PDIP). Kalau dibela SBY maka akan menimbulkan serangan badai politik yang lebih besar," kata Adhie, Rabu 12 September 2012 kemarin.

Sementara kader Demokrat hanya bisa bersuara dari jauh. Sebagian besar berpendapat menyerahkan sepenuhnya kasus Hartati ke KPK.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mengeluarkan pernyataan aneh. Dia merasa terenyuh dengan keluarnya Hartati dari partai berlambang mercy itu.

"Saya selaku kader Partai Demokrat cukup terenyuh, kembali sekali lagi kader Partai Demokrat terkena musibah kasus yang itu ditangani KPK," kata pria yang biasa di sapa Ibas di Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa 14 Agustus 2012 lalu.

Putra bungsu Presiden SBY ini menegaskan, partai yang dimiliki ayahnya ini berkomitmen dan konsisten, apa yang menjadi ranah hukum harus dikedepankan.

"Tentunya itu menjadi kewenangan hukum, kami tidak sedikit juga memberitahukan kepada seluruh kader bahwa Partai Demokrat diharuskan dan diwajibkan sistem politik yang dimulai dan sesuai etika Partai Demokrat," papar Ibas
Di Rutan, Hartati Takut Mati
Senin, 17/09/2012 | 13:47 WIB




http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=02c8a743760b73a9f86a428c11732aa9&jenis=c4ca4238a0b923820dcc509a6f75849b 

Siti Hartati Murdaya
JAKARTA –
ttp://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=02c8a743760b73a9f86a428c11732aa9&jenis=c4ca4238a0b923820dcc509a6f75849b 

Siti Hartati Murdaya
JAKARTA – Baru beberapa hari menghuni hotel prodeo, tersangka kasus penyuapan Bupati Buol, Siti Hartati Murdaya mulai banyak mengeluh terkait fasilitas tempatnya ditahan di Rutan Komisi Pemberantantasan Korupsi (KPK). Istri Tapian Muradaya Poo ini merasa rutan yang terletak di basement KPK itu tidak nyaman, namun dengan berat hati diterimanya.
"Mau tidak mau harus terima, meski sempit," ungkap pemilik usaha Berca Group itu melalui penasihat hukumnya, Tumbur Simanjuntak di Jakarta, Minggu (16/9). KPK menahan Hartati sejak Rabu (12/09) pekan lalu atas dugaan suap hak guna usaha (HGU) perkebunan kepala sawit di Buol, Sulawesi Tengah sebesar Rp 3 miliar.
Tumbur menjelaskan, Hartati akhirnya menerima makanan yang sudah disiapkan KPK untuk para tahanan yang berada di rutan. Makanan tersebut mau tidak mau dinikmati Hartati mengingat kondisinya saat ini yang sedang dalam keadaan sakit kejang kejang. "Tapi dia makan juga. Tapi tadi soal penyakitnya saja, tidak kuat dia," tutur Tumbur.
Hartati masih bersikeras bahwa dirinya dalam keadaan sakit terlebih saat menjalani penahanan di Rutan KPK. Bahkan, pengusaha terkemuka tersebut mulai ketakutan bahwa dirinya akan meninggal dunia di dalam rutan.
"Tadi bertemu dia tambah sakit, makin parah. Kakinya kejang-kejang terus. Dia mengeluhkan sakitnya aja. Tolong saya dibantu, jangan sampai mendadak mati di sini. Begitu katanya," tandas Tumbur.
Menanggapi hal itu, Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, pihaknya tak akan luluh dengan tangisan Hartati Murdaya, tersangka penyuapan Bupati Buol yang terisak-isak saat akan ditahan di ruang tahanan KPK baru-baru ini.
"Kita sudah tegas, pemberantasan korupsi tak akan kalah dan mengalah dengan tangisan yang terisak-isak dari para tersangka," tandas Abraham dilansir kompas, Minggu (16/9). Menurut Abraham, meskipun banyak permintaan melalui surat agar tidak menahan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, KPK tetap menahannya.  kpc inl

 Baru beberapa hari menghuni hotel prodeo, tersangka kasus penyuapan Bupati Buol, Siti Hartati Murdaya mulai banyak mengeluh terkait fasilitas tempatnya ditahan di Rutan Komisi Pemberantantasan Korupsi (KPK). Istri Tapian Muradaya Poo ini merasa rutan yang terletak di basement KPK itu tidak nyaman, namun dengan berat hati diterimanya.
"Mau tidak mau harus terima, meski sempit," ungkap pemilik usaha Berca Group itu melalui penasihat hukumnya, Tumbur Simanjuntak di Jakarta, Minggu (16/9). KPK menahan Hartati sejak Rabu (12/09) pekan lalu atas dugaan suap hak guna usaha (HGU) perkebunan kepala sawit di Buol, Sulawesi Tengah sebesar Rp 3 miliar.
Tumbur menjelaskan, Hartati akhirnya menerima makanan yang sudah disiapkan KPK untuk para tahanan yang berada di rutan. Makanan tersebut mau tidak mau dinikmati Hartati mengingat kondisinya saat ini yang sedang dalam keadaan sakit kejang kejang. "Tapi dia makan juga. Tapi tadi soal penyakitnya saja, tidak kuat dia," tutur Tumbur.
Hartati masih bersikeras bahwa dirinya dalam keadaan sakit terlebih saat menjalani penahanan di Rutan KPK. Bahkan, pengusaha terkemuka tersebut mulai ketakutan bahwa dirinya akan meninggal dunia di dalam rutan.

"Tadi bertemu dia tambah sakit, makin parah. Kakinya kejang-kejang terus. Dia mengeluhkan sakitnya aja. Tolong saya dibantu, jangan sampai mendadak mati di sini. Begitu katanya," tandas Tumbur.

Menanggapi hal itu, Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, pihaknya tak akan luluh dengan tangisan Hartati Murdaya, tersangka penyuapan Bupati Buol yang terisak-isak saat akan ditahan di ruang tahanan KPK baru-baru ini.

"Kita sudah tegas, pemberantasan korupsi tak akan kalah dan mengalah dengan tangisan yang terisak-isak dari para tersangka," tandas Abraham dilansir kompas, Minggu (16/9). Menurut Abraham, meskipun banyak permintaan melalui surat agar tidak menahan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, KPK tetap menahannya.  kpc inl
Hartati Murdaya Merasa Dijebak Anak Buahnya
Jumat, 28 September 2012 | 15:31
http://www.investor.co.id/national/hartati-murdaya-merasa-dijebak-anak-buahnya/45824
Tersangka kasus dugaan suap penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit di Buol, Hartati Murdaya, menyalami para pendukungnya usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Rabu (19/9).  Foto: Investor Daily/ant Tersangka kasus dugaan suap penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit di Buol, Hartati Murdaya, menyalami para pendukungnya usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Rabu (19/9). Foto: Investor Daily/ant

JAKARTA-Tersangka kasus dugaan suap penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah, Siti Hartati Murdaya merasa dijebak anak buahnya untuk bertemu dengan Bupati Buol Amran Batalipu.

"Pertemuan di PRJ (Pekan Raya Jakarta) itu saya sepertinya dijebak supaya bertemu (Amran), pertemuan di PRJ hanya perkenalan saja," kata Hartati seusai diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Jumat (28/9).

Hartati yang telah ditahan sejak 12 September tersebut diperiksa untuk penandatangan surat perpanjangan masa penahanan namun Hartati menolak menandatangani Berita Acara Pemeriksaan perpanjangan karena menganggap dirinya tidak layak menjadi tersangka.

Mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut menganggap dirinya tidak layak menjadi tersangka karena tidak memerintahkan pengeluaran cek Rp3 miliar.

"Di sidang (Yani Ansori) kemarin terungkap Ibu Hartati tidak pernah memerintahkan, tidak pernah menyuruh, tidak pernah mengetahui adanya pengeluaran cek Rp3 miliar, apalagi menyuruh menyerahkan ke Amran," ungkap pengacara Hartati Patra M. Zein yang ikut mendampingi kliennya.

Ia mengungkapkan yang memberikan, menyuruh dan mengistruksikan adalah Direktur PT HIP Totok Lestiyo.

"Totok dan Arim mengelabuhi ibu Hartati dengan memecah cek hingga Rp250 juta sebanyak 12 lembar supaya ibu Hartati tidak tahu karena pengeluaran lebih dari Rp500 juta harus diketahui dirut," jelas Patra.

Terkait pertemuan pada 15 April 2012 antara Amran Batalipu, Hartati Murdaya, Totok Lestiyo dan Arim di Gedung Pusat Niaga Kemayoran, jaksa menyebutkan bahwa Hartati meminta bantuan Amran agar menerbitkan surat izin lokasi dan mengurus hak guna usaha atas lahan seluas 4.500 hektar yang dikelola PT HIP di Buol, Hartai mengatakan bahwa ia tidak menyetujui pemberitahuan uang.

"Tidak pernah ada persetujuan Ibu Hartati, walaupun ada pertemuan tidak pernah ada persetujuan Ibu Hartati menyetujui memberi uang," tambah Patra.

"Itu perkenalan dipaksa oleh Pak Totok untuk mendapatkan legitimasi," tambah Hartati.

Ia berharap agar yang benar dikatakan benar dan yang salah dikatakan salah.

Dalam dakwaan untuk Direktur Operasional PT HIP Gondo Sudjono, JPU mengungkapkan bahwa Gondo memberikan uang kepada Bupati Buol Amran Abdulah Batalipu atas perintah dari Direktur PT HIP Totok Lestiyo dan Direktur Utama PT HIP Hartati Murdaya.

Gondo dan Financial Controller PT HIP Arim pada 20 Juni 2012 di kantor PT HIP Jakarta mendapat perintah dari Totok Lestiyo dan Hartati Murdaya agar menyiapkan dan memberikan dana Rp2 miliar kepada Amran Batalipu.

Uang tersebut menurut jaksa ditujukan agar mendapatkan surat Bupati Buol kepada Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) supaya BPN tidak menerbitkan sertifikat Hak Guna Usaha kepada PT Sonokeling Buana milik anak Artalyta Suryani yang lahannya ada dalam izin lokasi PT HIP sebelumnya.

Namun total uang yang diberikan oleh HIP kepada Amran bukan hanya Rp2 miliar tapi masih ada Rp1 miliar lagi.

Atas perintah Siti Hartati Murdaya dan Totok Lestiyo pada 15 Juni 2012, Arim berangkat ke Buol ntuk mengambil uang sejumlah Rp1 miliar dari General Manager Finance PT HIP Seri Shiritorn di kabupaten Buol yang dibungkus tas ransel dengan membawa draft dari pejabat Tim Lahan BUol Amir Togila untuk ditandatangani Amran Batalipu dan tim lahan.

Surat-surat tersebut adalah pertama adalah surat rekomendasi Tim Lahan Kabupaten Buol atas Permohonan Izin Lokasi PT Sebuku Inti Plantations seluas 4.500 hektar yang dibuat di Buol pada 4 Juni 2012.(ant/hrb)

Pengacara minta rekening Hartati tidak diblokir

Ronald Steven - Sindonews
http://m.sindonews.com/read/2012/10/08/13/678001/pengacara-minta-rekening-hartati-tidak-diblokir
Senin,  8 Oktober 2012  −  17:14 WIB
Dok.Okezone
Sindonews.com - Sidang penyuapan terhadap Bupati Buol Amran Batalipu dengan terdakwa Gondo Sudjono sedianya menghadirkan saksi meringankan (ade charge). Namun, sidang terpaksa ditunda dan dilanjutkan pada 11 Oktober mendatang, lantaran semua saksi tidak hadir dalam sidang itu.

Menurut kuasa hukum Gondo, yakni Patra Zein, saksi yang akan dihadirkan itu kelomplok pekerja dan masyarakat sekitar (Buol). "Ketidakhadiran para aksi meringankan ini karena jarak," jelasnya, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (8/10/2012).

Sementara itu, saat dalam sidang, Patra Zein sempat menyampaikan permintaan kepada Majelis Hakim diketuai Hakim Gusrizal. Patra memohon Majelis Hakim segera membuka 36 rekening atas nama Siti Hartati Murdaya yang diblokir. Hartati juga merupakan kliennya dalam kasus yang sama.

Alasan Patra, kliennya itu membutuhkan dana untuk membayar operasional perusahaan. Sejak semua rekening diblokir Hartati tidak bisa membiayai operasional perusahaan.

"Yang mulia, kami ajukan permohonan untuk pembukaan 36 rekening klien kami atas nama Siti Hartati Murdaya yang telah diblokir," pinta Patra.

Mendengar permintaan itu, Ketua Majelis Hakim Gusrizal menyatakan akan melakukan pembicaraan dan musyawarah dengan hakim lainya. "Maka akan kami tangguhkan dulu," kata Gusrizal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar