Jumat, 27 Juli 2012

TEROR DAN TERORIS DI SURIAH DUKUNGAN SAUDI ARABIA...???..>>...Pihak oposisi yang diharapkan terlibat dan berpartisipasi dalam proses reformasi politik yang diprakarsai oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad dan berpartisipasi dalam proses membangun kepercayaan secara bertahap, namun, para pendukung perang saudara tersebut malah memanfaatkan kekacauan saat ini di Suriah. Dengan menyediakan senjata dan uang, mereka telah mengubah kelompok-kelompok oposisi Suriah ke dalam geng teroris dan preman...>>..Pemilihan parlemen berakhir, di mana lebih dari 60 persen warga Suriah ternyata berduyun-duyun menyambut dan mendatangi kotak-kotak suara, namun contoh yang jelas dari tekad rakyat untuk berpartisipasi dalam reformasi politik tetap ditentang oleh Aliansi Poros Setan. Pada hal, mereka yang mendatangi tempat-tempat pemungutan suara tidak semuanya mendukung Assad, tetapi mereka juga tidak pernah dan tidak akan pernah mendukung tindakan teroris ala Saudiyah Wahabiyah...>>...McCain: Obama Sengaja Bocorkan Operasi Cyber AS..>>...Dokumen Rahasia: Plan AS dan Arab Saudi di Suriah...>>>... Komite politik dipimpin lansung oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, sementara Clinton dibantu oleh Derek Chollet sebagai manajer eksekutif, mantan Duta Besar AS untuk Suriah Robert Ford dan Fredrick Hoff sebagai anggota, dan Jeffrey Feltman sebagai koordinator. ..>>.....Komite politik dipimpin lansung oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, sementara Clinton dibantu oleh Derek Chollet sebagai manajer eksekutif, mantan Duta Besar AS untuk Suriah Robert Ford dan Fredrick Hoff sebagai anggota, dan Jeffrey Feltman sebagai koordinator...>>...Aliansi Poros Setan, yang diotaki oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi menemukan cara baru untuk menghancurkan Suriah setelah mereka gagal menciptakan kerusuhan di negara itu lebih dari satu tahun. Menurut laporan yang diterima oleh Islam Times, setelah semua upaya yang ditempuh menemui kegagalan untuk menggulingkan rezim Suriah, Washington dan Riyadh kini sedang merancang rencana baru yang lebih rapih, terorganisir yang melibatkan unit-unit penting negara-negara Aliansi Poros Setan...>>>...Rencana tersebut setidaknya memiliki dua tujuan, [1] pertama untuk menunjukkan bahwa tidak ada perdamaian di Suriah tanpa persetujuan AS dan Riyadh, dan [2] kedua, tetap menolak dan melarang rakyat memberikan apapun bentuk dukungan kepada pemerintah dan terus berusaha menumpahkan darah di Suriah melalui perang saudara...>>....Sedangkan komite keamanan meliputi perwakilan dari 7-10 badan intelijen Amerika serta Penasihat Keamanan Nasional AS Tom Donilon, Direktur Intelijen Nasional James Clapper, dan Direktur Badan Intelijen Pusat, Jenderal David Petraeus.>>....Laporan ini juga mencatat bahwa intelijen Saudi mencapai kesepakatan dengan AS dan perusahaan keamanan Israel (Mossad) yang berbasis di Jenewa untuk meningkatkan konflik bersenjata di Suriah tanpa melibatkan negara lain. Konflik ini dipimpin langsung oleh pensiunan militer dan ahli intelijen yang secara teoritis berafiliasi dengan Al-Qaeda. Sementara itu, Amerika Serikta sendiri akan menciptakan kawasan lindung kecil di Libanon dan menggunakannya sebagai kamp pelatihan militer. Kamp ini dibentuk oleh AS, Arab Saudi, Qatar dan Turki yang akan digunakan oleh jebolan al-Qaeda dan oposisi Suriah. Beberapa kawasan Irak, khususnya di Propinsi Anbar dan wilayah Kurdistan yang bawah kendali Massoud Barzani. Tempat tersebut dipilih karena Barzani bekerja sama dengan badan intelijen Israel, Mossad...>>...Gelombang ledakan terakhir di Suriah jelas membuktikan keengganan kelompok teroris untuk menghentikan kekerasan dan pertumpahan darah. Mereka didukung penuh oleh beberapa kepala daerah dan sekutu Barat, mereka terus mengobarkan krisis di Suriah yang bisa menyeret negara itu ke dalam perang saudara dalam skala penuh...>>...Gelombang ledakan terakhir di Suriah jelas membuktikan keengganan kelompok teroris untuk menghentikan kekerasan dan pertumpahan darah. Mereka didukung penuh oleh beberapa kepala daerah dan sekutu Barat, mereka terus mengobarkan krisis di Suriah yang bisa menyeret negara itu ke dalam perang saudara dalam skala penuh...>>..Harian AS The Washington Post, Rabu, 16/05/12, dibawah judul; "Syrian rebels get influx of arms with gulf neighbors’ money, U.S. coordination" menurunkan laporan yang ditulis oleh Karen DeYoung dan Liz Sly melaporkan bahwa para pemberontak Suriah dan kelompok teroris yang memerangi pemerintah Presiden Bashar al-Assad menerima senjata canggih secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Tindak kejahatan tersebut dibiayai langsung Arab Saudi dan Qatar dan dikoordinasi secara rapih oleh pemerintah Amerika Serikat. Surat kabar yang mengutip pernyataan aktivis oposisi dan para pejabat AS dan asing tersebut melaporkan, pejabat administrasi Obama menekankan kepada pemerintah AS untuk memperluas kontak dengan kekuatan militer oposisi...>>....Menurut laporan itu, senjata-senjata yang dibeli tersebut ditimbun di Damaskus, persisnya di kantong dan benteng teroris di Idlib dekat perbatasan Turki dan di Zabadani dekat perbatasan Libanon. Pekan ini, pemberontak yang pada dua bulan lalu kehabisan amunisi mengatakan, aliran senjata saat ini kian meningkat secara signifikan setelah adanya keputusan dari Arab Saudi, Qatar dan negara-negara Teluk Persia lainnya yang memasok jutaan dolar dana setiap bulan untuk pemberontak. Mulham al-Drobi, anggota komite eksekutif Ikhwanul Suriah juga mengatakan, kelompok itu telah membuka saluran pasokan tersendiri untuk membantu para pemberontak, mereka menggunakan sumber daya orang-orang kaya dan uang dari pemerintah negara-negara Arab di Teluk Persia termasuk didalamnya Arab Saudi dan Qatar...>>...Annan yang menjadi inisiatior usulan enam poin perdamaian dan disahkan dan diimplementasikan oleh pemerintah Damaskus dan PBB, tetapi pemberontak bersenjata dukungan Aliansi Poros Setan, Saudi Arabia, Qatar, Turki, AS dan Israel berulang kali melanggar ketentuan rencana Annan tersebut...>>...Stephen Lendman, penulis dan penyiar radio dari Chicago, mengatakan "pasukan khusus" CIA dan MI6 yang di Syria sekarang, mengarahkan pembantaian. "Mereka pergi mengejar loyalis pro-Assad," ujar Lendman dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Sabtu (9/6/12). "Tidak perlu dipertanyakan lagi, ini adalah perang yang diatur Washington." "Ini perang peringkat rendah sampai-sampai NATO belum harus terlibat langsung. Tapi itu adalah persis apa yang terjadi di Libya tahun lalu. Pemberontakan dimulai,. Washington mengatur itu. Gerilyawan direkrut. Mereka didanai. Mereka dipersenjatai. " Penulis Amerika menyatakan bahwa Suriah telah "ditargetkan untuk melakukan perubahan rezim sejak bertahun-tahun, setidaknya satu dekade."..>>..AS harus mempertimbangkan apakah ada konsensus tentang siapa yang harus memerintah setelah penggulingan itu, kata Kissinger yang pernah menjabat di bawah Presiden Richard Nixon dan Gerald Ford. Jika tidak, risiko AS terjebak dalam sebuah konflik sektarian," katanya. Lapor Bloomberg...>>..Jika mengadopsi prinsip kebijakan luar negeri, bentuk intervensi tersebut akan menimbulkan pertanyaan yang lebih luas bagi strategi AS. Apakah Amerika menganggap dirinya berkewajiban mendukung setiap pemberontakan rakyat dalam setiap pemerintahan non-demokratis, termasuk yang sampai sekarang dianggap penting dalam mempertahankan sistem internasional, Arab Saudi dan kerajaan di Timur Tengah? Apa sikap AS terhadap Arab Saudi sebagai sekutu AS? Apakah hanya menonton demonstrasi publik yang berkembang di wilayah tersebut? Apakah AS siap mengakui negara lain yang memiliki hak untuk campur tangan di tempat lain atas nama sesama kerabat atau etnis? Washington Post [IT/r] ..>>...Senator gila perang AS John McCain menuduh Gedung Putih sengaja membocorkan rincian serangan cyber dan operasi rahasia terhadap Iran dalam rangka meningkatkan peluangnya dalam pemilu mendatang. "Sekali lagi kita melihat bocorannya informasi di media tentang operasi yang sedang berlangsung, yang sangat mengganggu. Bukankah ini memberikan beberapa keuntungan kepada musuh kita?." Kata McCain kepada wartawan di Singapura, Sabtu (2/6/12)...>>



Teroris Dukungan Saudi Arabia
Dokumen Rahasia: Plan AS dan Arab Saudi di Suriah
Islam Times- Laporan juga menulis, AS membentuk beberapa komite untuk melaksanakan plot baru di Suriah yang meliputi komite politik, militer dan keamanan dengan tugasnya masing-masing.
http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2012/06/indonesia-tidak-toleransi-siapa-bilang.html#axzz21tCC8mDK
Dokumen Rahasia: Plan AS dan Arab Saudi di Suriah

Aliansi Poros Setan, yang diotaki oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi menemukan cara baru untuk menghancurkan Suriah setelah mereka gagal menciptakan kerusuhan di negara itu lebih dari satu tahun.

Menurut laporan yang diterima oleh Islam Times, setelah semua upaya yang ditempuh menemui kegagalan untuk menggulingkan rezim Suriah, Washington dan Riyadh kini sedang merancang rencana baru yang lebih rapih, terorganisir yang melibatkan unit-unit penting negara-negara Aliansi Poros Setan.

Rencana tersebut setidaknya memiliki dua tujuan, [1] pertama untuk menunjukkan bahwa tidak ada perdamaian di Suriah tanpa persetujuan AS dan Riyadh, dan [2] kedua, tetap menolak dan melarang rakyat memberikan apapun bentuk dukungan kepada pemerintah dan terus berusaha menumpahkan darah di Suriah melalui perang saudara.

Laporan itu menunjukkan bahwa, AS dan Arab Saudi berkesimpulan, saat ini tentara Suriah  masih terlampau kuat dan dalam kontrol penuh Bashar Assad. Mereka juga mengetahui bahwa keamanan Suriah memiliki kontrol yang baik atas seluruh negara bahkan di daerah kantong-kantong yang menjadi pusat dan benteng teroris.

Laporan itu menambahkan, walaupun saat ini perekonomian Suriah melemah karena didera konflik berkepanjangan dan sanksi, namun perekonomian Suriah akan cepat pulih, karena di dukung penuh oleh beberapa negara, terutama Iran, Cina dan Rusia.

Laporan juga menulis, saat ini AS membentuk beberapa komite untuk melaksanakan plot baru di Suriah yang meliputi komite politik, militer dan keamanan dengan tugasnya masing-masing.

Komite politik dipimpin lansung oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, sementara Clinton dibantu oleh Derek Chollet sebagai manajer eksekutif, mantan Duta Besar AS untuk Suriah Robert Ford dan Fredrick Hoff sebagai anggota, dan Jeffrey Feltman sebagai koordinator.

Masih menurut laporan tersebut, Feltman juga bertugas mengontrol kelompok politik lain yang anggotanya meliputi Menteri Luar Negeri Saudi Arabia, Pangeran Saud al-Faisal dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassim.

Selain itu, Feltman juga mengawasi beberapa kantor yang berbasis di Doha sebagai koordinasi keamanan khusus di Suriah. Anggotanya antara lain adalah badan-badan intelijen dari negara-negara seperti AS, Arab Saudi, Qatar, Turki, NATO, dan Libya.

Sementara mantan Duta Besar Saudi untuk AS, Bandar bin Sultan berbagi pengalamannya sebagai pengakses dan pengumpul data dengan teroris di Suriah dan Feltman meninjau keluar-masuknya informasi yang didapat.

Sementara untuk komite militer, dinahkodai langsung oleh Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Martin Dempsey, serta dibantu oleh Mayor Jenderal Charles Cleveland, dan Jenderal Frank Gibb.

Kelompok ini bekerja sama dengan kelompok-kelompok lain, namun tugas utama mereka adalah mensuplai bantuan logistik untuk teroris Suriah, termasuk volume bantuan logistik dan jenis intelijen yang ditransfer untuk kelompok-kelompok teroris.

Sedangkan komite keamanan meliputi perwakilan dari 7-10 badan intelijen Amerika serta Penasihat Keamanan Nasional AS Tom Donilon, Direktur Intelijen Nasional James Clapper, dan Direktur Badan Intelijen Pusat, Jenderal David Petraeus.

Ada beberapa cabang lain lagi di komite keamanan yang misinya adalah untuk menyusun plot keamanan dan melaporkan situasi di Suriah ke kepala komite selain mempersiapkan laporan tentang strategi keamanan AS terkait situasi di Suriah.

Tujuan utama dari strategi diatas adalah memaksa Suriah supaya tunduk pada kebijakan AS dan mencegah Rusia, Iran dan Cina untuk mengamankan pijakannya secara permanen di Suriah.

Tujuan lainnya adalah memutus aliansi Iran-Suriah dengan membuat pemerintah Suriah berpihak kepada AS, bukan Iran atau Rusia. AS juga mengintensifkan perang psikologis dan propaganda serta sekutunya di regional dan internasional, mentransfer demokrasi ke Suriah tanpa konfrontasi dengan negara atau membahayakan keamanan Israel dan yang terpenting adalah memotong koneksi Suriah dengan Tehran dan Hizbullah Libanon.

Rencananya, program ini akan dilaksanakan melalui operasi militer secara langsung dari batalyon sukarela yang beroperasi di perbatasan Suriah dengan negara tetangga termasuk Libanon, Turki, Yordania, Golan, Kurdistan Irak, serta daerah nomaden Irak.

Fase serangan yang digagas adalah melakukan operasi perang gerilya di kota-kota Suriah dan operasi khusus pada tempat-tempat di bawah kendali pemerintah Suriah (termasuk penggunaan serangan bom bunuh diri) yang menargetkan tentara dan penduduk Suriah. Melancarkan perang psikologis terhadap militer dan pasukan intelijen Suriah termasuk warga sipil.
Laporan ini juga mencatat bahwa intelijen Saudi mencapai kesepakatan dengan AS dan perusahaan keamanan Israel (Mossad) yang berbasis di Jenewa untuk meningkatkan konflik bersenjata di Suriah tanpa melibatkan negara lain. Konflik ini dipimpin langsung oleh pensiunan militer dan ahli intelijen yang secara teoritis berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Sementara itu, Amerika Serikta sendiri akan menciptakan kawasan lindung kecil di Libanon dan menggunakannya sebagai kamp pelatihan militer. Kamp ini dibentuk oleh AS, Arab Saudi, Qatar dan Turki yang akan digunakan oleh jebolan al-Qaeda dan oposisi Suriah. Beberapa kawasan Irak, khususnya di Propinsi Anbar dan wilayah Kurdistan yang bawah kendali Massoud Barzani. Tempat tersebut dipilih karena Barzani bekerja sama dengan badan intelijen Israel, Mossad.

Sementara tugas Arab Saudi akan bekerja sama dengan suku besar nomaden di Suriah yang sebagian besar tinggal di sekitar kota Deir ez-Zor dan di Gurun Suriah yang membentang hingga Homs.

Karena itu, saat ini pemerintah Libanon di bawah tekanan intensif yang dilakukan oleh asisten Feltman, Elisabet Dale, supaya melepaskan 238 militan Wahabi yang ditahan agar bisa  digunakan untuk menjadi anggota kelompok pemberontak seperti Fathul Islam dan Jund al-Sham. [Islam Times/on]
 
Teroris Dukungan Saudi Arabia
The Post: Saudi dan Qatar Pemasok, AS Kordinator Senjata
Islam Times- Menurut laporan itu, senjata-senjata tersebut ditimbun di Damaskus, persisnya di kantong dan benteng teroris di Idlib dekat perbatasan Turki dan di Zabadani dekat perbatasan Libanon.
Washinton Post
Washinton Post

Harian AS The Washington Post, Rabu, 16/05/12, dibawah judul; "Syrian rebels get influx of arms with gulf neighbors’ money, U.S. coordination" menurunkan laporan yang ditulis oleh Karen DeYoung dan Liz Sly melaporkan bahwa para pemberontak Suriah dan kelompok teroris yang memerangi pemerintah Presiden Bashar al-Assad menerima senjata canggih secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Tindak kejahatan tersebut dibiayai langsung Arab Saudi dan Qatar dan dikoordinasi secara rapih oleh pemerintah Amerika Serikat.

Surat kabar yang mengutip pernyataan aktivis oposisi dan para pejabat AS dan asing tersebut melaporkan, pejabat administrasi Obama menekankan kepada pemerintah AS untuk memperluas kontak dengan kekuatan militer oposisi.

Menurut laporan itu, senjata-senjata yang dibeli tersebut ditimbun di Damaskus, persisnya di kantong dan benteng teroris di Idlib dekat perbatasan Turki dan di Zabadani dekat perbatasan Libanon.

Pekan ini, pemberontak yang pada dua bulan lalu kehabisan amunisi mengatakan, aliran senjata saat ini kian meningkat secara signifikan setelah adanya keputusan dari Arab Saudi, Qatar dan negara-negara Teluk Persia lainnya yang memasok jutaan dolar dana setiap bulan untuk pemberontak.

Mulham al-Drobi, anggota komite eksekutif Ikhwanul Suriah juga mengatakan, kelompok itu telah membuka saluran pasokan tersendiri untuk membantu para pemberontak, mereka menggunakan sumber daya orang-orang kaya dan uang dari pemerintah negara-negara Arab di Teluk Persia termasuk didalamnya Arab Saudi dan Qatar.
Pasokan senjata baru dan canggih untuk pemberontak dan kelompok teroris tersebut dimaksudkan untuk memaksa teroris kembali menduduki benteng mereka di lingkungan Amr Baba di Homs dan daerah lain di Idlib.

"Pengiriman besar senjata telah berhasil," kata seorang tokoh oposisi. "Beberapa daerah penuh dengan senjata." Lanjutnya.

Laporan terakhir dari pemerintah Suriah mengatakan, plot musuh tersebut dimaksudkan untuk menyabotase misi perdamaian yang diusulkan oleh Annan di Suriah dan merusak negara Suriah ke dalam kekacauan dan membuka jalan untuk menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad.

Negara-negara musuh yang memimpin dan mendukung operasi teroris, termasuk tindakan sabotase dan penculikan, seringkali menggunakan taktik perang lunak, termasuk operasi psikologis dan ancaman melalui ekspatriat pemberontak dan kelompok-kelompok bersenjata di dalam negeri untuk memperdalam gejolak Suriah dan menggagalkan rencana perdamaian Annan. Mereka juga berharap segera menikmati dan pesta pora atas jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad dan mempersiapkan jatuhnya kekuasaan Suriah kedalam pelukan negara pro-Barat dan Israel.

Sementara itu, AS kini menyebarkan desas-desus terkait pemakaian strategi perang 'blitzkriegs' di Suriah sebagai upaya untuk mempengaruhi pasukan pemerintah dan memaksa persetujuan kepada Damaskus menerima tawaran Saudi dan Qatar untuk membentuk zona penyangga.

Meskipun gencatan senjata yang diberlakukan di Suriah pada 12 April dan hadirnya pengamat PBB, namun negara ini tetap menjadi ajang serangan bom teroris dan pertumpahan darah dalam beberapa hari terakhir.

Annan yang menjadi inisiatior usulan enam poin perdamaian dan disahkan dan diimplementasikan oleh pemerintah Damaskus dan PBB, tetapi pemberontak bersenjata dukungan Aliansi Poros Setan, Saudi Arabia, Qatar, Turki, AS dan Israel berulang kali melanggar ketentuan rencana Annan tersebut.

Arab Saudi dan Qatar pantas bertanggungjawab atas sejumlah ledakan teroris di Suriah karena mereka secara terang-terangan dan secara vulgar memberikan dukungan logistik dan keuangan kepada pemberontak bersenjata dan kelompok teroris di Suriah. [Islam Times/on/Washington Post]

Strategi perang 'blitzkriegs' adalah suatu strategi militer di mana dengan terbatasnya kemampuan untuk mempersenjatai diri, menghindari suatu eskalasi konflik yang mengarah pada suatu peperangan total dengan meraih keberhasilan-keberhasilan operatif segera mungkin. [Wikipedia]
 
Teror Saudiyah Wahabiyah ala Al-Qaeda di Suriah
Islam Times- Pada hal, mereka yang mendatangi tempat-tempat pemungutan suara tidak semuanya mendukung Assad, tetapi mereka juga tidak pernah dan tidak akan pernah mendukung tindakan teroris ala Saudiyah Wahabiyah.
Teror Saudiyah Wahabiyah ala Al-Qaeda di Suriah

Gelombang ledakan terakhir di Suriah jelas membuktikan keengganan kelompok teroris untuk menghentikan kekerasan dan pertumpahan darah. Mereka didukung penuh oleh beberapa kepala daerah dan sekutu Barat, mereka terus mengobarkan krisis di Suriah yang bisa menyeret negara itu ke dalam perang saudara dalam skala penuh.

Gelombang ledakan terakhir di Suriah jelas membuktikan keengganan kelompok teroris untuk menghentikan kekerasan dan pertumpahan darah. Mereka didukung penuh oleh beberapa kepala daerah dan sekutu Barat, mereka terus mengobarkan krisis di Suriah yang bisa menyeret negara itu ke dalam perang saudara dalam skala penuh.
Pihak oposisi yang diharapkan terlibat dan berpartisipasi dalam proses reformasi politik yang diprakarsai oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad dan berpartisipasi dalam proses membangun kepercayaan secara bertahap, namun, para pendukung perang saudara tersebut malah memanfaatkan kekacauan saat ini di Suriah. Dengan menyediakan senjata dan uang, mereka telah mengubah kelompok-kelompok oposisi Suriah ke dalam geng teroris dan preman.

Ini serius akan merusak prospek perdamaian dan bisa mengintensifkan perselisihan sektarian di negara ini.

Pemilihan parlemen berakhir, di mana lebih dari 60 persen warga Suriah ternyata berduyun-duyun menyambut dan mendatangi kotak-kotak suara, namun contoh yang jelas dari tekad rakyat untuk berpartisipasi dalam reformasi politik tetap ditentang oleh Aliansi Poros Setan.

Pada hal, mereka yang mendatangi tempat-tempat pemungutan suara tidak semuanya mendukung Assad, tetapi mereka juga tidak pernah dan tidak akan pernah mendukung tindakan teroris ala Saudiyah Wahabiyah.


Bom diledakkan dimana-mana, sebagai bentuk taktik tidak berperikemanusiaan ala Al-Qaeda. Mereka juga diatur oleh kekuatan eksternal yang mendukung terorisme. Penangkapan terbaru dari tiga kapal pada akhir April sarat dengan senjata oleh Angkatan Laut Libanon, jelas menunjukkan berapa banyak pemimpin-pemimpin beri-igal tertarik untuk menjadi sponsor teror di Suriah.

Sejak awal, rencana perdamaian yang digagas oleh mantan Sekjen PBB Kofi Annan untuk Suriah diharapkan mampu menyelesaikan sengketa. Namun, persyaratan dari rencana penghentian pasokan senjata ke pemberontak dan penutupan pangkalan militer Angkatan Darat Suriah Gratis di Turki sama sekali tidak terwujud bahkan ditentang. Dan hal ini membuat tanggung jawab Kofi Annan, jauh lebih sulit karena ia memiliki mandat untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban di Suriah.

Lalu mengapa Aliansi Poros Setan, Arab Saudi, Qatar, Turki, Amerika Serikat dan Israel menolak mentah-mentah usulan Suriah terkait kesepakatan tertulis untuk menghentikan teror dan pasokan senjata? [Islam Times/on]
 
Gejolak Suriah:
Analis Amerika: Agen CIA, MI6 Mengarahkan Pembantaian di Suriah
IslamTimes - Seorang penulis Amerika mengatakan agen CIA dan MI6 mengarahkan kelompok bersenjata untuk melakukan pembantaian di dalam wilayah Suriah, laporan Press TV.
Pemberotak Suriah
Pemberotak Suriah

Stephen Lendman, penulis dan penyiar radio dari Chicago, mengatakan "pasukan khusus" CIA dan MI6 yang di Syria sekarang, mengarahkan pembantaian.

"Mereka pergi mengejar loyalis pro-Assad," ujar Lendman dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Sabtu (9/6/12).

"Tidak perlu dipertanyakan lagi, ini adalah perang yang diatur Washington."
"Ini perang peringkat rendah sampai-sampai NATO belum harus terlibat langsung. Tapi itu adalah persis apa yang terjadi di Libya tahun lalu. Pemberontakan dimulai,. Washington mengatur itu. Gerilyawan direkrut. Mereka didanai. Mereka dipersenjatai. "

Penulis Amerika menyatakan bahwa Suriah telah "ditargetkan untuk melakukan perubahan rezim sejak bertahun-tahun, setidaknya satu dekade."


Lendman juga mengacu pada rencana perdamaian enam poin yang disampaikan oleh utusan PBB-Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, pada bulan Maret.

"Apa yang disebutnya rencana perdamaian yang menempatkan tanggung jawab padanya. Dia hampir tidak (berani) menyebutkan ini pemberontak, ini pasukan pembunuh, ini pembunuh. "

"Saya telah menulis tentang Kofi Annan. Saya telah menulis beberapa kali tentang dia. Selama masa jabatannya sebagai Sekjen PBB, satu dekade, satu dekade yang solid, dia tidak pernah melakukan hal untuk menghentikan perang imperialis, "tambah Lendman.

Ia membuat komentar itu pada hari yang sama ketika oposisi Suriah Nasional (SNC) memilih Abdulbaset Saida, 56-tahun, aktivis Kurdi, sebagai pemimpin baru pada pertemuan di Istanbul.

Saida menggantikan mantan pemimpin SNC Burhan Ghalioun, yang mengundurkan diri pada bulan Mei.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Moskow pada 9 Juni bahwa Rusia "tidak akan ada sanksi penggunaan kekerasan (terhadap Suriah) di Dewan Keamanan PBB."

Lavrov menambahkan bahwa rencana Annan mulai "bernar benar goyah," tapi bahwa "tidak ada alternatif" untuk itu. [IT/r]
 
 
Hegemoni Global AS
McCain: Obama Sengaja Bocorkan Operasi Cyber AS
Islam Times- "Kita tahu kebocoran tersebut pasti datang dari pemerintah sendiri. Dan kita mungkin perlu mengadakan penyelidikan," Kata McCain
McCain: Obama Sengaja Bocorkan Operasi Cyber AS

Senator gila perang AS John McCain menuduh Gedung Putih sengaja membocorkan rincian serangan cyber dan operasi rahasia terhadap Iran dalam rangka meningkatkan peluangnya dalam pemilu mendatang.
"Sekali lagi kita melihat bocorannya informasi di media tentang operasi yang sedang berlangsung, yang sangat mengganggu. Bukankah ini memberikan beberapa keuntungan kepada musuh kita?." Kata McCain kepada wartawan di Singapura, Sabtu (2/6/12).

Dalam laporan yang dirilis oleh The New York Times pada Jumat (1/6/12), Obama diam-diam memerintahkan serangan cyber dengan virus komputer Stuxnet terhadap fasilitas nuklir Iran dan menyabotase program energi nuklir negara itu sejak bulan pertama Obama di kantor."

"Mr Obama memutuskan untuk mempercepat serangan - yang dimulai pada pemerintahan Bush dan dengan kode Olimpiade - bahkan setelah elemen dari program ini sengaja dipublikkan pada musim panas tahun 2010 karena kesalahan pemrograman, "tambah laporan itu.

"Kita tahu kebocoran tersebut pasti datang dari pemerintah sendiri. Dan kita mungkin perlu mengadakan penyelidikan," Kata McCain, yang pernah dikalahkan oleh Obama dalam pemilihan presiden 2008 lalu.

"Jadi ini semacam pola untuk hype kredensial keamanan nasional presiden dan setiap pemerintahan melakukannya. Tapi saya rasa pemerintahan kali ini, mengangkat itu ke tingkat yang baru."

Pada bulan Juli 2010, laporan media menyatakan bahwa virus komputer Stuxnet telah menargetkan industri komputer di seluruh dunia, dan Iran menjadi target utama serangan tersebut. Mereka mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr Iran berada dalam target serangan cyber.

Namun, para ahli Iran mendeteksi virus tepat dan mencegah kerusakan pada situs industri dan sumber daya negara itu. [IT/r]
 
 
Hegemoni Global AS
Kissinger: Apa Sikap AS Terhadap Pemberontakan Rakyat di Arab Saudi?
Islam Times- Apa sikap AS terhadap Arab Saudi sebagai sekutu AS? Apakah hanya menonton demonstrasi publik yang berkembang di wilayah tersebut? Apakah AS siap mengakui negara lain yang memiliki hak untuk campur tangan di tempat lain atas nama sesama kerabat atau etnis?
Kissinger: Apa Sikap AS Terhadap Pemberontakan Rakyat di Arab Saudi?

Menggunakan kekuatan militer AS untuk membantu menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad mungkin mengancam tujuan demokratis dan kemanusiaan, kata mantan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger dalam sebuah opini di Washington Post.

Sebelum memutuskan untuk mengirim pasukan, AS harus mempertimbangkan apakah ada konsensus tentang siapa yang harus memerintah setelah penggulingan itu, kata Kissinger yang pernah menjabat di bawah Presiden Richard Nixon dan Gerald Ford. Jika tidak, risiko AS terjebak dalam sebuah konflik sektarian," katanya. Lapor Bloomberg.

Jika mengadopsi prinsip kebijakan luar negeri, bentuk intervensi tersebut akan menimbulkan pertanyaan yang lebih luas bagi strategi AS. Apakah Amerika menganggap dirinya berkewajiban mendukung setiap pemberontakan rakyat dalam setiap pemerintahan non-demokratis, termasuk yang sampai sekarang dianggap penting dalam mempertahankan sistem internasional, Arab Saudi dan kerajaan di Timur Tengah? Apa sikap AS terhadap Arab Saudi sebagai sekutu AS? Apakah hanya menonton demonstrasi publik yang berkembang di wilayah tersebut? Apakah AS siap mengakui negara lain yang memiliki hak untuk campur tangan di tempat lain atas nama sesama kerabat atau etnis? Washington Post [IT/r] 
Team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com- Belum lagi perjuangan rakyat Mesir, Yaman, Tunisia, Libya hingga Bahrain yang hampir membuat "Perang Saudara" yang karena kelicikan dan kezaliman Zionis Internasional dan Khawarij Abad ini yang terbiasa dengan "Politik Adu Domba", selalu bilang Kafir, Bid'ah, Syirik dan lainnya kepada orang atau sekelompok orang yang bukan sefaham atau berada didalam Mazhab atau Alirannya. "Kalau Anda tidak sefaham dengan Dia, paling tidak engkau sefaham bahwa kita adalah sesama manusia yang berada dibawah Kekuasaan Mutlak Allah SWT".PEACE buat semua. (MFF/KNY/R/AR/11/06/2012)

1 komentar:

  1. saya yang awam berterimakasih dengan ulasan itu... yg tentu maksudnya utuk tujuan baik...yakni harus berhati-hati...dg adanya upaya2..bangsa asing atau faham yang memecah belah umat....
    Semoga kita ummat Islam bisa saling bersilaturahim dan saling belajar ilmulhaq...yakni ilmulQurán dan Sunnaturassulullah saw secara utuh, komprehensif dan kaffah serta istiqomah...berjihad dan memperkuat persatuan ummat Islam seutuhnya...
    Memang disayangkan disaat ummat Islam banyak yang di-obok2 oleh berbagai kekuatan yg bersumber dari itu2 juga...dan diadu domba..bahkan seakan disteer oleh grand design program Barat+zionis... Banyak korban kezholiman ini dan berlaku bertahun-tahun tanpa ada kesadaran untuk saling memperbaiki..untuk kemenangan dan kejayaan Islam..
    Menjadi pemikiran yg tak masuk akal.. Mengapa Palestina semakin ditindas oleh Israel+AS+Sekutu..?? Mengapa Iraq diinvasi AS+Sekutu?? Mengapa Afghanistan..diinvasi AS +Sekutu+Negara2Teluk?
    Juga Mengapa Ghadafy harus diinvasi+ alqaida+Barat+ Negara Liga Arab? Mengapa Syria -Libanon di-obok2 + alqaeda+Barat+Negara Teluk? Mengapa Iran diancam2 oleh AS+Israel+Negara Teluk?..Ada apa ini..??...Ini menjadi tanda tanya...besar.. Mengapa semua negara muslim menjadi sasaran mereka2 Barat+Negara2 kaya Teluk?? ada konspirasi apa??
    Ada permainan politik dan gerakan apa..?? Lalu agama dan mazhab di-obok2..??? Mengapa Siti Fadhilah Supari dijadikan sasaran kemarahan AS ?? Mengapa SBY-Budiyono manut-nut bongkok2an.. kpd AS..??...Sungguh mengherankan.. Saya awam yang merindukan Islam dan Ummat yang menyatu dengan keragaman mazhab..yang shoheh.. Semoga..Islam dan Umat Islam semakin bijaksana.. kuat dan maju...aamiin

    BalasHapus