Jumat, 08 Juni 2012

Hani Yahya Assegaf alias Hans Sagov, kemaren, Rabu (6/6) pada pukul 17.30 WIB diciduk Satuan Reserse Polres Jakarta Barat saat melakukan penggerebekan perjudian "bola tangkas" berkedok yayasan amal, di Komplek Taman Duta Mas Blok D8 No.3, Kelurahan Jelambar Baru, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat......>>> dia adalah..Agen zionis Yahudi, pendiri lobby Israel-Indonesia...Indonesian-Israel Public Affair Comitte/ IIPAC...>>> ..Komitmen Kepolisian Polres Jakarta Barat untuk memberantas perjudian di wilayah hukum Jakarta Barat, betul-betul diwujudkan. Pihak kepolisian berhasil mengamankan beberapa barang bukti dari hasil penggerebekan tersebut, yakni 20 mesin judi Mickey Mouse, ribuan chip ada yang bernilai Rp100 ribu, Rp500 ribu, dan sampai Rp1 juta rupiah, Handphone, senjata api revolver rakitan, enam peluru, dan tujuh linting ganja. "Ini tidak bisa dibiarkan. Ini merupakan wujud komitmen kami, tidak ada judi di Jakarta Barat, tidak ada kompromi mengenai perjudian. Yang ditahan 14 orang karyawan termasuk pemain dan pengelola, pemiliknya Hani Yahya Assegaf," jelasnya. >>> ...Pasca memberitakan dan membongkar keterlibatan agen BIN Yahya Assegaf dalam bocoran Wikileaks yang memfitnah FPI, Selasa (6/09/2011), Munarman, dirinya diteror oleh sekelompok yang mengaku sebagai orang suruhan Yahya Assegaf,orang, rata-rata berpenampilan preman, yang datang ke rumahnya, hari Rabu (7/09/2011), tepatnya sore hari. Beberapa orang suruhan Yahya Assegaf juga mendatangi kantornya di bilangan Tanah Abang, dan juga ke kantor FPI di Petamburan. Di kantornya ada beberapa orang yang datang dan melihat-lihat, juga dengan tampilan preman, walau tidak meninggalkan pesan apapun. Di kantor FPI, menurut Munarman yang datang adalah anak Yahya Assegaf, yakni Hani Yahya Assegaf, yang juga memiliki nama samara Han Sagov, dan merupakan pendiri IIPAC, LSM kaki tangan zionis yahudi Israel di Indonesia. Di kantor FPI, masih menurut Munarman, Hani Assegaf menyampaikan bahwa urusan ini adalah urusan pribadi antara dirinya dan Munarman, dan tidak ada kaitannya dengan FPI, yang mana menurut Munarman juga merupakan bentuk teror kepada dirinya. (dbs)...>> ...Seperti diberitakan sebelumnya Wikileaks mengungkapkan, kawat diplomatik tertanggal 19 Februari 2006, menyebut anggota Badan Intelijen Negara Yahya Assegaf dekat dengan FPI. Yahya pulalah yang memberi peringatan kepada kedutaan Amerika Serikat atas aksi protes FPI terhadap kartun Nabi Muhammad. Yahya juga menyatakan FPI adalah "attack dog" bagi kepolisian. Agen BIN Yahya Assegaf lalu menyeret nama anaknya, Hani Yahya Assegaf. Hani dengan nama alias Han Sagov bersama Benyamin Ketang terlibat mendirikan Indonesia Israel Public Affairs Comitte (IIPAC), sebuah LSM yang menjadi agen zionisme yahudi Israel dunia di Indonesia. Sebuah konspirasi untuk hancurkan gerakan Islam Menurut Munarman, apa yang disampaikan Yahya ke kedutaan sama saja menjual informasi negara. Apalagi Yahya melalui anaknya Hani Y Assegaf ternyata mendirikan Indonesia Israel Public Affair Committe (IIPAC). Komite tersebut sempat membuat heboh dengan perayaan kemerdekaan Israel. "Lha antek Amerika dan antek Zionis Israel memang suka menebar fitnah dan issue demi uang," kata Munarman....>>....Gelar Konferensi Internasional di Bandung, Dukung Palestina Merdeka...>>> ...Upaya untuk mendukung terwujudnya Palestina merdeka dari penjajahan Zionis Israel, AWG (Aqsa Working Group) bersama institusi pendukung lainnya, menggalang seluruh kekuatan umat Islam untuk hadir dalam “International Conference for The Freedom of Al-Quds and Palestisne” (ICFQP) di Bandung, Jawa Barat, 4-5 Juli 2012 mendatang. Dikatakan Yakhsyallah Mansur, Ketua OC-ICFQP, Gedung Merdeka Bandung memiliki nilai historis dalam kemerdekaan negara-negara Asia-Afrika pasca Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 dan merupakan simbol anti-imperialisme. “Diharapkan spirit KAA Bandung menginspirasi kemerdekaan Palestina, satu-satunya negara di dunia yang hingga saat ini masih terjajah, belum juga merdeka. Indonesia juga diharapkan bisa menjadi salah satu negara pionir dan terdepan dalam upaya pembebasan dan kemerdekaan Palestina,” kata Yakhsyallah....>>>...AWASLAH KAUM MUSLIMIN..... DAN PARA PEJUANG ISLAM.... DAN MEWUJUDKAN KEKUATAN UMAT ISLAM... ADA BEBERAPA KELOMPOK YANG BISA JADI MENIPU UMAT ISLAM DENGAN KEDOK AGAMA DAN MENAMAKAN PERSAHABATAN ORMAS ISLAM...YANG TUJUANNYA BISA JADI ADA MISI TERTENTU ATAU BAHKAN BISA JADI MENJADI ALAT UNTUK MENAGADU DOMBA UMAT ISLAM DAN MENGOBOK-OBOK UMAT ISLAM.... NAMUN UMAT MUSLIMIN WAJIBLAH MENGUATKAN SILATURAHIM-PERSUDARAAN-SOLIDARITAS-PERSATUAN UMAT ISLAM SECARA KOKOH DAN DENGAN KOORDINASI YANG ELEGAN DAN AKHLAKULKARIEM DAN HALIM.... UMAT MUSLIMIN HARUS TETAP TEGUH DALAM AKIDAH DAN JALAN LURUS KEPADA ALLAH.... DAN JANGAN MAU DIPECAH BELAH OLEH KELOMPOK YANG MENAMAKAN DIRI ISLAM TETAPI MENENTANG SYARIAH ISLAM... ATAU MENCURANGI UMAT ISLAM..... ADALAH HAK KAUM MUSLIMIN UNTUK MELAKSANAKAN MUAMALAH DAN IBADAH DALAM BINGKAI SYARIAH ALLAH DAN SUNNAH RASULULLAH SAW... KARENA ITULAH AJARAN ALLAH DAN RASULULLAH SAW UNTUK RAHMATAN LILALAMIEN... TIDAK ADA PAKSAAN UNTUK MENJADI MUSLIM... KARENA YANG HAK ADALAH JELAS DAN YANG BATHIL ADALAH JELAS...... BERHATI-HATI DAN SELALU TEGAKAN UKHUWAH PERSUDARAAN ISLAM-SILATURAHIM-DAN SOLIDARITAS PERSATUAN MUSLIM YANG KAFFAH-SOLID DAN BERTANGGUNG JAWAB DAN AKHLAKULKARIMAH... HATI2 DENGAN KAUM PENDUSTA AGAMA-PENCARI FULUS DENGAN MENJUAL AYAT2 ALLAH... IKHLASLAH UNTUK ISLAM AGAMA KEBENARAN ALLAH...YANG DIWAJIBKAN BERIKHTIAR... IKHLAS.. DAN JIHAD FISABILILLAH... DENGAN AKHLAKUL KARIEM YANG HALIM... DAN BERJIWA BESAR... SESUAI NAS AGAMA ALLAH SWT...... >>>....Upaya untuk mendukung terwujudnya Palestina merdeka dari penjajahan Zionis Israel, AWG (Aqsa Working Group) bersama institusi pendukung lainnya, menggalang seluruh kekuatan umat Islam untuk hadir dalam “International Conference for The Freedom of Al-Quds and Palestisne” (ICFQP) di Bandung, Jawa Barat, 4-5 Juli 2012 mendatang. Dikatakan Yakhsyallah Mansur, Ketua OC-ICFQP, Gedung Merdeka Bandung memiliki nilai historis dalam kemerdekaan negara-negara Asia-Afrika pasca Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 dan merupakan simbol anti-imperialisme.....>>>.....PBNU Kumpulkan 13 Ormas Islam, Untuk Apa? Menandingi Siapa? JAKARTA (VoA-Islam) – Ba’da Jum’at (1 Juni 2012) sejumlah ormas Islam berkumpul di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mendeklarasikan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Dari ke-13 ormas Islam yang hadir, tidak ada ormas besar seperti Muhammadiyah. Sejumlah wartawan bertanya, apakah wadah ormas Islam yang tergabung dalam LPOI ingin menandingi Forum Umat Islam (FUI)? Ada pula pertanyaan, dideklarasikannya forum ini, apakah terkait dengan konflik NU-Syiah di Jawa Timur? Yang jelas, banyak pihak mempertanyakan, untuk apa dan ada gerangan apa PBNU tiba-tiba membentuk satu wadah yang terdiri dari 13 ormas Islam tersebut? Ke-13 ormas yang ikut mendeklarasikan dan menyatakan bergabung dalam LPOI itu adalah: Nahdlatul Ulama (NU), Persis, Al-Irsyad al-Islamiyah, al-Ittihadiyah, Matlaul Anwar, Ar-Rabithah al-Alawiyah, al-Washliyah, Az-Zikra, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), IKADI, Perti, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)....>>> Bicara soal Tuhan, Said Aqil menyatakan, agama manapun di muka bumi, pasti meyakini dan mengimani adanya Zat Mahakuasa yang menciptakan alam semesta dan seisinya. Perbedaan penyebutan nama Tuhan, apakah itu Allah, Sang Hyang Widi, Dewa, Thian ataupun lainnya, bukanlah penghalang bagi keimanan seseorang. Substansi Tuhan, sungguh pun disebut dengan beribu-ribu nama, hakikatnya satu, yaitu Zat Pencipta alam semesta dan seisinya, yang mengatur roda kehidupan segala makhluk di dunia hingga di akhirat kelak.” (hal 263). “Tuhan pun tidak akan marah seandainya tidak dipanggil Allah, seperti halnya orang Jawa yang memanggil “Pangeran” atau “Gusti Allah”. Semua symbol dan realitas lahiriah bukanlah tujuan beribadah dan beragama. Terminal akhir dalam beragama dan beribadah adalah komitmen seseorang untuk menghambakan diri kepada Tuhan. Tidak sedikit orang yang mengatasnamakan agama, tapi hakikatnya justru mentuhankan diriny dan melalaikan Allah.” (hal 310) Menurut Said, umat beriman, bukanlah monopoli segolongan komunitas penganut agama tertentu saja. Semua orang yang tak mengingkari eksistensi Tuhan tercakup dalam bingkai “umat beriman” . Komunitas yang berada di luar pagar umat beriman – meminjam istilah theologi Islam – akan disebut gologan musyrik, munafiq, dan kafir… (hal 263). Said juga menegaskan, aliran kepercayaan –Pangestu, sejauh yang ia ketahui, memiliki beberapa kesamaan pandangan dengan Islam, dan dengan agama-agama lainnya. (hal 297). Sebuah toleransi yang kebablasan menurut otak Kiai NU yang satu ini. ....>>>

Hani Yahya Assegaf, Agen Zionis Itu Diciduk Di Arena Judi Bola Tangkas

JAKARTA (VoA-Islam) – Agen zionis Yahudi, pendiri lobby Israel-Indonesia, Hani Yahya Assegaf alias Hans Sagov, kemaren, Rabu (6/6) pada pukul 17.30 WIB diciduk Satuan Reserse Polres Jakarta Barat saat melakukan penggerebekan perjudian "bola tangkas" berkedok yayasan amal, di Komplek Taman Duta Mas Blok D8 No.3, Kelurahan Jelambar Baru, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Sebagaimana diketahui, Hani Yahya Assegaf atau Hans Sagov sendiri, merupakan putra Yahya Assegaf yang mengaku sebagai pejabat BIN. Yahya Assegaf merupakan orang yang berada di balik pelaporan informasi palsu ke Kedubes Amerika Serikat Jakarta, yang mengatakan bahwa FPI merupakan ‘attack dog’ pihak Kepolisian Republik Indonesia. Atas aksinya tersebut, Munarman sempat berpolemik dengan Hani Assegaf yang berujung peneroran kantor lawyer milik Munarman.
Sedangkan Hani Assegaf sendiri merupakan salah satu pendiri LSM kaki tangan zionis Yahudi, Indonesian-Israel Public Affair Comitte/ IIPAC( lobby Israel untuk Indonesia) dan pernah menjadi panitia HUT Israel di Jakarta dan di Puncak, Bogor pada tahun lalu yang sempat menghebohkan publik Indonesia.
Meski di ruangan tersebut dipasang spanduk berukuran besar bertuliskan Yayasan Azizah Foundation, praktek perjudian tersebut menimbulkan keresahan warga sekitar. Aparat pun bergerakn untuk menindaknya.
Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Polisi Hengky Haryadi mengatakan, pengungkapan tersebut berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar tentang adanya aktifitas tindak pidana perjudian. Dalam aksinya, pemilik arena perjudian yang diketahui bernama Hani Yahya Assegaf ini berdalih hasil perjudian ini akan disumbangkan kepada Yayasan Azizah Foundation.
"Kami dapat mengungkap tempat ini, dan mengamankan beberapa mesin yang berkedok penjudian untuk yayasan amal, untuk membantu anak-anak dengan mengatasnamakan Azizah Foundation," ujar Hengky di TKP, Rabu (6/6).
Komitmen Kepolisian Polres Jakarta Barat untuk memberantas perjudian di wilayah hukum Jakarta Barat, betul-betul diwujudkan. Pihak kepolisian berhasil mengamankan beberapa barang bukti dari hasil penggerebekan tersebut, yakni 20 mesin judi Mickey Mouse, ribuan chip ada yang bernilai Rp100 ribu, Rp500 ribu, dan sampai Rp1 juta rupiah, Handphone, senjata api revolver rakitan, enam peluru, dan tujuh linting ganja.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Ini merupakan wujud komitmen kami, tidak ada judi di Jakarta Barat, tidak ada kompromi mengenai perjudian. Yang ditahan 14 orang karyawan termasuk pemain dan pengelola, pemiliknya Hani Yahya Assegaf," jelasnya.

Pembocor Rahasia Negara
Seperti diberitakan sebelumnya Wikileaks mengungkapkan, kawat diplomatik tertanggal 19 Februari 2006, menyebut anggota Badan Intelijen Negara Yahya Assegaf dekat dengan FPI. Yahya pulalah yang memberi peringatan kepada kedutaan Amerika Serikat atas aksi protes FPI terhadap kartun Nabi Muhammad. Yahya juga menyatakan FPI adalah "attack dog" bagi kepolisian.
Agen  BIN Yahya Assegaf lalu menyeret nama anaknya, Hani Yahya Assegaf. Hani dengan nama alias Han Sagov bersama Benyamin Ketang terlibat mendirikan Indonesia Israel Public Affairs Comitte (IIPAC), sebuah LSM yang menjadi agen zionisme yahudi Israel dunia di Indonesia. Sebuah konspirasi untuk hancurkan gerakan Islam
Menurut Munarman, apa yang disampaikan Yahya ke kedutaan sama saja menjual informasi negara. Apalagi Yahya melalui anaknya Hani Y Assegaf ternyata mendirikan Indonesia Israel Public Affair Committe (IIPAC). Komite tersebut sempat membuat heboh dengan perayaan kemerdekaan Israel. "Lha antek Amerika dan antek Zionis Israel memang suka menebar fitnah dan issue demi uang," kata Munarman.
Sudah menjadi rahasia umum jika zionisme yahudi Israel berusaha masuk ke Indonesia dengan menghalalkan segala macam cara. Setelah terbongkarnya kedatangan rahasia Amira Arnon-Duta Besar Israel untuk Singapura-ke Jakarta pada tanggal 20-27 Maret lalu, kini tersebar sebuah dokumen yang memperlihatkan nama Hani Yahya Assegaf-anak dari agen BIN Yahya Assegaf-menjadi pendiri LSM Indonesia Israel Public Affairs Comitte (IIPAC), bersama Benyamin Ketang, selaku Direktur IIPAC.
Di dokumen Akta Pendirian IIPAC yang didaftarkan melalui Notaris Nirmawati Marcia SH di Jakarta tertanggal 21 Januari 2002, tercatat nama-nama pendiri IIPAC, yakni sebanyak 5 orang, yaitu : 1) Benyamin Ketang 2) Mr. Sakata Barus, 3) Mr. Poppe Alexander Z, 4) Mr. Hani Yahya Assegaf alias Han Sagov, 5) Mr. Y. Gatot Prihandono, SSI.
Di Pasal 2 Akta Pendirian tersebut dijelaskan tujuan IIPAC, yakni untuk menyelenggarakan kerjasama dengan lembaga-lembaga Israel, Yahudi Internasional, dan melindungi hak-hak warga Yahudi dan keturunan Yahudi di Indonesia serta memajukan kerjasama bisnis, investasi, IT, dan pendidikan tinggi dengan universitas di seluruh dunia.

Menyerang FPI
Pasca memberitakan dan membongkar keterlibatan agen BIN Yahya Assegaf dalam bocoran Wikileaks yang memfitnah FPI, Selasa (6/09/2011), Munarman, dirinya diteror oleh sekelompok yang mengaku sebagai orang suruhan Yahya Assegaf,orang, rata-rata berpenampilan preman, yang datang ke rumahnya, hari Rabu (7/09/2011), tepatnya sore hari.
Beberapa orang suruhan Yahya Assegaf juga mendatangi kantornya di bilangan Tanah Abang, dan juga ke kantor FPI di Petamburan. Di kantornya ada beberapa orang yang datang dan melihat-lihat, juga dengan tampilan preman, walau tidak meninggalkan pesan apapun.
Di kantor FPI, menurut Munarman yang datang adalah anak Yahya Assegaf, yakni Hani Yahya Assegaf, yang juga memiliki nama samara Han Sagov, dan merupakan pendiri IIPAC, LSM kaki tangan zionis yahudi Israel di Indonesia. Di kantor FPI, masih menurut Munarman, Hani Assegaf menyampaikan bahwa urusan ini adalah urusan pribadi antara dirinya dan Munarman, dan tidak ada kaitannya dengan FPI, yang mana menurut Munarman juga merupakan bentuk teror kepada dirinya. (dbs) ***

Gelar Konferensi Internasional di Bandung, Dukung Palestina Merdeka

JAKARTA (VoA-Islam) –
Upaya untuk mendukung terwujudnya Palestina merdeka dari penjajahan Zionis Israel, AWG (Aqsa Working Group)  bersama institusi pendukung lainnya, menggalang seluruh kekuatan umat Islam untuk hadir dalam  “International Conference for The Freedom of Al-Quds and Palestisne” (ICFQP) di Bandung, Jawa Barat, 4-5 Juli 2012 mendatang.
Dikatakan Yakhsyallah Mansur, Ketua OC-ICFQP,  Gedung Merdeka Bandung memiliki nilai historis dalam kemerdekaan negara-negara Asia-Afrika pasca Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 dan merupakan simbol anti-imperialisme.
“Diharapkan spirit KAA Bandung menginspirasi kemerdekaan Palestina, satu-satunya negara di dunia yang hingga saat ini masih terjajah, belum juga merdeka. Indonesia juga diharapkan bisa menjadi salah satu negara pionir dan terdepan dalam upaya pembebasan dan kemerdekaan Palestina,” kata Yakhsyallah.
Dari luar negeri, akan hadir sebagai pembicara inti, antara lain: Syeikh Aly Al-Abbasy (Imam dan Khatib Masjid Al-Aqsha Palestina), Syeikh Abdurrahmad Yusuf Al-Jamal (Rois Ma’had Darul Quranul Karim was Sunnah Gaza), dan Syeikh Umar bin Sulaiman Al-Asyqar (Universitas Yordania). Sementara dari dalam negeri, antara lain: Marzuki Alie (Ketua DPR RI), KH. Maman Abdurrahman (Ketua Persis), Muhyiddin Hamidy (Imam Jama’ah Muslimin/Jamus) dan lain-lain.
Juga akan mengundang para ulama dan aktivis pergerakan dunia Islam yang konsen dengan pembebasan Al-Aqsha dan Palestina, Duta Besar negeri-negeri Islam, NGO (LSM) yang peduli dengan Al-Aqsha dan Palestina.

Palestina Merdeka
Dalam sebuah diskusi konferensi internasional di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (6 Juni 2012) siang, didapatkan benang merah, rakyat Indonesia menuntut segera terwujudnya kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionis Israel. Mengingat penjajah Zionis Israel secara sepihak mendeklarasikan berdirinya negara Israel di bumi Palestina pada tanggal 15 Mei 1948.
Sejak saat itu Zionis Israel dan sekutu-sekutunya tidak henti-hentinya menodai citra mulia Al-Quds dan Palestina secara umum. Mereka menjadikan Al-Quds dan Palestina sebagai kancah pemerkosaan Hak Asasi Manusia (HAM) yang terburuk sepanjang sejarah manusia.
Sudah menjadi kewajiban umat Islam, khususnya, dan bangsa-bangsa merdeka di dunia umumnya untuk melakukan solidaritas pembelaan Palestina dan penentangan terhadap zionis Israel. Terlebih lagi rakyat dan bangsa Indonesia mempunyai hubungan historis yang kuat dengan Palestina sebagai negara awal yang mendukung secara moril dan materiil terhadap kemerdekaan Indonesia. Desastian

AWASLAH KAUM MUSLIMIN..... DAN PARA PEJUANG ISLAM.... DAN MEWUJUDKAN KEKUATAN UMAT ISLAM... 
ADA BEBERAPA KELOMPOK YANG BISA JADI MENIPU UMAT ISLAM DENGAN KEDOK AGAMA DAN MENAMAKAN PERSAHABATAN ORMAS ISLAM...YANG TUJUANNYA BISA JADI ADA MISI TERTENTU ATAU BAHKAN BISA JADI MENJADI ALAT UNTUK MENAGADU DOMBA UMAT ISLAM DAN MENGOBOK-OBOK UMAT ISLAM....
NAMUN UMAT MUSLIMIN WAJIBLAH MENGUATKAN SILATURAHIM-PERSUDARAAN-SOLIDARITAS-PERSATUAN UMAT ISLAM SECARA KOKOH DAN DENGAN KOORDINASI YANG ELEGAN DAN AKHLAKULKARIEM DAN HALIM....

UMAT MUSLIMIN HARUS TETAP TEGUH DALAM AKIDAH DAN JALAN LURUS KEPADA ALLAH.... DAN JANGAN MAU DIPECAH BELAH OLEH KELOMPOK YANG MENAMAKAN DIRI ISLAM TETAPI MENENTANG SYARIAH ISLAM... ATAU MENCURANGI UMAT ISLAM.....

ADALAH HAK KAUM MUSLIMIN UNTUK MELAKSANAKAN MUAMALAH DAN IBADAH DALAM BINGKAI SYARIAH ALLAH DAN SUNNAH RASULULLAH SAW... KARENA ITULAH AJARAN ALLAH DAN RASULULLAH SAW UNTUK RAHMATAN LILALAMIEN... 

TIDAK ADA PAKSAAN UNTUK MENJADI MUSLIM... KARENA YANG HAK ADALAH JELAS DAN YANG BATHIL ADALAH JELAS......

BERHATI-HATI DAN SELALU TEGAKAN UKHUWAH PERSUDARAAN ISLAM-SILATURAHIM-DAN SOLIDARITAS PERSATUAN MUSLIM YANG KAFFAH-SOLID DAN BERTANGGUNG JAWAB DAN AKHLAKULKARIMAH...
HATI2 DENGAN KAUM PENDUSTA AGAMA-PENCARI FULUS DENGAN MENJUAL AYAT2 ALLAH... IKHLASLAH UNTUK ISLAM AGAMA KEBENARAN ALLAH...YANG DIWAJIBKAN BERIKHTIAR... IKHLAS.. DAN JIHAD FISABILILLAH... DENGAN AKHLAKUL KARIEM YANG HALIM... DAN BERJIWA BESAR... SESUAI NAS AGAMA ALLAH SWT....


PBNU Kumpulkan 13 Ormas Islam, Untuk Apa? Menandingi Siapa?

JAKARTA (VoA-Islam) –
Ba’da Jum’at (1 Juni 2012) sejumlah ormas Islam berkumpul di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mendeklarasikan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Dari ke-13 ormas Islam yang hadir, tidak ada ormas besar seperti Muhammadiyah.
Sejumlah wartawan bertanya, apakah wadah ormas Islam yang tergabung dalam LPOI ingin menandingi Forum Umat Islam (FUI)? Ada pula pertanyaan, dideklarasikannya forum ini, apakah terkait dengan konflik NU-Syiah di Jawa Timur? Yang jelas, banyak pihak mempertanyakan, untuk apa dan ada gerangan apa PBNU tiba-tiba membentuk satu wadah yang terdiri dari 13 ormas Islam tersebut?
Ke-13 ormas yang ikut mendeklarasikan dan menyatakan bergabung dalam LPOI itu adalah: Nahdlatul Ulama (NU), Persis, Al-Irsyad al-Islamiyah, al-Ittihadiyah, Matlaul Anwar, Ar-Rabithah al-Alawiyah, al-Washliyah,  Az-Zikra, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), IKADI, Perti, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).
Dalam sambutannya Nazri Adlani dari Al Washliyah mengatakan, LPOI terwujud untuk membangun Ukhuwah Islamiyah dalam bingkai NKRI. Misinya adalah rahmatan lil’alamin, mewujudkan soliditas dan solidaritas sesama umat Islam.
Sementara itu dikatakan Luthfi At Tamimi (Sekum LPOI), ormas Islam yang tergabung di LPOI ini tidak berpolitik. Lembaga Persahabatan Ormas Islam ini dibentuk untuk menjaga Pancasila sampai akhir hayatnya. “Siapapun yang berani mengugat, mengubah, dia akan berurusan dengan 13 ormas Islam ini, yang memiliki 100 juta anggota,” kata Lutfi mengancam.
Hadir dalam deklarasi tersebut diantaranya: Jusuf Habibie, Komjen Imam Soejarwo yang mewakili Polri, Denjen Kopasus Soenarko, Prof. Maman Abdurrahman, KH. Ahmad Satori.
Saat ditemui Voa-Islam, Ketua yayasan Az Zika Ustadz Abdul Syukur mengatakan, bergabungnya Az Zikra di LPOI diawali dengan niat baik, yakni atas dasar ukhuwah Islamiyah dan kemaslahatan. “Kami ikuti yang senior. Tapi, kalau ditengah jalan terjadi sesuatu, maka Az Zikra akan mengambil sikap sendiri,” ujarnya.
Ustadz Syukur mengaku belum pernah duduk dalam sebuah forum. Namun, niatnya adalah dalam rangka merekat ukhuwah Islamiyah. Ia tidak tahu persis latar belakang dibentuknya lembaga ini, entah bermuatan politik atau tidak. “Niat kami hanya menjaga ukhuwah Islamiyah saja, tidak ada kepentingan apapun.”

Kronologis Berdirinya LPOI
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj mengatakan, LPOI yang resmi dikukuhkan pada tanggal 1 JUni 2012 terilhami oleh semangat kelahiran Pancasila. Semua ormas yang tergabung dalam LPOI memiliki komitmen yang sama terhadap empat pilar demokrasi, dengan mendeklarasikan sikap anti kekerasan.
Bertepatan dengan hari lahir Pancasila pada 1 Juni 2012, 13 Ormas Kemasyarakatan (Ormas) berbasis massa Islam itu secara resmi mengukuhkan berdirinya Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Pengukuhan dilaksanakan di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Tidak ada kekerasan dalam agama, atau tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Kami Ormas Islam bergabung memiliki komitmen yang sama, yakni menokak segala macam kekerasan,” kata Kiai Said.
Forum Persahabatan Ormas Islam dalam LPOI juga ditegaskan tidak memiliki agenda politik. LPOI dibentuk sebagai wadah persahabatan keimanan, akhlak, dan budaya.  “LPOI dibentuk bukan untuk menghaapi siapa-siapa, bukan untuk memusuhi siapa-siapa. LPOI juga tidak memiliki kepentingan politik apapun,”tandas Said.
Melalui LPOI, ormas Islam yang sebelumnya sudah bersatu diharapkan lebih mempererat hubungannya. LPOI memiliki sikap yang sama, siap membantu Pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada akhir bulan Mei 2011, beberapa tokoh ormas-ormas Islam bertemu di Gedung Pengurus Besar Nahlatul Ulama (PBNU). Dalam pertemuan tersebut, tokoh-tokoh dari ormas Islam meminta kepada KH. Said Aqil Siroj agar bisa bertemu dengan Presiden SBY di Istana untuk menghadap dengan Pimpinan Ormas-ormas Islam.Inti dari pertemuan tersebut bersifat silaturahim.
Pada 7 Juni 2011, selasa siang, utusan dari 12 ormas Islam diterima SBY di Istana. Bersama dengan Presiden, hadir beberapa menteri, diantaranya: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, SH, MM, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Menteri Agama (Menag) Drs. Suryadharma Ali, Menteri Sekretaris Negara (Sekneg) Letjen TNI (Purn) Sudi Silalahi.   
Dikatakan, sudah beberapa kali pertemuan antara Ormas Islam  didalam satu wadah, dimana ada usulan seperti Forum Persahabatan Ormas Islam Indonesia. Pada saat pertemuan (5 Agustus 2011) di Gedung Majalah Sabili, terbentuklah team 9 orang untuk membahas nama, logo, visi dan misi serta alamat sementara.
Pada tanggal 21 Oktiber 2011, dideklarasikan berdirinya Lembaga Persahabatan Ormas Islam dengan susunan pengurusnya. Di Gedung PBNU, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dimasukkan sebagai pendiri lembaga ini.
Lembaga Persahabatan Ormas Islam Indonesia segera menulis surat kepada Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kapolri, Menko Polhukam, serta Menkumham untuk beraudiensi.
Pada tanggal 20 Februari 2012 bertepatan dengan Hari Senin, Lembaga Persahabatan Ormas Islam bertemu dengan Menteri Polhukam di Kantornya. Pembentukan lembaga tersebut telah ada di akta Notariskan pada tanggal 18 April 2012. Desastian

Berpikir Amburadul Ala Ketua Umum PBNU Said Aqil soal Tauhid

JAKARTA (VoA-Islam) – 
 Berdalih rahmatan lil’alamin, tawassuth (moderat), tawazun (keseimbangan), I’tidal (jalan tengah) dan tasamuh (toleran), Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, membiarkan warganya beragama dengan akidah yang menggoyahkan. Alih-alih jalan tengah, justru membuat akidah warga NU bercampur dengan kebatilan, bahkan kemusyrikan.  
Dikatakan Said Aqil, Dengan kata lain, memeluk agama Islam adalah berarti “ber-Islam”, dan bukan memutlakkan Islam sebagai satu-satunya nama agama. Tidak mustahil, seseorang  mengaku secara formal sebagai pemeluk agama Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, Khonghucu ataupun lainnya, namun pada hakekatnya ia “ber-Islam”. Sekali-kali, Allah tidaklah menuntut manusia untuk memeluk Islam secara formal, atau mengikrarkan syahadat, tetapi justru hatinya bertolak belakang dengan pengakuan lisannya itu. (hal 158).
Bicara soal Tuhan, Said Aqil menyatakan, agama manapun di muka bumi, pasti meyakini dan mengimani adanya Zat Mahakuasa yang menciptakan alam semesta dan seisinya. Perbedaan penyebutan nama Tuhan, apakah itu Allah, Sang Hyang Widi, Dewa, Thian ataupun lainnya, bukanlah penghalang bagi keimanan seseorang. Substansi Tuhan, sungguh pun disebut dengan beribu-ribu nama, hakikatnya satu, yaitu Zat Pencipta alam semesta dan seisinya, yang mengatur roda kehidupan segala makhluk di dunia hingga di akhirat kelak.” (hal 263).
“Tuhan pun tidak akan marah seandainya tidak dipanggil Allah, seperti halnya orang Jawa yang memanggil “Pangeran” atau “Gusti Allah”. Semua symbol dan realitas lahiriah bukanlah tujuan beribadah dan beragama. Terminal akhir dalam beragama dan beribadah adalah komitmen seseorang untuk menghambakan diri kepada Tuhan. Tidak sedikit orang yang mengatasnamakan agama, tapi hakikatnya justru mentuhankan diriny dan melalaikan Allah.” (hal 310)
Menurut Said, umat beriman, bukanlah monopoli segolongan komunitas penganut agama tertentu saja. Semua orang yang tak mengingkari eksistensi Tuhan tercakup dalam bingkai “umat beriman” . Komunitas yang berada di luar pagar umat beriman – meminjam istilah theologi Islam – akan disebut gologan musyrik, munafiq, dan kafir… (hal 263).
Said juga menegaskan, aliran kepercayaan –Pangestu, sejauh yang ia ketahui, memiliki beberapa kesamaan pandangan dengan Islam, dan dengan agama-agama lainnya. (hal 297). Sebuah toleransi yang kebablasan menurut otak Kiai NU yang satu ini. 

Ukhuwah Islamiyah Eksklusif?
Kata Said, Allah sebagai Rabbul ‘alamin, penguasa alam semesta dan seisinya mengajarkan umat-Nya untuk menjadi umat yang inklusif, toleran dan terbuka. Distorsi lainnya adalah ketika ia lebih suka menggunakan istilah persaudaraan seiman, ketimbang ukhuwah Islamiyah. (hal  310).
Bahkan kata Said Aqil, Al Qur’an sekalipun tidak menyinggung soal menganjurkan ukhuwah Islamiyah. Justru yang ditekankan adalah persaudaraan seiman.” Ia mengutip QS. Al Hujurat:10
 Said menyebut kata ukhuwah Islamiyah cenderung eksklusif. “Oleh karena itu, patut dipertanyakan seandainya ada sebagian umat Islam saat ini yang mengembangkan visi eksklusif ukhuwah Islamiyah ini, sehingga bisa mengganggu semangat kerukunan dan interaksu harmonis diantara umat beragama…” (hal 310). Said bahkan menyebut kata ukhuwah Islamiyah sebagai “benturan teologi” antar umat beragama. Benturan itu ujung-ujungnya, kata Said, hanyalah soal perut, politik, atau kepentingan sectarian masing-masing pemeluk agama. (Hal 310).
Perbedaan diantara agama-agama yang ada sebenarnya, lanjut Said, merupakan kehendak Tuhan. Ini seharusnya dijadikan sebagai potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi budaya toleransi. “….Keragaman formal dan nama agama-agama di dunia ini tak luput dari “rekayasa” Tuhan bagi kemaslahatan umat manusia.” (hal 311).Dalam bukunya, Said juga meyakini Alkitab Perjanjian Baru untuk menjadi kutipan.
Atas nama pendekatan tasawuf, Said mengklaim, aspek pluralism bisa digali melalui dialog spiritual yang digunakan sebagai paradigm pelibatan yang intens di antara berbagai komunitas penganut agama. Yang dimaksud adalah forum lintas agama di sejulah daerah. (Hal 313 )
Masya Allah!! Semakin jelaslah, siapa yang memimpin warga NU saat ini dengan pemikiran sekuler dan liberalnya.  Desastian

Rame-rame Membongkar Pemikiran Sesat Said Agil Siraj

JAKARTA (VoA-Islam) –  http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/06/05/19360/ramerame-membongkar-pemikiran-sesat-said-agil-siraj/
Tongkat estafet kepemimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) setelah Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, sepertinya tak pernah habis mewariskan figur kontroversial. Adalah KH. Said Aqil Siroj (SAS), yang kini diamanahkan sebagai Ketua Umum PBNU, rupanya mendekati pemikiran yang sama dengan Gus Dur, sama-sama “nyeleneh” dan distorsi.
Masih segar dalam ingatan, ketika underbouw NU menyatakan penolakannya terhadap Lady Gaga dan Irshad Manji, Ketua Umum PBNU itu malah bersikap tidak jelas, bahkan terkesan mendukung kemungkaran. “Sejuta Lady Gaga, iman warga NU tidak akan berubah,” begitulah statemen seorang kiai yang ternyata tidak dipatuhi oleh warganya sendiri.
Jika mencermati jalan pikirannya, baik secara lisan maupun tulisan (buku),  ternyata Said Aqil adalah seorang yang sekuler dan liberal. Betapa ia begitu anti dengan simbol-silmbol Islam, terjangkit syariat Islam Phobia, dan mengagung-agungkan sosok seperti al-Hallaj, Ibn Arabi, hingga Syekh Siti Jenar. Pemikirannya dibingkai atas nama tasawuf.
Saat mendeklarasikan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) di Gedung PBNU, sejumlah wartawan dan peserta yang hadir mendapat hadiah buku yang ditulis KH. Said Aqil Siroj berjudul “ Tasawuf Sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi”. Buku setebal 472 halaman tersebut diterbitkan oleh SAS Foundation bekerjasama dengan LTN PBNU.
Setelah membaca dan membedah buku tersebut, tanpa diduga, banyak terjadi distorsi (penyimpangan) dan aroma tendensius terhadap kelompok Islam yang mendambakan syariat Islam sebagai aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satu contoh, betapa bangganya Said Aqil Siraj ketika PBNU tidak ikut-ikutan membuat fatwa sesat Ahmadiyah, seperti yang difatwakan oleh MUI Pusat. Sungguh aneh, jika Said justru berempati pada Ahmadiyah. Ia justru melempar tuduhan, kelompok Islam yang mengawal fatwa MUI tentang sesatnya Ahmadiyah, dengan ungkapan:
“Islam, dengan kata lain, sudah menjadi agama pembenaran bagi segenap tindakan yang tidak bermoral dan tidak beradab, dan bukan lagi sebagai sebuah “hikmah” atau moralitas..” (hal 28).
Tentu sangat tidak adil, Ahmadiyah yang mengklaim Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi ini justru tidak dikritisi oleh seorang kiai NU yang satu ini, tapi justru mengecam keras umat Islam yang mendukung fatwa MUI sebagai kelompok yang melakukan kekerasan.
Pada bagian lain (Bab 18) dalam pembahasan Problem Lokalisasi Judi: Perspektif Fiqih Sosial, Said Aqil memberi jalan penyelesaiannya yang sebetulnya menyesatkan. Menurut Said, adalah :
“wajar bila tuntutan sentralisasi lokalisasi judi perlu diperhatikan. Yang terpenting, meletakkan kebijakan tersebut agar aman dan terhindar dari ekses negatif. Tuntutan lainnya adalah komitmen law enforcement serta pembinaan mentalitas jujur, disiplin dan bertanggungjawab. Jaminan kesejahteraan dan kenyamanan bagi rakyat adalah tujuan utama syariat Islam (maqashid asy-syari’ah). (Hal 404).
Bagi Said, nampaknya kemungkaran dan kesejahteraan harus berjalan seiring.  Lokalisasi judi dianggap wajar, di sisi lain berharap terhindar dari ekses negatif. Bagaimana mungkin hak dan batil bercampur aduk? Bagaimana mungkin air yang jernih dan minyak menyatu? Sungguh kiai yang menyesatkan.

Latar Belakang SAS
Sebelum membedah pemikiran ngawurnya, perlu diketahui lebih jauh dan latar belakang Prof.Dr. Said Aqil Siroj. Ia lahir di Cirebon, 3 Juli 1953. Lulus S1 dari Universitas King Abdul Aziz cabang Makkah, Fakultas Syariah, tahun 1982. Lulus S2 dari Universitas Umm Al-Qura Makkah, Fakultas Ushuluddin, tahun 1987, dan S3 diperoleh dari Universitas dan fakultas yang sama, Umm Al Qura, tahun 1994 dengan predikat Summa Cumlaude.
Pendidikan agama diperoleh dari ayahnya di Madrasah Tolabul Mubtadi’in, Kempek, Palimanan, Cirebon, kemudian dilanjutkan ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri dan di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Kini, Said mengajar di Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1995-sekarang). Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma). Pernah menjadi anggota Komnas HAM periode 1998-1999, dan anggota MPR-RI Fraksi Utusan Golongan tahun 1999-2004.
Pengalamannya berorganisasi, Said mengawalinya sebagai aktivis IPNU cabang Palimanan Cirebon, PMII Yogyakarta, Ketua KMNU (Keluarga Mahasiswa NU) Makkah,Wakil Katib ‘Am PBNU (1994-1998), Katib ‘Am PBNU (1998-1999), Rais Syuriah PBNU (1999-2004), dan Ketua PBNU (2004-2009). Kini ia menjabat sebagai Ketua Umum PBNU periode 2010-2014.
Sang Kiai kerap mengutip hadits yang berbunyi:
“Suatu saat nanti akan muncul sekelompok kecil dari umatku yang membaca Al-Qur’an, tetapi tidak mendapatkan substansinya. Mereka itu adalah sejelek-jeleknya makhluk di dunia ini.”
Tapi sepertinya Said Aqil Siroj tidak sadar bahwa hadits itu sesungguhnya ditujukan untuk menyindir dirinya sendiri. Ia lebih suka hadits itu diarahkan kepada lawan-lawan ideologinya. Nampaknya untaian kata yang benar, namun tendensius dan mengarah pada yang batil, ada pada diri seorang Said Aqil.
Untuk membedah pemikiran Said Aqil Siroj, Voa-Islam akan mengurainya dalam beberapa tulisan. Banyak bukti-bukti kesesatan berpikir sang kiai yang pernah aktif sebagai penasihat persahabatan Indonesia-Libya ini. Kita khawatir “Sejuta Said Aqil Siroj, iman Warga NU bisa Luntur”. Desastian

Said Aqil Betul-betul Sekuler,Tolak Fatwa Haram MUI soal Sepilis

JAKARTA (VoA-Islam) - Lagi-lagi Said Aqil menunjukkan ketidaksukaannya kepada kelompok Islam yang menolak sekularisme. “Anehnya, kebanyakan orang yang mempersoalkan paham itu muncul dari para politisi yang mengaku berasal dari partai-partai Islam. Menurut mereka, negara dan agama laksana sekeping dua mata uang tak adapat dipisah-pisahkan. Jika keduanya dipisahkan, maka dianggap sangat berlawanan dengan ajaran agama,” tukas Said.
Gairah formalisasi Islam, yang mengangkat wacana kesatuan agama dan institusi negara, belakangan ini semakin meningkat. Ini seiring dengan maraknya arus reformasi. Berdirinya partai-partai ber”asas Islam”, munculnya ide pembentukan fraksi Islam di DPR/MPR, serta terangkatnya kembali isu Piagam Jakarta, merupakan indikasi kuat atas upaya menyeret Islam dalam wilayah pemerintahan dan kenegaraan. Untuk menguji validitas gagasan para pelaku “politik Islam” tersebut, diperlukan tabayun atau klarifikasi berkaitan soal relasi Islam dan politik ini. Benarkah Islam memandang agama dan negara dalam satu wadah? (hal 169-170)
Kini, terbukti sudah, bahwa Said Aqil betul-betul sekuler dan berpaham liberal. Ia katakan, “…Islam sejak semula memang memberikan ruang atau sekulerisme. Bahkan bisa dikatakan bahwa sekulerisme merupakan karakteristik Islam. Corak kehidupan masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad Saw menjadi saksi sejarah untuk itu.
Saat itu, Nabi Muhammad membedakan antara posisinya sebagai Nabi di satu sisi, , dan sebagai kepala negara di sisi lain. Piagam Madinah yang menjadi landasan bangunan etika pemerintahan saat itu, sama sekali tak menyebutkan asas Islam. Bahkan dalam suatu hadits secara tegas dikatakan Kalian lebih tahi soal urusan duniawi kalian.” (hal 170).
Lanjutnya, Tak satu pun dari prinsip-prinsip keagamaan ini yang dirancang untuk menghantam hukum positif negara. Berdirinya sebuah negara – meskipun tidak memakai asas Islam secara formal – tidak lepas dari upaya mengimplementasikan kelima prinsip tadi.
Mengapa Tidak Perlu Asas Formal Islam? Ini pertanyaan yang akan dijawab oleh Said Aqil dengan otak sekulernya: “Perlu kami tekankan bahwa esensi Islam bukanlah terletak pada dimensi legal-formal symbol-simbolnya. Justru perilaku dan moralitas manusialah yang menjadi prioritas utama agar manusia bisa berakhlak mulia. “ (hal 171).
Formalitas Islam, kata Said, hanyalah sebatas syiar keagamaan yang kualifikasinya hanya berada di penghujung ayat. Sementara yang diprioritaskan adalah berseru kepada Allah dan beramal saleh. Seruan Tuhan tersebut memang sangat beralasan. Apabila prioritas formalitas Islam diletakkan pada peringkat pertama, tentu sangat berbahaya… (hal 172).
Said Aqil lalu menyimpulkan, “Islam tidak dirancang untuk menjadi sebuah institusi negara. Upaya menarik Islam dalam sebuah formalitas politik praktis dan urusan kenegaraan justru semakin membawa Islam pada arena kepentingan yang sangat instan serta memerosokannya dalam lembah distorsi doktrinal. Dan karena itu pula, pemisahan agama dan negara atau sekularisme mutlak bukanlah suatu keniscayaan. Memang, sungguh tidak mudah memahami Islam secara benar.” (hal 172)
Tolak Fatwa Haram Sepilis
Pluralisme juga diusung Said: “Sejarah panjang umat beragama telah menunjukkan bahwa manusia mampu mengelola pluralism dengan baik. Sebenarnya jika kita teliti lebih jauh, pluralisme juga mencapai puncak harmoni ketika manusia berbicara tentang “pintu-pintu menuju Tuhan”. (hal 288)
Lalu bagaimana dengan sebutan pluralism itu sendiri? Bukankah itu dianggap problematic? Apalagi setelah MUI mengeluarkan fatwa haramnya pluralisme (Juli 2005)? Pertanyaan ini dijawab Said Aqil sebagai berikut:
Wacana pluralism, humanism, demokrasi dan universalisme, merupakan konsep-konsep yang bersifat universal dengan setting sosial yang sifatnya lokal. Berbagai konsep tersebut kemudian mengalami sosialisasi menembus batas negara hingga merasuk ke semua lapisan masyarakat di belahan dunia. Konsep-konsep tersebut dengan cepat mengglobal karena isu-isu kemanusiaan menjadi acuan bersama. Lahirnya konsep-konsep tersebut di negara-negara maju ikut pula mendorong proses ekspansinya ke negara-negara yang lebih terbelakang.
“Walhasil, indegenisasi pluralism dalam konteks umat Islam tidak akan membahayakan sepanjang tetap mempertahankan spesifikasi ajaran Islam dn tetap berpijak pada prinsip-prinsip universal. Jadi, tidak perlu misalnya dengan mengeluarkan fatwa-fatwa halal-haram, yang justru kian membuat bingung umat,” ungkap Said. (hal 291).
Pada halaman 363, Said mengatakan, sekulerisasi dalam Islam lebih dekat dengan pengertian “islahuddin” atau pembaharuan agama. (hal 363). Desastian





3 komentar:

  1. Saya agak bingung dengan pernyataan bahwa islam memberi ruang alias sekularisme. Apakah berarti diperbolehkan seorang muslim mengakui bahwa ada nabi lain selain rasulullah Muhammad SAW sebagai nabi terakhir? Apabila diperbolehkan maka bolehkah mengganti pernyataan syahadat yang kedua dengan selain Muhammad SAW? Apakah seperti ini yang ada dalan pemikiran Bpk. Said Agil Siradj? Mohon seseorang dapat membantu menjelaskan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. agil siradj memang orang sinting yang tergagnggu otaknya

      Hapus
  2. Saya kebetulan bukan yang faham dengan pemikiran Bp Said Agil Siradj.... Saya fikir dlm NU itu banyak pemikir2 yang konon macam2...sejak dulu....
    Konon nahdiyin yang berfikiran konsisten dg nas2 agama secara utuh...banyak yg aktif di Masyumi...walaupun mereka secara silaturahim dengan sesama nahdiyin masih terus berlangsung...
    Dan diantara mereka ada juga yg tidak sependapat denga beliau(bp SAS)...
    Soal syahadat sbg muslim tidak boleh berganti-ganti... yaa tetap sj syahadatain seprti yang asli...(menurut saya)
    Kalau dari gaya berpolitik ..pemimpin NU diantaranya kan memang ada yang begitu...itu..ikut2.. gaya Gus Dur-lah..yg konon sangat dimuliakan oleh sebagian nahdiyin..dan di-gadang2 sebagai orang besar Indonesia oleh politikus imperialistik dan kapitalistik Barat dan juga para agen2 dan antek2nya disini...
    Hanya saja umat Islam secara individu dan kseluruhannya harus waspada... karena bukan hal yang mustahil kalau mereka ... ada tujuan Barat tertentu dan terselubung..dengan melakukan seperti itu terhadap Gus Dur..dan yang sealiran... Karena biasanya ada kepentingan yang menipu..terhadap kita2 bangsa Indonesia dan khususnya umat Islam yang kritis.....atau tujuan ganda dengan meng-obok2 dan memecah belah..atau mendangkalkan jiwa2 patriotik bangsa..konon mendistorsi..
    Maka kuatkan silaturahim dg halim dan akhlakulkariem.. serta kuatkan upaya persaudraan sesama muslimin seluruhnya untuk terus membangun persatuan umat Islam secara kaffah dan merorientasi kepada ajaran Islam dan syariah Islam..secara lurus.. Insya Allah nanti akan tiba saatnya.. bahwa Agama dan Negara menjadi satu dan keadilan atas azas Kebenaran Allah SWT akan menjadi rahmatan lilálamien secara kongkrit dan dirasakan langsung keamanan-adil paramarta..bagi segenap rakyat dan bangsa Indonesia Raya.. aamiin

    BalasHapus