Kamis, 22 Maret 2012

Perempuan Yogyakarta Tolak Kenaikan BBM dan Dukung Penegakan Khilafah>> .. “Tolak tolak BBM naik. BBM naik ibu sengsara. Ganti ganti demokrasinya. Terapkan Islam sekarang juga…”>> ..Meskipun ada fihak-fihak tertentu yang berusaha sekuat tenaga untuk dan ingin mengalihkan issu kenaikan BBM yang dicanangkan Pemerintah, seperti Kasus ledakan Bom Rakitan di Semarang, Penembakan brutal Densus 88 kepada 5 orang yang diduga “Teroris” di Bali (yang ternyata bukan Teroris, tapi hanya Perampok biasa) dan usaha-usaha lainnya yang coba digunakan fihak gelap untuk menutupi kedzoliman penguasa dan pemerintah dari dampak negatif kepada rakyat jika BBM dinaikkan, ternyata tidak membuat surut semangat kaum muslimin yang merupakan penduduk di negeri ini untuk mengadakan unjuk rasa dan aksi damai Penolakan Kenaikan BBM. Setelah beberapa Ormas Islam, Tokoh Masyarakat dan para Mahasiswa melakukan aksi damai penolakan Kenaikan BBM serempak dikota-kota besar yang ada di Indonesia, kali ini penolakan Kenaikan BBM juga dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang berada di tengah-tengah kota Jogja dan Solo, yakni Klaten...>>

Perempuan Yogyakarta Tolak Kenaikan BBM dan Dukung Penegakan Khilafah




“Tolak tolak BBM naik. BBM naik ibu sengsara.
Ganti ganti demokrasinya. Terapkan Islam sekarang juga…”

Yel ini dengan lantang diteriakkan oleh nyaris 800 perempuan Yogyakarta dalam aksi damai bersama Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Selasa 20 Maret 2012. Aksi bertema “Ibu Indonesia Tolak Kenaikan BBM, Tolak Liberalisasi Migas” digelar sebagai bentuk penolakan masyarakat Yogyakarta terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM per 1 April nanti.
Meski gerimis tanpa jeda mengguyur sepanjang acara, namun para muslimah ini tetap semangat mengikuti aksi. Tepat pukul 13.00 WIB peserta berkumpul rapi di gedung DPRD DIY dan berjalan perlahan menuju perempatan kantor pos besar.
Uniknya, peserta tidak hanya membawa atribut berupa poster dan bendera, namun masing-masing dari mereka membawa peralatan dapur. Wajan, panci, jerigen menjadi simbol bahwa kenaikan BBM akan membuat wanita terutama kaum ibu semakin kesulitan memenuhi kebutuhan mereka.
Kebijakan ini akan semakin memaksa perempuan berbondong keluar rumah, bekerja memeras keringat membanting tulang demi mengais rezeki dan mencari eksistensi, sementara kehormatan dan keselamatan mereka menjadi taruhan. Tanpa kenaikan BBM-pun, tercatat bahwa 22.7 juta perempuan Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan 2.5 juta diantaranya adalah buruh migran.
Berulangnya kenaikan BBM tiada lain adalah bukti nyata gagalnya visi kapitalisme dalam memenuhi hak-hak ekonomi perempuan Indonesia. Kaum perempuan tidak bisa lagi berharap pada pemerintah yang tetap setia menggunakan sistem demokrasi kapitalis, yang terbukti tidak mampu menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat.
Karena itu perempuan Yogyakarta tidak hanya menolak kenaikan BBM dan liberalisasi migas, namun juga menyerukan penegakan Khilafah Islam. Sebuah sistem politik cemerlang yang pasti mampu memenuhi hak-hak perempuan dan menjamin kesejahteraan sosial. [Media MHTI DIY]

Mahasiswa Unwidha Klaten Tolak Kenaikan BBM & Serukan Revolusi


Klaten, 21/3/2012 – 
Meskipun ada fihak-fihak tertentu yang berusaha sekuat tenaga untuk dan ingin mengalihkan issu kenaikan BBM yang dicanangkan Pemerintah, seperti Kasus ledakan Bom Rakitan di Semarang, Penembakan brutal Densus 88 kepada 5 orang yang diduga “Teroris” di Bali (yang ternyata bukan Teroris, tapi hanya Perampok biasa) dan usaha-usaha lainnya yang coba digunakan fihak gelap untuk menutupi kedzoliman penguasa dan pemerintah dari dampak negatif kepada rakyat jika BBM dinaikkan, ternyata tidak membuat surut semangat kaum muslimin yang merupakan penduduk di negeri ini untuk mengadakan unjuk rasa dan aksi damai Penolakan Kenaikan BBM.
Setelah beberapa Ormas Islam, Tokoh Masyarakat dan para Mahasiswa melakukan aksi damai penolakan Kenaikan BBM serempak dikota-kota besar yang ada di Indonesia, kali ini penolakan Kenaikan BBM juga dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang berada di tengah-tengah kota Jogja dan Solo, yakni Klaten.
Rabu siang 21/3/2012, Mahasiswa Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten Jawa Tengah melakukan aksi damai menolak rencana Pemerintah untuk menaikkan harga BBM menjadi Rp.6.000,- atau Rp.5.500,- sebagaimana yang ramai dibicarakan melalui media TV. Dalam spanduk yang dibawa para peserta aksi, banyak sekali tulisan yang mengecam rencana Pemerintah untuk menaikkan BBM. Diantara tulisan tersebut adalah “BLT adalah PEMBODOHAN”, “BBM Kejahatan Nasional”, “Politik Pembodohan HAM”, “Jangan Samakan Kami dengan Tikus Sialan”, “BBM Naik, Rakyat semakin Terjepit, Pendidikan Mahasiswa Naik” dan lain-lain.
(Foto Farid) Menurut Farid, Koordinator Aksi pada siang hari tadi, kegiatan ini mereka lakukan sebagai bentuk protes terhadap sistem Pemerintahan yang semakin carut marut dan penguasa yang semakin Korup. Lebih dari itu, mereka dan para Mahasiswa lainnya yang ada di Indonesia juga menolak kenaikan BBM yang kaan semakin menyengsarakan rakyat dan semakin membuat kaya para Koruptor serta pengusaha asing.
“Aksi ini intinya kami lakukan sebagai protes terhadap rencana Pemerintah yang hendak menaikkan harga BBM. Jika Pemerintah jadi menaikkan BBM maka rakyat akan semakin sengsara dan kami berjanji akan mengadakan aksi yang lebih besar lagi”, tegas Farid dengan nada semangat yang tinggi.
Yang membuat acara ini berbeda dari aksi-aksi mahasiswa lainnya diluar Klaten yakni diusungnya sebuah spanduk bertuliskan “REVOLUSI SAMPAI MATI!!!” dari mahasiswa yang kemudian disusul dengan pekikan yel-yel yang menyuarakan dilakukannya Revolusi Sampai Mati untuk mengganti sistem yang amburadul dan penguasa yang Korup.
Ditempat yang sama, Saifuddin selaku Wakil Koordinator Aksi mengatakan dengan singkat bahwa aksi yang mereka adakan meskipun mengusung spanduk “REVOLUSI SAMPAI MATI!!!”, tapi aksi mereka adalah Netral dan tidak terkait dengan Ormas Islam atau Partai Politik tertentu. Sebelumnya memang tersiar issu dan kabar bahwa aksi Mahasiswa Unwidha tersebut dimotori dan digerakkan oleh salah satu Ormas Islam dan Parpol yang ada di Klaten.
“Acara kami Netral pak”, Ujar Farid singkat pada waktu wartawan voa-islam berbicara denganya dilokasi aksi dialun-alun Klaten.
Aksi damai ini sendiri diikuti ratusan Mahasiswa yang berasal dari Mahasiwa Unwidha Klaten saja. Mereka melakukan aksi dengan berjalan kaki dari Kampus Unwidha yang terletak disebelah selatan Pengadilan Negeri Klaten menuju jalur kearah Jogja lewat Klaten kota ketempat tujuan aksi yakni DPRD Klaten yang terletak disebelah utara RS. Soeradji Tirtonegoro (RS. Tegalyoso) Klaten.
Sebelum mereka sampai di DPRD Klaten, mereka juga melakukan orasi di alun-alun Klaten yang bersebelahan dengan masjid Raya Klaten selama beberapa menit sebelum kembali melanjutkan aksi didepan DPRD Klaten.
(Foto; Kapolres Klaten bertopi yang memegang kertas) Sedangkan aparat kepolisian yang diterjunkan untuk mengamankan aksi damai tersebut sebanyak 350 personel beserta mobil pengamanan yang langsung dipimpin oleh Kapolres Klaten AKBP Kalingga Rendra Raharja.
“Petugas yang kami terjunkan 350 personel pak”, Ucap singkat Kapolres Klaten kepada para wartawan.
Sampai acara selesai, tidak ada kericuhan yang terjadi dan aksi damai memang berjalan dengan damai sebagaimana yng diinginkan oleh Korlap aksi damai dari Mahasiswa Unwidha Klaten. (Bekti Sejati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar