Sabtu, 24 Desember 2011

Kristenisasi Makin Brutal! Dari Masjid Umat Diangkut ke Gereja, Dipaksa Kebaktian!...... >> Wahai Sdr2 Muslimin waspadalah...!!! Demikian banyak dajjal2 itu berulah.. !! Awaslah para Ulama Haq jangan teledor.. !!! Jagalah Umat Islam dari perlakuan jahat para kolaborator dan orang2 upahan...!!! Mereka telah gelap mata karena mereka selalu bernafsu menyihir Umat Islam dengan harta dan gemerlapnya materi duniawi...!! Semua itu hanyalah dusta.. dan tipuan semata...!!! Awaslah para komparador dinegeri ini.. !! Semuanya telah buta oleh gemerlap godaan duniawi.. yang menyesatkan...!!! Mohonlah rezeki yang halal-thayyiban- dan barakah...>> Insya Allah Selamat dan Sukses...>>> Berlaku jujur dan thaat kepada Allah SWT.. dan semua itu Insya Allah akan berkah...>> ... Kristenisasi Makin Brutal!...>>> ..Jemaat GKI Yasmin ngotot gelar natal besok pagi..>> Awas ada upaya adu domba sesama muslim....>> Biasanya itu tuh... Institut2... Jahil... Yang biasa mendapat upahan dari dana2 ..Non Muslim... Biasa dengan Pujian2 ... Dusta..>> Mereka yang jahat kepada Muslimin.. itu .. akhirnya akan menjadi terhinakan...>>> Lihatlah.. itu tokoh2 dan dewa2... para Antek2 Regim Penjajah Kriminal Internasional...>>> Semuanya.. sudah dibuktikan akan dihinakan didunia dan insya Allah di akherat kelak lebih2 lagi...dgn siksa Allah.. bagi para pengkhianat Islam.. dan yang telah jelas2 munafik dan kafir.. >>> Hayyooo Sdrku muslimin tegar dan shabar dalam menegakan Kalimah Allah ... yakni Laa ilaaha illallah.. Muhammadurrasulullah... >> Thaat dan ikhlas untuk Islam sebagai agama yang diredhoi Allah SWT...>>> Allahu Akbar.. Allahu Akbar... Allahu Akbar...

Kristenisasi Makin Brutal! Dari Masjid Umat Diangkut ke Gereja, Dipaksa Kebaktian!

JAKARTA (voa-islam.com) – Jelang Natal tipuan kristenisasi makin brutal! Umat, tokoh dan ormas Islam harus meningkatkan kewaspadaan, karena para misionaris sudah berani menipu umat Islam secara terang-terangan menipu umat Islam, berkedok sembako di masjid.

Kasus tipuan kristenisasi yang terkini, terjadi di Jakarta dan Bekasi pada hari Minggu lalu (18/12/2011). Dengan iming-iming sembako di masjid, lalu ratusan umat diangkut ke gereja dan dipaksa mengikuti kebaktian.
Mulanya, seorang wanita berusia sekira 55 tahun mendatangi para tukang becak di Bekasi, Kranji, dan sekitarnya. Wanita berjilbab ini menawarkan bantuan sembako kepada para tukang becak.

Dengan senang hati, para tukang becak menerima tawaran ini, karena mereka dikumpulkan di Masjid Al-Ikhlas Duren Jaya, Bekasi. Setelah menunggu satu jam, sebuah mobil menjemput mereka.
“Kalau mau, ngambilnya di Jakarta. Besok ngumpul di Masjid Al-Ikhlas jam 2 siang. Kita naik mobil ke Jakarta,” ujar Jaka (54), salah satu korban tipuan kristenisasi, menirukan wanita utusan gereja itu.

Tepat pada waktu yang dijanjikan, 19 orang tukang becak dan para ibu berjilbab menunggu di Masjid Al-Ikhlas, Ahad (18/12/2011). Setelah menunggu setengah jam, mereka diangkut ke Jakarta menggunakan angkot Elf 01 jurusan Bekasi-Pulogadung.
Tak disangka, ternyata rombongan kaum miskin ini diangkut ke sebuah ruko di kawasan Kelapa Gading. “Pas sampai, saya kaget, kok di ruko? Lalu saya dan teman-teman disuruh masuk, naik ke lantai tiga” papar Jaka.
Di dalam gedung yang ternyata adalah gereja itu, sudah berkumpul 700-an orang yang siap beribadah. Tidak semuanya Kristen, tapi sebagian umat Islam, karena banyak wanita berjilbab.

Ternyata, rombongan tukang becak dari Bekasi itu tidak sendirian, ada juga rombongan umat Islam dari Tanjungpriok, Tipar, Cakung, dan sebagainya. Mereka juga dijanjikan akan diberi sembako gratis.
Di dalam ruangan yang ternyata gereja itu, rombongan di suruh duduk di kursi, berbaur dengan hadirin lainnya untuk mengikuti kebaktian. “Di dalam kami tidak ngapa-ngapin, cuma disuruh ngikut-ngikutin. Nyanyi-nyanyi dan berdoa,” jelas Jaka.

Karena ritual di gereja itu tidak sesuai dengan ajaran agamanya, maka Jaka tak mau mendengarkan apapun, baik ceramah maupun nyanyian pujian. “Saya gak dengerin sedikit pun. Saya hanya nunduk aja,” ujar Jaka. “Ajaran Kristen gak masuk sedikitpun ke hati saya,” tambahnya.

Protes yang sama dilakukan oleh Ziyad, tukang becak yang terkenal fanatik dalam Islam. Di dalam gereja, ia melantunkan kalimat-kalimat islami dengan suara keras, tak peduli siapapun di sekitarnya. “Makanya saya cuma bilang masya Alloh! Masya Alloh dengan keras! Saya gak peduli di sekitar saya ada orang Cina dan Batak,” tuturnya.

Penyesalan serupa juga dirasakan oleh Wasli. Tukang becak warga Kampung Mede Bekasi ini mengecam pihak gereja yang sudah terang-terangan melecehkan agamanya.

“Masya Allah, kayak gini rupanya. Apalagi ini cuman sembako. Dihargai seratus ribu juga saya gak bakalan datang kalau disuruh ibadah di gereja ginian mah,” ujar pria berusia 50 tahun itu. “Kalau tahu itu gereja mah, baru sampai di depannya saya langsung kabur. Ini bukan cari kebenaran tapi cari neraka!” tambahnya.
....Setelah kejadian ini saya kapok. Gak bakalan mau diajak-ajakin ke gereja. Gak bakalan mau diiming-iming sembako kalau belum jelas orangnya...
Meski protes dan berontak, namun Wasli merasa tak bisa berbuat apa-apa, karena semua tukang becak dan umat Islam yang sudah masuk gereja itu dilarang keluar sebelum acara berakhir. “Masalahnya gak boleh keluar. Kalau boleh keluar, saya langsung pulang,” jelas Wasli

Saking ketatnya penjagaan gereja, satpam mengawasi seluruh  gerak-gerik umat Islam agar tidak kabur dari ruang kebaktian. “Jangankan keluar, mau kencing saja sama satpamnya diawasi,” tutur Wasli. “Belum selesai gak boleh keluar. Mau kencing, mau mandi silakan, tapi gak boleh pulang,” ujar Wasli menirukan satpam.

Tepat pukul 21.00, kebaktian gereja berakhir. Rombongan umat Islam yang diangkut dari berbagai daerah itu pun disuruh pulang tanpa diberi apapun. Tak ada sembako maupun transport sedikit pun seperti yang mereka janjikan sebelumnya.

Mereka hanya diberi air minum, roti bungkus yang tertera label harga Rp 1.000 dan kalender Kristen terbitan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat MOI yang beralamat di Ruko Gading River View Blok H/2, Mall of Indonesia (MOI), Kalapa Gading Jakarta.

“Nggak ada itu sembako atau uang transport sama sekali. Boro-boro dikasih uang transport. Orang saya sampai rumah jam 10 malam, langsung makan karena lapar. Padahal saya berangkat dari jam 12 siang dari rumah. Saya nggak dikasih apa-apa, cuma dikasih air, roti yang harganya seribuan, sama kalender Kristen itu. Air juga gak saya minum, roti juga nggak saya makan. Saya buang aja di gereja itu,” ujar Jaka geram. “Makanya rombongan dari Priok ribut karena janjinya tak ditepati. Kami dibohongin,” tambahnya.
...Kalau tahu mau dibawa ke gereja, dorongin aja badan saya pakai mobil, kagak bakalan saya mau ikut...
Para tukang becak Bekasi itu menilai kebohongan gereja sudah luar biasa dan keterlaluan, karena berani memperalat masjid untuk kristenisasi. “Saya tidak curiga kalau mau dibohongin ke gereja, karena mereka mengumpulkan rombongan mau ambil sembako di masjid. Saya kan percaya sama masjid. Pikir saya ngambil sembakonya itu di masjid yang dikasih oleh orang partai,” ujar Wasli. “Ini bukan dibohongin lagi. Mending narik becak dapat duit. Kalau gak dibohongin gereja, narik becak juga dapat saya kalau 25 ribu dari jam 11 siang sampai sore,” imbuhnya.

Pengalaman ditipu oknum Gereja Bethel itu membuat para tukang becak Bekasi sinis kepada gereja dan orang Kristen. “Setelah kejadian ini mah, saya kapok. Gak bakalan mau diajak-ajakin ke gereja. Gak bakalan mau diiming-iming sembako kalau belum jelas orangnya,” jelas Wasli. “Kalau tahu mau dibawa ke gereja, dorongin aja badan saya pakai mobil, kagak bakalan saya mau ikut!” tutupnya. [taz]

Jemaat GKI Yasmin ngotot gelar natal besok pagi

Siraaj
Sabtu, 24 Desember 2011 20:46:43
BOGOR (Arrahmah.com) - Belum selesai urusan gereja disegel, Jemaat GKI (Gereja Kristen Indonesia) Yasmin tetap ngotot untuk gelar event natal besok pagi, mereka berusaha “melewati”  izin Kapolda Jawa Barat untuk bisa menggelar natal di Gereja itu meski belum menjamin akan diterbitkan, Kepolisian bakal mengeluarkan rekomendasi keamanan terkait perayaan natal untuk jemaat GKI Yasmin di Kota Bogor, Jawa Barat. 
Meski izin belum keluar, jemaat GKI Yasmin tetap bersikeras akan menggelar natal besok, “Iya kami akan tetap datang melihat lokasi gereja kami yang sah pukul 8 pagi, 25 Desember nanti. Tentunya kami berharap bahwa Walikota Bogor sudah menjadi pejabat publik yang taat hukum dengan membuka gereja kami yang sah, jadi kita lihat nanti 25 Desember tapi yang pasti kita akan datang ke lokasi”, kata Juru Bicara Jemaat Gereja PGI Yasmin Bogor,  Bona Sigalingging saat diwaancarai oleh wartawan.
Urusan hukum GKI Yasmin belum selesai, dan secara hukum dinyatakan belum sah, tetapi jemaat kristen tetap ngotot dan mengklaim bahwa gereja mereka adalah sah, dan menuduh umat Islam tidak toleransi terhadap agama lain.
Salah satu ormas islam, FORKAMI mendesak  aparat keamanan membubarkan kebaktian yang akan dilakukan oleh jemaat GKI Yasmin pada perayaan Natal.
Rencananya jemaat GKI Yasmin akan menggelar ibadah di sekitar halaman gereja.  Ketua Forkami Bogor Achmad Iman mengatakan, apabila aparat keamanan tidak mengindahkan permintaannya, maka Forkami beserta masyarakat sekitar GKI Yasmin akan membubarkan secara paksa. “Aparat kepolisian  akan blokir jalan (menuju ke gereja). Dan memang mereka (jemaat GKI Yasmin -red) tidak mendapat izin, demikian yang dilaporkan KBR68H.
LSM SETARA Institute menyatakan bakal menuntut pemerintah pusat ke meja hijau jika terjadi pembiaran aksi pembubaran paksa kebaktian Natal di GKI Yasmin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar