Jumat, 16 September 2011

.Renungan Atas Fakta Sejarah ..Kezhaliman Terhadap Umat Islam Ambon oleh Kristen Ambon dan Aparat Kristen Ambon di Tahun 1999 Umat Islam sedang menyambut untuk merayakan Iedul Fitri... Tiba-tiba diserang dari segala arah.... tanpa peringatan apapun.................>>>Senjata mereka adalah panah beracun, panah berapi, parang, tombak, bom molotov, senjata api, bahkan basoka RPG7, senjata Amerika atau NATO. Semuanya itu sudah dipersiapkan sejak Oktober 1998, 4 bulan sebelum mereka menyerang Muslimin. Sedang Umat Islam tidak siap apa-apa. Maka kala itu (awal-awal diserangnya itu) umat Islam banyak jatuh korban. Setelah Umat Islam diserang orang-orang Kristen, korban-korban yang luka dibawa oleh Muslimin ke rumah sakit umum di Kampung Kuda Mati, Kota Ambon. Kampung Kuda Mati itu kampung Kristen. Lalu orang-orang Kristen menyerbu masuk ke rumah sakit umum itu, memeriksa para medis RSU dengan memeriksa KTP (kartu tanda penduduk), kalau ternyata Islam maka diserang. Sedang pasien-pasien yang luka yakni korban-korban akibat serangan orang Kristen yang kemudian dikirim ke RSU ini, lalu dibunuhi oleh orang-orang Kristen yang datang dan menyerang secara membabi buta itu. Ini jelas-jelas biadab,....>> Kebrutalan mereka yang sudah sebegitu itu masih pula ditambahi dengan pembunuhan atau penyelenggaraan pembunuhan yang dilakukan oleh aparat keamanan yakni polisi dan tentara lokal yang beragama Kristen terhadap umat Islam. Bukti-bukti ikut sertanya aparat lokal membunuhi ummt Islam itu, pertama, di Masjid Al-Huda Kampung Rinjani Ambon, yakni peristiwa shubuh berdarah, 1 Maret 1999M.... >>> penembakan di Masjid Tantui Kampung Tomia di Kota Ambon. Tiga orang Muslim ditembak mati oleh polisi dan tentara lokal. Yang meninggal itu (1) Faisal Marasabessi, (2) Abu Bakar Nankatu dipukuli dan ditembak, dan (3) Baharuddin Bugis ditembak dengan senjata laras panjang ditempelkan di bawah tenggorokan lalu didor, maka pelurunya muncrat menembus ubun-ubun. Saya melihat dan memvideo (merekam dengan kamera video) korban beberapa saat setelah ditembak itu. Yang menembak itu aparat beragama Kristen dan masih tetangganya. Jadi masyarakat kenal semua: nama, pangkat, dan kesatuannya. Dan memang penembak itu orang Kristen (Protestan). Di Ambon, yang Kristen kebanyakan Protestan, sedang di Maluku Tenggara itu Katolik.......>>>... Mereka memesan ratusan parang dari Kampung Iha di Saparua. Hanya saja orang Islam tidak faham, untuk apa ratusan parang didatangkan ke Ambon oleh orang-orang Kristen itu. Ada juga yang merakit senjata. Menurut sumber dari Korem --yang tentu saja tidak bisa dise­butkan namanya-- senjata-senjata itu diantaranya didatangkan dari Belanda dibarengkan dengan pengiriman mayat. Ada pengiriman mayat dari Belanda sebanyak 6 atau 7 kali, tidak sekaligus. Peti-peti mati yang dikirim dari Belanda itu diisi pula dengan senjata RPG7 Basoka (senjata Amerika ataupun NATO). Itulah yang kemudian untuk menyerang umat Islam, di antaranya di Saparua......>>>...Tragedi berdarah itu, awal-awalnya yang banyak jadi korban adalah orang Islam, yakni penyerangan oleh orang Kristen terhadap umat Islam di Hari Raya Idul Fitri 1419H/ 19-20 Januari 1999M. .......>>> Quo Vadis Aparat !!! Quo Vadis Kristen Ambon... !!! Mengapa harus menyerang Umat Islam Ambon...!!! Ada Grand Design Apa ini...??? ... Haiii.... SBY dan Semua Jajaran Pemerintahan dan Aparat Kepolisian dan Tentara...Adapa Apa... Membantai Umat Islam..Indonesia..??? Dan kini 2011... 10 hari pasca Iedul Fitrie telah terjadi lagi...!!!.... Hayoo Jujurlah!!!... Siapa yang bermain ini...!!! SBY Hayyooo Segera... Tangkap dan hukum para Penyerang Umat Islam Ambon..!!! Haiii.. Siapa Itu Gubernur Ambon...!!! Seret Dia...??? Ada Apa dengan Kepolisian RI dan aparat Inteligen !!!.??? ...Dusta Dia kalau tidak Tahu...???....Menurut AC Manullang, kerusuhan Ambon ini, membuktikan pernyataan AS bahwa wilayah tersebut menjadi sarang teroris. ”Saya melihat ada upaya AS yang memunculkan Ambon sebagai sarang teroris dengan memunculkan kerusuhan terlebih dulu,” paparnya......>>> Provokasi Gerakan Salibis Sementara itu dikatakan Ustadz Bernard Abdul Jabbar yang kini aktif di Hizbud Dakwah Islam (HDI) ini, melihat ada upaya pembiaran dari pihak kepolisian.Namun lebih jauh, ia melihat bahwa kerusuhan Ambon kali ini adalah skenario yang masih dimainkan oleh Gerakan Salibis.“Tidak masuk akal hanya karena dua orang yang terbunuh, aksi menjadi luas kemana-mana.”....>>

Jum'at, 16 Sep 2011
Renungan Atas Fakta Sejarah ..Kezhaliman Terhadap Umat Islam Ambon oleh Kristen Ambon dan Aparat Kristen Ambon di Tahun 1999
Umat Islam sedang menyambut untuk merayakan  Iedul Fitri... Tiba-tiba diserang dari segala arah.... tanpa peringatan apapun.......
 
Bacalah "Ambon Bersimbah Darah"
 

Menengok Ambon Berdarah 1999: Umat Islam Dibantai Orang Kristen & Aparat Lokal

By: Hartono Ahmad Jaiz
Pemimpin Redaksi Nahimunkar.com
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mengirimkan utusannya, M Hafidz MSc,  ke Ambon untuk mengirimkan bantuan dan meliput tragedi pembantaian Muslimin yang dilancarkan oleh orang-orang Kristen. Penyerangan dan pembantaian itu berlangsung sampai 3 bulan, sejak Januari hingga April 1999. Berikut ini kesaksian M Hafidz, Wakil Ketua Komite Penanggulangan Krisis DDII. Sejumlah gambar foto hasil rekamannya pun dimuat lengkap di buku “Ambon Bersimbah Darah” terbitan Dea Press, Jakarta, 1999. Berikut cuplikannya:
Penyerangan yang dilakukan orang-orang Kristen terhadap Muslimin di Ambon khususnya, dan di Maluku pada umumnya, jelas-jelas menunjukkan tingginya kebencian mereka terhadap umat Islam.
Bayangkan. Mereka sudah menyerang umat Islam di Hari Raya Idul Fitri 1419H tanggal 19 dan 20 Januari 1999M. Mereka membantai umat Islam, maka banyak jatuh korban tewas, dan banyak pula yang luka-luka. Orang-orang Kristen itu menyerang dalam keadaan mabuk habis minum-minum. Setiap kali mereka menyerang selalu dalam keadaan mabuk seperti itu. Senjata mereka adalah panah beracun, panah berapi, parang, tombak, bom molotov, senjata api, bahkan basoka RPG7, senjata Amerika atau NATO. Semuanya itu sudah dipersiapkan sejak Oktober 1998, 4 bulan sebelum mereka menyerang Muslimin. Sedang Umat Islam tidak siap apa-apa. Maka kala itu (awal-awal diserangnya itu) umat Islam banyak jatuh korban.
Setelah Umat Islam diserang orang-orang Kristen, korban-korban yang luka dibawa oleh Muslimin ke rumah sakit umum di Kampung Kuda Mati, Kota Ambon. Kampung Kuda Mati itu kampung Kristen. Lalu orang-orang Kristen menyerbu masuk ke rumah sakit umum itu, memeriksa para medis RSU dengan memeriksa KTP (kartu tanda penduduk), kalau ternyata Islam maka diserang. Sedang pasien-pasien yang luka yakni korban-korban akibat serangan orang Kristen yang kemudian dikirim ke RSU ini, lalu dibunuhi oleh orang-orang Kristen yang datang dan menyerang secara membabi buta itu. Ini jelas-jelas biadab, dan perang agama. Sampai-sampai, orang-orang Kristen itu menyerbu ke kantor-kantor Pemda (Pemerintah daerah), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Pos dsb di Ambon, dengan memeriksa KTP para pegawai. Kalau ternyata pegawai itu KTPnya bertanda agama Islam maka dibunuh. Ada yang dibunuh di halaman kantor. Itu semua tidak ada lain, hanya karena mereka itu benci kepada Islam.

APARAT LOKAL MEMBANTAI MUSLIMIN
Kebrutalan mereka yang sudah sebegitu itu masih pula ditambahi dengan pembunuhan atau penyelenggaraan pembunuhan yang dilakukan oleh aparat keamanan yakni polisi dan tentara lokal yang beragama Kristen terhadap umat Islam.
Bukti-bukti ikut sertanya aparat lokal membunuhi ummt Islam itu,  pertama, di Masjid Al-Huda Kampung Rinjani Ambon, yakni peristiwa shubuh berdarah, 1 Maret 1999M. Yang ditembak mati di dalam masjid 1 orang, dan yang ditembak mati di luar masjid 2 orang, sedang yang luka tembak beberapa orang.

PENEMBAKAN DARI LUAR MASJID
Jama'ah shubuh itu imamnya yang imam rawatib (rutin tiap waktu) tak hadir. Maka digantikan yang lain. Di sinilah kemudian kalau ada perbedaan keterangan, itu karena yang dimintai keterangan itu imam rawataib yang ketika itu tak hadir. Nah, yang mati karena ditembak di dalam masjid (menembaknya dari luar masjid) itu seorang makmum masbuq (ketinggalan). Yang lain sudah selesai shalat, sedang dia belum, maka meneruskan shalatnya. Dia inilah yang ditembak mati sedang shalat. Yang menembak adalah polisi dari Polda Maluku (setempat). Saya ada rekaman video orang-orang yang ditembak itu. Yang masih hidup, di antaranya yang kakinya hancur kena tembak, masih bisa ngomong(bicara), menjelaskan. Jadi jelas yang menembak itu memang aparat keamanan lokal.
Bukti kedua, penembakan di Masjid Tantui Kampung Tomia di Kota Ambon. Tiga orang Muslim ditembak mati oleh polisi dan tentara lokal. Yang meninggal itu (1) Faisal Marasabessi, (2) Abu Bakar Nankatu dipukuli dan ditembak, dan (3) Baharuddin Bugis ditembak dengan senjata laras panjang ditempelkan di bawah tenggorokan lalu didor, maka pelurunya muncrat menembus ubun-ubun. Saya melihat dan memvideo (merekam dengan kamera video)  korban beberapa saat setelah ditembak itu. Yang menembak itu aparat beragama Kristen dan masih tetangganya. Jadi masyarakat kenal semua: nama, pangkat, dan kesatuannya. Dan memang penembak itu orang Kristen (Protestan). Di Ambon, yang Kristen kebanyakan Protestan, sedang di Maluku Tenggara itu Katolik.

CARA-CARA MENYERANG
Cara-cara orang Kristen menyerang Muslimin yaitu mereka datang bergelombang, dalam keadaan mabok, matanya merah-merah karena habis minum-minuman keras. Mereka membawa panah beracun, panah berapi, parang, dan bom-bom molotov untuk membakar. Orang-orang Kristen itu sudah mempersiapkan diri untuk menyerang Muslimin. Parang (golok) yang dijadikan senjata tu sudah dipersiapkan sejak Oktober 1998. Mereka memesan ratusan parang dari Kampung Iha di Saparua. Hanya saja orang Islam tidak faham, untuk apa ratusan parang didatangkan ke Ambon  oleh orang-orang Kristen itu. Ada juga yang merakit senjata.
Menurut sumber dari Korem --yang tentu saja tidak bisa dise­butkan namanya-- senjata-senjata itu diantaranya didatangkan dari Belanda dibarengkan dengan pengiriman mayat. Ada pengiriman mayat dari Belanda sebanyak 6 atau 7 kali, tidak sekaligus. Peti-peti mati yang dikirim dari Belanda itu diisi pula dengan senjata RPG7 Basoka (senjata Amerika ataupun NATO). Itulah yang kemudian untuk menyerang umat Islam, di antaranya di Saparua.

Tragedi berdarah itu, awal-awalnya yang banyak jadi korban adalah orang Islam, yakni penyerangan oleh orang Kristen terhadap umat Islam di Hari Raya Idul Fitri 1419H/ 19-20 Januari 1999M. 

Karena orang Islam tidak siap, dan tidak tahu kalau akan diser­ang. Lantas, mulai Februari 1999M aparat dikirim ke Ambon, yakni Kostrad dari Ujung Pandang. Tugasnya mengamankan. Dalam logika aparat, pihak yang menyerang --yakni orang-orang Kristen-- itu perusuh, maka diberi tembakan peringatan ke atas. Tetapi orang-orang Kristen itu tetap saja menyerang umat Islam. Kemudian ada yang ditembak. Itulah kemudian yang mereka klaim sebagai banyak korban dari pihak mereka. Tapi sebenarnya tidak banyak.
Rumah-rumah orang Kristen dan gereja-gereja banyak yang utuh, karena memang orang Islam tidak membakar. Orang Islam hanya mem­pertahankan diri. Terakhir, untuk memancing umat Islam, malah mereka (orang-orang Kristen) sendiri yang membakari rumah-rumah mereka. Itu jelas-jelas diketahui oleh para saksi mata. Orang menyaksikan kejadian itu, dan memang mereka (orang Kristen) sendiri yang membakari rumah mereka yang telah dikosongkan. Licik, memang.
Dari segi korban orang-orang Kristen, karena umat Islam sifatnya hanya bertahan atau mempertahankan diri, maka pihak Kristen yang mati hanyalah yang menyerang. Jadi tidaklah wanita-wanita atau anak-anak atau orang-orang tua, yang terbunuh di pihak Kristen itu. Orang Islam tidak menyerang.
Sebenarnya, belum ada jumlah korban yang akurat secara pasti. Karena tidak terdata semuanya.
Para korban yang Muslim kita yakini sebagai syuhada', mati syahid karena mempertahankan Islam, agama Allah. Dibunuh oleh orang-orang Kristen yang menyerang. Maka para syuhada' itu tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tak dishalati, cukup dikubur bersama pakaiannya yang berlumuran darah, sebagai saksi di hadapan Allah SWT.
Mengenai orang Muslimah hamil tua lalu dibelah perutnya oleh orang Kristen, bayinya dikeluarkan lalu dicincang-cincang, saya datang ke sana sudah berlalu, saya tidak melihatnya. Namun berita itu diketahui oleh seluruh masyarakat.
Penyerangan di luar Ambon, selain di Ahuru, terakhir di Maluku Tenggara, tepatnya di Tual, di Kampung Larat, Jum'at berdarah (2 April 1999M). Dalam penyerangan brutal itu imam Masjid Larat, H Abdul Aziz Rahayantel dibunuh di dalam masjid, Jum'at itu, 3 orang Muslim dibunuh di dalam masjid. Tidak sampai seminggu, korban meninggal sudah mencapai lebih dari seratus orang. 

Di kampung Kei Besar yang meninggal paling banyak Muslim, sedang di Kampung Kei Kecil kebanyakan yang meninggal Katolik. Ini baru saja saya berhubungan dengan pihak sana.
Orang-orang Kristen menyerang umat Islam itu tidak tentu waktunya. Kadang-kadang malam, kadang-kadang subuh, kadang siang atau sore. Seperti di Hari Raya Idul Fitri itu penyerangan terhadap umat Islam dilakukan siang hari menjelang sore, tetapi saat lain, peristiwa subuh berdarah itu waktu subuh. Sedang di Larat, penyerangan terhadap umat Islam dilakukan ba'da Jum'at, siang hari. Itulah kebencian orang Kristen terhadap umat Islam yang diwujudkan dengan penyerangan, pembunuhan, pembakaran, dan pengerusakan, yang justru didukung oleh aparat keamanan setempat. [voa-islam.com]

Selasa, 13 Sep 2011

Mencermati Modus Penyerangan di Ambon (Bagian I)

http://www.voa-islam.com/counter/intelligent/2011/09/13/16112/mencermati-modus-penyerangan-di-ambon-bagian-i/

(VOA-ISLAM) - Sejarah menunjukkan, bahwa masyarakat Maluku (1945-1950) terbagi dalam dua kutub. Muslim Maluku umumnya mendukung perjuangan Republik di Jawa dan Sumatera. Sedangkan, warga Kristen umumnya mendukung Belanda, karena banyak sanak keluarganya berjuang dipihak KNIL (eks tentara Belanda).
Pada masa itu, banyak tokoh Kristen di Ambon menolak Republik Indonesia (RI), dengan alasan yang cukup sedehana, yakni tidak ingin dipimpin orang Jawa atau Sumatera yang beragama Islam. Oleh sebab itulah, mereka memilih untuk memberontak melawan pemerintah RI dan mendukung berdirinya Republik Maluku Sarani (RMS).
Dukungan umat Kristen ketika itu terhadap gerakan separatis RMS ini benar-benar diwujudkan dengan melakukan serangan dan pembantaian terhadap desa-desa Islam dan umat Islam.
Desa Kailolo, Desa Latu dan Hualay, Desa Lisabata, desa-desa Islam di Huamual, yaitu Desa Luhu, Iha dan Ketapang dibakar habis, umat Islam dikejar dan dibantai. Sejumlah umat Islam asal Jawa dan Sumatera dibunuh secara keji oleh tentara RMS. Atas kesigapan TNI, maka aksi RMS dapat dipatahkan. Pada 11 November 1950, Kolonel A.E Kawilarang memimpin pasukan TNI dan berhasil mematahkan aksi gerakan separatis RMS.
Sejak itu, Dr. Chr. Soumokil dan Ir. Manusama melarikan diri ke Negeri Kincir, Belanda dan membentuk pemerintahan RMS. Di pengasingan, keduanya berniat untuk merebut kembali Maluku bagian selatan (Ambon, Lease, Seram dan pulau-pulau di sekitarnya) sebagai wilayah kedaulatan RMS.
Konflik antara Kristen dan Islam yang terjadi di Maluku dewasa ini bukan fenomena baru. Konflik itu lahir dari politik pemerintah Kolonial Belanda (Devide et Impera). Umat Kristen di Maluku memang dimanjakan oleh pemerintah kolonial Belanda, sehingga mendapat kesempatan menikmati pendidikan, belajar bahasa melayu, diperbolehkan memasuki jajaran aparat pemerintah dan boleh memasuki dinas militer kolonial (KNIL), sementara umat Islam adalah musuh Belanda yang merupakan musuh Kristen (Protestan).

Modus Penyerangan
Jika mempelajari modus sebelumnya, ternyata setiap kali penyerangan umat Kristen terhadap umat Islam di Ambon, selalu dibarengi dengan moment-moment tertentu. Masih segar dalam ingatan, ketika umat Islam diserang pada tanggal 19 Januari 1999 -- saat umat Islam sedang larut dalam suasana Idul Fitri (1 Syawal 1419 H) – rupanya moment itu adalah bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-49 RMS (18 Januari 1950-18 Januari 1999).

Benar saja, Ahad lalu, tepatnya pada 11 September 2011 di Ambon, bentrokan itu  bertepatan dengan peringatan tragedy 9/11 di Amerika Serikat. Dari sini, umat Islam bisa belajar dari modus-modus yang mereka gunakan untuk dijadikan moment yang tepat, menghabisi umat Islam.   
Mengamati kerusukan di Maluku secara objektif, ditemukan sejumlah tanggal-tanggal tertentu yang dimanfaatkan sebagai momentum yang penting untuk melakukan penyerangan terhadap umat Islam.
Sejarah mencatat, Tragedi Idul Fitri Berdarah itu diprakarsai oleh umat Gereja Protestan Maluku (GPM) dibawah kendali pemerintah RMS di pengasingan dan mendapat dukungan elit politik nasional maupun local asal Maluku (Kristen) serta elit birokrasi pusat dan daerah (yang beragama Kristen).
Sebenarnya, hanya beda tipis, waktu yang dijadikan moment terjadinya bentrokan. Jika tahun 1999 bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, sedangkan bentrokan kemarin terjadi beberapa hari setelah Idul Fitri.
Juga ingat serangan pada tanggal 1 Maret 1999 (Subuh berdatah di Masjid Muhajrin di Kampung Rinjani). Serangan itu, mengingatkan kita kepada serangan Fajar di Yogjakarta. Juga perlu diwaspadai dengan moment Hari Pattimura tanggal 15 Mei 1999.

Ini menunjukan, kerusuhan yang terjadi di Maluku memiliki keterkaitan, bahkan didukung oleh sebuah rancangan yang matang di bawah kendali sebuah gerakan separatis yang mendapat dukungan luar negeri. Satu hal, salah satu modus mereka adalah melakukan penyerangan secara bergelombang dan berlapis. Hit and Run (pukul dan lari) saat ini bisa dikatakan sebagai modus baru. (Desastian/dbs)

Senin, 12 Sep 2011
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/12/16102/ac-manullang-tragedi-119-di-ambon-
as-citrakan-sarang-teroris/

AC Manullang: Tragedi 11/9 di Ambon, AS Citrakan Ambon Sarang Teroris

Jakarta (voa-islam) – Pecahnya kerusuhan di Ambon ini bersamaan dengan peringatan satu dekade (10 tahun) peristiwa 11 September, di mana Amerika Serikat sedang menggelar peringatan atas peristiwa runtuhnya Gedung WTC. Peringatan AS akan adanya serangan teroris juga ditujukan kepada negara-negara lain, dan Ambon dijadikan target skenario itu dengan memunculkan kerusuhan yang bernuansa SARA. Demikian dikatakan pengamat intelijen AC Manullang.

Menurut AC Manullang, kerusuhan Ambon ini, membuktikan pernyataan AS bahwa wilayah tersebut menjadi sarang teroris. ”Saya melihat ada upaya AS yang memunculkan Ambon sebagai sarang teroris dengan memunculkan kerusuhan terlebih dulu,” paparnya.
Kata Manullang, pola yang hampir sama seperti kasus kerusuhan Ambon sebelumnya, dengan memunculkan kelompok Laskar Jihad dan Islam fundamentalis lainnya yang berada di Ambon. ”Skenario yang akan dilakukan, Ambon rusuh, dan kelompok-kelompok Islam membantu, dan muncullah stigma teroris di Ambon,” pungkas Manullang.

“Adakah ini memiliki korelasi dengan peristiwa yang sedang sekarang diperingati di Amerika Serikat, yang ingin tetap melestarikan peritiwa itu, dan menjadikan kaum Muslim sebagai biang kekerasan dan terorisme?” AC Manullang mempertanyakan.

Provokasi Gerakan Salibis
Sementara itu dikatakan Ustadz Bernard Abdul Jabbar yang kini aktif di Hizbud Dakwah Islam (HDI) ini, melihat ada upaya pembiaran dari pihak kepolisian.Namun lebih jauh, ia melihat bahwa kerusuhan Ambon kali ini adalah skenario yang masih dimainkan oleh Gerakan Salibis.“Tidak masuk akal hanya karena dua orang yang terbunuh, aksi menjadi luas kemana-mana.”
Beliau juga menambahkan bahwa kaum muslimin dibantai secara brutal oleh kaum salibis. Mereka memiliki persenjataan lengkap untuk bertempur dengan umat muslim. “Para kaum salibis memakai sniper dan anak panah. Salah seorang muslim disana sampai mencabut anak panah yang menancap di tubuh kaum muslim untuk diperlihatkan sebagai bukti.”

Update terakhir korban meninggal dunia dari pihak muslim atas kekejaman kaum salibis telah mencapai 8 orang. Sedangkan korban kritis sudah menembus angka 70 orang. “Update tadi pagi dari seorang ikhwah yang ada disana bahwa 8 orang meninggal dunia dan 70 lainnya mengalami kritis. Kebanyakan mereka dirawat di RS Al Fatah, Ambon.” ungkap Ustadz Bernard.

Pihak kepolisian kini masih mengusut dugaan penyebaran pesan singkat atau SMS yang menyulut kerusuhan di Ambon, Maluku, Ahad  (11 September 2011)) kemarin. SMS berantai itu berisi mengenai tewasnya tukang ojek, Darfin Saimen, yang disebut dibunuh.

“Nomor yang kirim SMS itu sudah terlacak,” kata Juru Bicara Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, di Markas Besar Kepolisian RI, Jakarta, Senin 12 September 2011.

Peran Pers
Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq memperingatkan, konflik antar kelompok yang terjadi di Ambon bisa meluas dan membesar, "Jika semua pihak, termasuk pers tidak hati-hati dalam menyikapi," ujarnya.

Wasekjen PKS itu menambahkan, di satu sisi, pers dengan kecepatan informasinya telah membuka pengetahuan masyarakat akan apa yang terjadi, sekaligus menggerakkan masyarakat. "Pers melalui investigasinya juga bisa membatasi gerak jika ada pihak-pihak yang ingin memancing di air keruh. Namun di sisi lain pers juga harus hati-hati agar tidak melakukan pola pemberitaan yang justru bisa memicu perluasan dan pembesaran konflik," tambah dia.

Mahfudz mencontohkan pemberitaan yang berisiko memperbesar konflik. Antara lain, mengungkap kembali potret konflik berdarah Ambon pada masa lalu, penayangan berulang-ulang situasi konflik dan kekerasan, pemberitaan yang fokus pada korban-korban kekerasan dan publikasi komentar narasumber yang cenderung negatif.

"Pola pemberitaan seperti ini akan menguak kembali trauma masyarakat Ambon dan Maluku terhadap konflik masa lalu yang masih dalam tahap pemulihan," ungkap Mahfudz. (Desastian/dsb)


Senin, 12 Sep 2011

Ambon Masih Mencekam, Warga Mengungsi ke Masjid Al-Fatah

Ambon (Voa-Islam) – Bentrokan fisik dua kelompok massa kemarin, membuat sebagian warga memilih mengungsi ke Masjid Al Fatah di Jalan Sultan Babullah untuk mendapat perlindungan. Mereka khawatir bentrokan dipicu oleh tewasnya seorang tukang ojek itu akan semakin parah, mengingat  trauma masa lalu, saat pertempuran dua kelompok agama yang dimulai tahun 1999 itu masih mereka rasakan.
Di masjid yang sedang direnovasi tersebut, warga tampak memadati di dalam masjid. Sebagian besar pengungsi adalah perempuan dan anak-anak. Sedangkan, para laki-laki berjaga-jaga dengan menggunakan parang. Mereka juga sudah menutup jalan kampung dengan palang.
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu kepada media massa mengatakan, keadaan di Kota Ambon sudah terkendali pascabentrokan antarwarga di simpang empat tugu Trikora dan Waehaong. “Warga kami imbau tetap tenang dan menjaga ketahanan diri agar tidak terprovokasi isu menyesatkan,” kata Gubernur Maluku di Ambon, Ahad (11/9) malam.
Berbeda dengan statemen Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Irjen Sutarman yang menyatakan, kondisi di Ambon masih mencekam, terutama Kota Ambon. Tak kurang dari dua kompi atau 200 personel Brimob dari Makasar telah dikirim.
Menurut Pelajar Islam Indonesia (PII) Maluku, bentrokan di sana ada dari kalangan kelompok massa yang menggunakan senjata api untuk membunuh kaum muslimin. Benar saja, akibat kerusuhan tersebut, dr. Ita Sabrina, Humas RSUD dr. M Haulussy Ambon, mengungkapkan, lebih dari 18 orang menderita luka tembak maupun luka terkena lemparan benda tumpul.


Mengurai Pemicu
Menurut Irjen Sutarman, kerusuhan di Ambon diduga akibat penyerangan sekelompok massa yang belum diketahui identitasnya terhadap massa yang sedang berkabung atas kematian warga bernama Darmin Saiman.
Darvin mengalami kecelakaan saat mengemudikan sepeda motor dari stasiun menuju Pos Benteng. Saat melewati daerah pembuangan sampah, dia menabrak pohon karena kehilangan kendali. Kemudian dia menabrak rumah warga, Okto. Setelah itu, Darmin dibawa ke rumah sakit, namun tidak dapat diselamatkan hingga ia meninggal dunia. Keluarga kemudian menjemput dan memakamkannya.
Setelah upacara pemakaman, massa berdatangan dan menyerang. “Massa kemudian saling menyerang hingga akhirnya sebuah masjid terbakar,” jelas Irjen Sutarman. Lebih jauh Sutarman mengatakan, sebenarnya ini kecelakaan tunggal, namun kemudian massa mengamuk dan kehilangan control.
Menurut Kabid Humas Polda Maluku, Ajun Komisaris Besar Johanes Huwae, setelah kecelakaan muncul isu bahwa Darvin tewas terbunuh. Pihak Mabes Polri sampai saat ini terus melakukan penyilidikan. Hasil otopsi sementara, korban tewas karena kecelakaan.
Kasatlantas Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKP Marinus Djati menyatakan, kejadian itu berawal dari kematian Darmin Saiman, tukang ojek warga Waehaong. “Darwis mengalami kecelakaan lalu lintas di kawasan Gunung Nona pada Sabtu malam (10/9) dan ditolong keluarga Tanuhey yang membawanya ke rumah sakit, namun korban meninggal dalam perjalanan.
Namun, rumor yang berkembang, korban tewas akibat dibantai di kawasan Hunung Nona dan akibatnya, mobil angkutan umum jurusan terminal Mardika, Gunung Nona yang melintasi kawasan Waehaong dilempari massa.
Untuk terus memantau perkembangan terkini, Voa-Islam telah mengirim salah seorang jurnalisnya ke Ambon. Kita lihat saja, apakah sekedar rumor, atau benar terjadi. (Desastian/Rep)

2 komentar:

  1. Klw nggk tau ap" meningan diam, nggk usah buat orang jadi emosi....
    Kmorang maluku ap nggk....???
    Klw bkn orang maluku, km diam aj, nggk ush nulis brng yg aneh"....
    Untuk km tau, kmi orng maluku tidak bego seperti dulu lagi.....
    Km tau nggk yg sarukn kmi orng maluku muslim ama kristen skrng....???
    Nggk taukn....???
    Hei sini aq kasi tau supy km tau n jgn tulis brng yg aneh" lagi tentang kmi orang maluku.....
    Aq kasi tau km ya, yg mempersatukn kmi orng maluku kmbli adalah budaya kmi yg sdh turun temurun diwariskn oleh nenek moyang kmi "PELA GANDONG"....
    Jadi km yg nulis ni blo, nggk ush bikin diri tau segalanya...
    Jadi aq sarankn buat km, klw nulis itu nggk ush ungkit" lagi kmi orng maluku ok....

    BalasHapus
  2. sdrku.. frengky yth.
    terimakasih atas surat anda yg melegakkan kami.. smw..
    wlwpun aku bkn orang maluku, tapi bnyk sahabatku disana.. dimaluku.. di ambon di seram di halmahera..>>
    juga orang2 yg datang dari sana..yg berada di wilayah kami di jawa.. yg tak pernah membedakan memperlakukan sdr2..kami dari manpun datangnya.. asalkn tdk berbuat onar.. mk sll disambut dg sbg sdr sebangsa.. dan bnyk yg jadi sahabat2 kami..>> apakah dari ambon -maluku-seram-irian barat- halmahera-menado-makasar.. atw dr aceh-padang-kalteng dll..
    jadi kami membc berita.. yg kami peroleh seperti yg kami copy.. bukan utk ... mmbuat sdr2 marah..atw emosi.. ?? tetapi hny utk catatan kami.. bhw.. sesungguhnya.. hrs tetap waspada.. ada nya upaya adu-domba ssm anak bangsa.. dan adanya.. upaya pehak2..yg ingin meng obok2 anak bangsa.. n mereka sebenarnya... adalah pihak2.. yg konon punya modal..n jaringan bisnis.. n [olitik..dg pihak2.. asing.. yg ingin merampok sumber daya negara kita.. n ingin mengusir anak negeri n menjajah kita2.. orang..smw >>
    sekarang sdh bnyk tanda2.. adu domba.. dan pecah belah.. yg di mainkan para agen2.. mrk.. n jaringan mrk.. yg konon sangat kuat uangnya..n modal2nya.. sprt.. apa yg terjadi dibidang politik.. dg memecah belah partai2 politik yg ada..n ada lagi yg melecehkan politik..dan partai politik..yg ada ..>> juga di kerusakan bidang sosial.. dimana golongan the haves n the haves not.. yg sangat melebar.. sdmk rupa.. sehingga.. bnyk rakyat yg sangat sengsara dan miskin.. sdg sebagian kecil.. sangat kaya raya dan bagaikan bumi..gersang dan langit..n sorga2...yg menimbulkan kerawann sosial..sangat tinggi..>>. juga dibidang ekonomi.. yg semakin sulitnya lapangan pekerjaan.. dan harga2-kebutuhan pokok yg tak terkendalikan.. yg setiap wkt bs berubah2...n naik..n naik lagi..n lagi..n . belum lagi bidang hukum yg sangat keji dan maen kasar kepada rakyat kecil.. sdgkn pd pihak2 atas dan orang2 kaya.. bs ber main2 hukum..n tdk ..keras n sangat kompromis..>> akibat itu smw... mk.. moral-adab dan akhlak masyarakat yg semakin rusak.. n bnyk perbuatan2 keji..dan jahat n perampokan n pemerkosaan yg sungguh sangat kejam..>> belum lagi narkoba ..miras.. n perjudian.. pelecehan seksual..yg semakin merajalela.. dikalangan aparat..pejabat..kaum terpelajar..anak sekolah.. dan bahkan keluarga masyarakat awam.. yg seperti sdh sangat luas..>> ini akan berakibat yg parah.. kpd bangsa kita.. selain rentan n mudah di obok2.. juga lemah.. jiwanya..lemah persatuannya dan lemah ekonomi dan jasmaninya.. bahkan kecerdasan scr umum bs berakibat lbh.. menurun.. krn kwlitas pendidikan..yg kwalitas sumber daya manusianya.. bs sangat menurun.... >> mk .. kerawann semakin meluas..>> juga tingkat kepemimpinan bangsa.. semakin rendah... n kurang kemampuannya..n dg bs kita rasakan kebijakan2... yg tdk dibarengi tindakan nyata yg berpihak kepada rakyat awam..n juga tdk ada contoh keteladann yg baik.. bahkan cenderung absurd.. main kekuasaan dan bahkan memperalat aparat tni polri.. utk merampas hak milik rakyat yag sah..>> sedangkan disisi lain kekuatan disekitar kita .. semakin baik .. di malaysia- brunei- singapore.. vietnam..thailand..australia.. dll..yg semakin kuat n baik..??>> ini akan n bs sangat mempengaruhi.. pola hidup dan jg martabat derajat bangsa kita.. yg bisa saja hny menjadikan kuli2 rendahan.. sdg mereka2 asing dibyar sangat tinggi dan merusak n bs menjajah tatann sosial dan ekonomi bangsa kita..n jg bs menjajah negara kita..>>
    tdk ada maksud memprovokasi sdr2 di ambon-maluku-seram dll... ttp ingin menjadi peringatan.. agar kita smw waspda.. dan menjaga persdraan kita.. ssm anak bangsa.. dan sbg rakyat semesta.. dan saling apresiasi.. dg baik..>>
    kami disini.. sangat prihatin .. jk terjadi hal2 dmk di manapun.. padahal sjk dulu kita sll saling apresiasi.. dan bersdr dg baik..>>
    dmk dr saya.. dan smg bs dapat diterima dg baek..>>

    BalasHapus