Kamis, 02 Juni 2011

Premium Langka, Pertamax Dijual Rp 13.000 per Liter di Kaltim >>> Isyarat gagalnya Pemerintahan dalam mengelola negara dan memberikan kemanan kesejahteraan kepada Rakyatnya....>> Yang konon Rakyat yang sangat Kaya hanyalah 2,5-3%, Yang Cukup Kaya 2%, Menengah Atas 5-7%, dan sisanya adalah menengah bawah, miskin dan sangat miskin 90%++.>> Maka Kebutuhan premium itu sesungguhnya untuk Rakyat miskin dan sangat miskin termasuk menengahbawah yang penghasilannya sebenarnya tidak pernah mencukupi untuk biaya sebulan atau sehari-hari.>> Belum lagi untuk biaya sekolah-pendidikan anak2nya-kesehatan dan...makanan sehat....>> Adalah sangat keliru bila hanya mengandalkan angka2 statistik yang seringkali konon sangat bisa dimanipulasi....>>> Demi untuk kepentingan2 yang memang sudah diatur dan direncanakan....>>> Hayoo jujurlah .... Mana tanggung jawabmu pada Rakyat...>>> Padahal kalian sudah mendapatkan segala fasilitas dari Negara yang dibiayai oleh hak2 dan uang Negara dan Rakyat....>>> Quo Vadis... Pemerintah????

Rabu, 01/06/2011 21:03 WIB
Premium Langka, Pertamax Dijual Rp 13.000 per Liter di Kaltim 
Robert - detikFinance



Foto: dok.detikFinance
Samarinda - Kabupaten Berau, salah satu Kabupaten di Kalimantan Timur (Kaltim), yang mengalami kelangkaan bensin premium terparah. Menyusul kelangkaan premium, bensin jenis pertamax eceran dijual Rp 13.000 per liter dari harga normal di SPBU Rp 10.500 per liter.

Kondisi kelangkaan premium di Kabupaten Berau, menjadi pemandangan biasa bagi warga Berau. Di Tanjung, Kabupaten Berau, terdapat 5 SPBU yang beroperasi. Bensin pertamax yang dijual eceran, juga menjadi pemandangan biasa di berbagai ruas jalan di Tanjung.

"Harga pertamax Rp 12.000 hingga Rp 13.000 per liter. Kalaupun ada yang jual premium eceran, harga Rp 10.000 per liter," kata Azzam, warga Tanjung, Kabupaten Berau, Kaltim, ketika dihubungi detikFinance, Rabu (1/6/2011) petang WITA.

Kesulitan warga Berau memperoleh premium di eceran, berlangsung sejak lama. Menurut Azzam, 5 SPBU yang beroperasi di Tanjung, tidak beroperasi serentak.

"Pagi, cuma 2 beroperasi. Setelah habis, sorenya 3 SPBU beroperasi. Itu pun beroperasi tidak sampai malam," ujar Azzam.

"Hari ini malah cuma 1 SPBU yang beroperasi. Nggak tahu kenapa," ucap Azzam heran.

Azzam menjelaskan, antrean kendaraan yang berada di salah satu SPBU, berlangsung hingga berjam-jam. Meski demikian, belum ada upaya Pertamina maupun pemerintah setempat untuk mengatasi kesulitan warga memperoleh premium.

Bahkan, tidak jarang kelima SPBU di Berau, tidak beroperasi sama sekali. Kondisi itu, dinilai semakin membuat susah warga Berau.

"Kalau antre, 3 jam baru dapat premium. Bahkan sampai 6 jam antre, cuma untuk dapat premium di SPBU," imbuh Azzam.

"Iya kalau dapat saat antre. Kalau nggak dapat? Terpaksa, beli eceran. Ya itu tadi, eceran dalam kemasan botol tidak sampai 1 liter," sebut Azzam.

Farhan, warga Berau lainnya ketika dihubungi detikFinance, juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, kelangkaan premium di Berau, sudah sangat menyiksa masyarakat.

"Bapak saya sopir angkot. Kadang ikut antre berjam-jam, kadan juga terpaksa beli di eceran. Sedangkan setoran ke pemilik angkot, tidak diturunkan," sebut Farhan.

"Kalau ada yang cuma ngomong aman, tidak langka, silakan ke Berau. Mari kita lihat sama-sama," tutup Farhan.

(dnl/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar