Jumat, 08 April 2011

Akhir PD I dan kekalahan Jerman, dan Perjanjian Versailles yang sangat menekan dan merugikan Jerman >>> Menuju Kebangkitan Nazi dan Krisis Ekonomi Dunia, serta awal Perang Dunia II dengan invasi ke Polandia....>>> Patut menjadi renungan...dengan sebenarnya dan sejujurnya....Adakah ini catatan Holocoust??? Lihat di bagian 2...

December 24, 2010

Perang Dunia 1 yang meletus pada bulan Juli 1914 berakhir pada bulan Nopember 1918 dengan kekalahan Jerman dan sekutunya, Austria-Hungaria, Turki dan Bulgaria. Di sisi lain yang dianggap sebagai pemenang perang adalah Sekutu Inggris, Perancis, Rusia, Italia dan Amerika Serikat. Kesalahan-kesalahan para pemenang perang inilah yang dianggap sebagai salah satu penyebab Perang Dunia 2. Perwakilan dari negara-negara pemenang bertemu di Istana Versailles di dekat Paris pada Januari 1919 untuk membahas perjanjian perdamaian dengan Jerman.
Jerman sebagai pihak yang kalah perang tidak diundang dalam diskusi-diskusi di Istana Versailles ini, namun diakhir diskusi bulan Juni 1919 Jerman harus menanda-tanganiPerjanjian Versailles ini. Perjanjian ini dirancang agar Jerman tidak menjadi ancaman militer di Eropa lagi. Dibawah syarat-syarat perjanjian, Jerman harus mengurangi kekuatan angkatan bersenjatanya secara drastis. Angkatan Darat dikurangi hingga hanya 100.000 personil dan dilarang berada di wilayah Jerman di sebelah kiri Sungai Rhine. Angkatan Laut Jerman yang dulunya besar dan membanggakan diperkecil menjadi hanya 24 kapal. Mereka dilarang memiliki angkatan udara dalam bentuk apapun.
Selain kekuatan angkatan bersenjata yang dikerdilkan, Jerman juga kehilangan wilayah negara-negara di perbatasannya. Wilayah Posen di Timur, daerah pertanian yang subur diberikan ke Polandia. Termasuk Prussia Timur yang mengakses ke Laut Baltik juga diserahkan ke Polandia. Di Barat Jerman sebelah kiri Sungai Rhine sebagian diserahkan ke Perancis dan sebagian lagi dijadikan zona demiliterisasi. Juga pertambangan batubara Saar juga diserahkan ke Perancis. Di Wilayah utara Daerah Schelswig diserahkan ke Denmark. Selain wilayah perbatasan Jerman juga kehilangan semua koloninya di Afrika dan Asia.
Yang lebih parah dari Perjanjian Versailles adalah Jerman juga harus membayar ganti rugi perang yang jumlahnya setara dengan $1,5 milyar. Rakyat Jerman merasa marah dan dipermalukan oleh perjanjian itu, mereka merasa diperlakukan tidak adil dan para pemenang perang seperti membalas dendam atas terjadinya Perang Dunia 1.
December 24, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/sejarah-awal-perang-dunia-2-krisis-ekonomi-atau-depresi-dunia/

Pada Oktober 1929, dunia mulai dilanda depresi dan krisis ekonomi. Sejak 1929 hingga pertengahan 1930-an, dunia menderita kemunduran ekonomi besar. Perdagangan antar negara runtuh. Ribuan perusahaan bangkrut. Ini berarti pengangguran dan kemiskinan tumbuh di banyak negara. Empat Belas juta rakyat Amerika Serikat menganggur, dan tiga juta orang Inggris juga mencari pekerjaan. Lebih dari enam juta orang di Jerman kehilangan pekerjaan. Di Jepang, separuh dari perusahaan tutup. Di banyak negara yang dilanda depresi sangat parah, masyarakat mulai mencari pemimpin politik yang menjanjikan mereka pekerjaan dan stabilitas. Di Jerman, Italia, dan Jepang, pemerintah baru yang berkuasa tidak hanya menjanjikan pekerjaan bagi rakyat tetapi juga menjadikan negara mereka kuat lagi. Ini berarti menjaga perdamaian akan menjadi lebih sulit lagi.
 
 
December 24, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/jerman-yang-merasa-dipermalukan/
Di sebuah ruangan di Istana Versailles diluar Paris, pada tanggal 7 Mei 1919 Menteri Luar Negeri Jerman Count Ulrich von Brockdorff-Rantzau datang sebagai ketua delegasi diplomat. Mereka datang untuk bertemu dengan wakil-wakil negara Sekutu, Inggris, Perancis, Italy, Jepang dan Amerika Serikat, untuk membahas masalah genjatan senjata yang akan mengakhiri Perang Dunia 1. Dalam pertemuan itu Delegasi Jerman tidak diberikan tempat duduk, tetapi harus berdiri seperti anak sekolah yang dihukum karena kenakalannya. Inilah penghinaan pertama yang dirasakan Jerman setelah Perang Dunia II.
Perang Dunia I tidak diakhiri dengan menyerahnya Jerman yang kalah. Ia berakhir dengan satu penghentian tembak-menembak, dimana kekuatan Jerman yang tidak mampu lagi melanjutkan perang, kekuatan militernya masih utuh. Sehingga hasil Perjanjian Versailles yang sangat-sangat merugikan Jerman membuat kalangan militer marah. Mereka yang merasa tidak dikalahkan merasa dikhianati oleh perjanjian tersebut. Mereka memendam geram terhadap para perunding Jerman di Versailles, mereka merasa dipermalukan.
Wilayah yang dibagi-bagi dan direbut negara pemenang perang, koloni-koloni yang lepas, angkatan bersenjata yang dikerdilkan dan ganti rugi perang yang sangat besar, membuat rakyat sangat kecewa terhadap Perjanjian Versailles. Diperparah oleh krisis ekonomi dunia rakyat menjadi tidak puas terhadap rezim yang berkuasa. Inilah yang sedikit banyak membuka peluang bagi Partai Nazi dan Hitler nantinya untuk berkembang dan akhirnya berkuasa.

December 24, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/perjanjian-versailles/
Perjanjian Versailes, perjanjian perdamaian yang menandakan berakhirnya Perang Dunia I, ditandatangani pada 28 Juni 1919 oleh Jerman dan Sekutu. Selain mengakhiri perang dengan Jerman, juga membentuk Liga Bangsa-Bangsa. Konferensi perdamaian ini diadakan di Paris, tepatnya ditandatangani di Aula Mirror di Istana Versailles. Perjanjian terpisah juga dilakukan dengan sekutu Jerman: Perjanjian Saint-Germain dengan Austria, Perjanjian Trianon dengan Hungaria, Perjanjian Neuilly dengan Bulgaria, dan Perjanjian Sèvres dengan Turki.
Perang berakhir pada tanggal 11 November 1918 dengan gencatan senjata. Konferensi perdamaian diadakan pada tanggal 8 Januari 1919, dengan dihadiri 32 negara tanpa kehadiran Jerman. Peran utama diambil oleh “Big Four”: Presiden Wilson, Perdana Menteri David Lloyd George dari Britania Raya, Premier Georges Clemenceau dari Perancis, dan Premier Vittorio Orlando dari Italia.
Senat Amerika Serikat menolak perjanjian tersebut, sebagian karena keberatan pada bagian membentuk Liga Bangsa-Bangsa. Bangsa-bangsa lain meratifikasi perjanjian tersebut, dan mulai berlaku pada tanggal 10 Januari 1920. Amerika Serikat menandatangani perjanjian terpisah dengan Jerman pada tahun 1921. Jerman mencela Perjanjian Versailles sebagai jahat dan tidak adil.
Persyaratan Traktat
Perjanjian itu memiliki 15 bagian. Bagian I adalah Kovenan (konstitusi) dari Liga Bangsa-Bangsa. Penyisihan dibuat untuk Pengadilan Tetap Internasional Keadilan. Bagian XIII menciptakan Organisasi Buruh Internasional. Yang lain bagian ditangani dengan batas-batas Jerman, pembentukan negara baru di Eropa, reparasi perang, dan hal-hal lainnya.
Jerman Kehilangan Wilayah
Jerman menyerahkan Alsace-Lorraine untuk Perancis, Eupen dan Malmedy ke Belgia, Prusia Barat dan sebagian besar Provinsi Posen ke Polandia, dan sebuah distrik di Silesia ke Cekoslowakia. Perjanjian itu juga memberi kesempatan pemilu untuk daerah di Schleswig dan Upper Silesia. Setelah pemungutan suara, Schleswig Utara pergi ke Denmark dan Schleswig Selatan tetap di Jerman. Di Upper Silesia mayoritas suara mendukung Jerman.
Perjanjian itu menempatkan Basin Saar di bawah kontrol Liga Bangsa-Bangsa selama 15 tahun dan memberikan pengelolaan tambang batubara ke Perancis. Danzig (sekarang Gda?sk, Polandia) menjadi kota bebas di bawah Liga Bangsa Bangsa. Jerman menyerahkan distrik Memel kepada Sekutu, dan kemudian diberikan ke Lithuania. Jerman kehilangan sekitar 25.000 mil persegi (65.000 km 2) wilayah, termasuk wilayah dengan beberapa sumber daya mineral yang kaya.
Jerman kehilangan semua koloninya, wilayah-wilayah tersebut di bawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa. Koloni Jerman di Afrika Timur (sekarang bagian dari Tanzania) menjadi milik Inggris, Urundi dan Rwanda untuk Belgia, dan di Afrika Barat Daya (Namibia) jatuh ke Afrika Selatan. Kamerun (Kamerun) dan Togoland dibagi antara Britania Raya dan Perancis. Papua Nugini diberikan ke Australia, Samoa ke Selandia Baru, Nauru Pulau Britania Raya dan Pulau-pulau Pasifik di utara khatulistiwa ke Jepang. Hak Jerman di Provinsi Shantung, Cina, diberikan kepada Jepang.
Sanksi Lain Untuk Jerman
Tentara Jerman dibatasi menjadi 100.000 perwira dan tamtama, angkatan laut diperkecil menjadi beberapa kapal kecil, angkatan udara dilarang. Pasukan Sekutu ditempatkan ditepi barat Sungai Rhine selama 15 tahun. Sebelah Timur Sungai Rhine, pertahanan Jerman dilarang dalam radius 50 kilometer (sekitar 31 mil) dari sungai. Dalam Perjanjian itu diputuskan Kaiser William II harus diadili sebagai penjahat perang. Tetapi mantan kaisar itu telah melarikan diri ke Belanda, dan pemerintah Belanda menolak untuk menyerahkan ke Sekutu.
Perjanjian juga memutuskan Jerman harus bertanggung jawab atas semua kerugian dan kerusakan yang disebabkan oleh perang dan membayar rehabilitasi atas kerusakan yang terjadi pada warga sipil. Meskipun Jerman membayar sebagian ganti rugi, program ini terbukti tidak praktis dan berakhir pada 1931.

December 24, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/krisis-ekonomi-dunia/
Tatanan dunia yang rapuh diperparah oleh krisis ekonomi parah yang mulai melanda dunia tahun 1929. Ekonomi dunia tidak pernah kembali ke kesehatan penuh setelah 1919, ledakan bisnis saham di Amerika Serikat tahun 1920-an, yang didorong oleh ekspektasi stabilitas perdagangan yang aman, telah menutupi masalah-masalah mendasar. Ketika gelembung spekulasi saham pecah di Wall Street pada Oktober 1929, berdampak bencana. Investor di Amerika yang putus asa mencoba menarik uang atau modal mereka di rumah dan di luar negeri, hal tersebut memicu gelombang kebangkrutan dan pengangguran meluas. Penghematan dilakukan besar-besaran dan pemotongan pengeluaran pada titik-titik penyebab krisis. Pemerintah berusaha untuk menyeimbangkan anggaran dan neraca pembayaran, tetapi akibatnya krisis semaikn parah.
Krisi ekonomi tidak terkendali untuk beberapa waktu. Perdagangan dunia turun sebesar 60 persen dalam kurun waktu 1928-1932, dan pengangguran di seluruh dunia diperkirakan mencapai 40 juta orang. Ekonomi semakin lemah, karena kerugian masa perang dan krisis inflasi parah. Di Jerman, 30 persen dari angkatan kerja menganggur pada 1932 dan hasil industri berkurang 50%. Tidak bisa mendapatkan hutang luar negeri, Jerman menghadapi masalah serius. Krisis tersebut sedikit tertolong oleh keputusan Amerika untuk menunda pembayaran utang selama satu tahun. Pada tahap itu, Amerika Serikat menghadapi krisis begitu parah sehingga banyak pengamat menganggap bahwa prediksi Karl Marx pasti benar bahwa kapitalisme ditakdirkan runtuk karena melaju terlalu kencang.

Junkers Ju 87 Stuka

December 30, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/junkers-ju-87-stuka/

Junkers Ju 87 Stuka adalah sebuah pembom tukik, pembom yang menukik tajam ketika melakukan serangan/pengeboman. Terbang pertama pada 1935 dan diproduksi secara masal pada 1936. Berawal dari empat buah prototypes dengan mesin dan airframe berbeda Ju 87 V1 secara resmi menjadi model produksi untuk Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe). Untuk menguji efektivitasnya baik senjata maupun taktik Stuka diterjunkan dalam Perang Saudara di Spanyol pada 1938-1939 yang terkenal dengan “Condor Legion”.
Begitu Perang Dunia 2 pecah di Eropa pada 1939, Stuka muncul di langit Polandia. Dalam serangan kilat itu Stuka menghancurkan banyak sasaran baik sipil maupun militer. Kegemilangan Stuka berlanjut saat Jerman menyerang Norwegia hingga penyerbuan ke Perancis. Puncaknya ketika dalam Pertempuran Britania (Battle of Britain), tak terhitung jumlah Stuka yang diterjunkan. Tetapi dalam pertempuran itu juga banyak Stuka tumbang, pesawat Inggris mampu melumpuhkan Stuka. Untuk menghindari kerugian lebih lanjut Stuka ditarik dari medan pertempuran.

Tidak terlalu lama setelah penarikan, Ju 87 dievaluasi dan hasilnya muncul dalam Ju 87D dan langsung diterjunkan ke Front Timur dan Kampanye di Afrika Utara. Model Ju 87G kemudian terkenal sebagai “tank buster” dan dipersenjatai dengan meriam kembar 37mm. Model ini kemudian menuai lebih banyak sukses dan terbukti sebagai salah satu desain pesawat yang sukses dalam perang. Kokpit Ju 87 disesaki oleh pilot dan penembak belakang yang diletakkan di bagian belakan kokpit. Penembak belakang ini dilengkapi dengan senjata kembar 7.92mm yang melindungi pesawat dari arah belakang.
Kemampuan tempur Stuka bagus, bahkan di tangan pilot Luftwaffe Hans-Ulrich Rudel pernah menenggelamkan tiga jenis kapal perang Sekutu – kapal tempur, kapal perusak, kapal penjelajah – disamping ratusan kendaraan temput (kebanyakan tank Sekutu). Kesuksesan tersebut membuat ketertarikan Sekutu untuk membuat pembom tukik semacam Stuka.

Secara keseluruhan, telah diproduksi kurang lebih 5.700 Ju 87 Stuka untuk semua model, dan menjadi salah satu pesawat paling suskses dan terkenal dari semua pesawat Jerman. Penghentian produksi Stuka terjadi pada tahun 1944 menjelang kekalahan Jerman.
.
December 30, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/7tp-main-battle-tank-polandia/

Tank seri 7TP didesain awal 1931, ketika ancaman perang dengan Jerman semakin nyata dan kebutuhan akan tank dengan kemampuan bertahan dan menyerang sama baik. Desain tank ini didasarkan pada tank ringan Inggris Vickers-Armstrong 6-ton. Pada tahun 1936 persenjataan ditambah dengan senjata anti tank 37mm, saat itulah diberi nama seri 7TP. Tank produksi awal segera ditarik dan dipersenjatai dengan senjata utama 37mm Model 37 L/45 buatan Swedia dan diberi kode 7 TP dw. Sedangkan produksi baru yang telah dilengkapi dengan meriam 37mm diberi kode 7 TP jw.

Seri 7 TP juga dipersenjatai dengan senapan mesin 7.9mm merk Hotchkiss sebagai pertahanan diri. Tank ini mampu memuat 80 proyektil untuk senjata utama 37mm dan 4.000 peluru untuk senapan mesin 7.9mm. Tenaga dihasilkan oleh mesin tunggal Saurer VBLD 6-silinder dengan kekuatan 110 tenaga kuda. Tank ini membutuhkan 3 kru untuk pengoperasiannya.

Selama invasi Polandia oleh Jerman 7 TP sempat menyulitkan dan memberikan perlawanan kepada Jerman. Tetapi karena produksinya yang terbatas dan kekuatan Jerman yang sangat besar akhirnya divisi tank ini menyerah juga. Tentara Jerman menggunakan lagi tank-tank yang berhasil disita untuk kelanjutan kampanye di Polandia dan kampanye-kampanye berikutnya. Seri tank ini yang lebih kuat sedang dalam proses pembangunan, karena invasi Jerman ini pembangunan seri yang dikenal dengan 10 TP tidak pernah selesai. 

December 30, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/panzerkampfwagen-tank-panzer-jerman-dalam-perang-dunia-2/

Perjanjian Versailles memang membuat kekuatan Angkatan Bersenjata Jerman runtuh. Seiring kebangkitan Partai Nazi dan berkuasanya Adolf Hitler kekuatan itu mulai dibangun kembali. Termasuk kendaraan-kendaraan lapis baja mulai dikembangkan untuk diproduksi. Pada musim semi 1934 Tentara Jerman mulai mengembangkan Tank Panzer. Pada tahun berikutnya Tentara Jerman mulai menggunakan tank Panzer I. Tahun berikutnya II Panzer muncul. Membawa tiga awak, tank ini mempunyai berat 7,2 ton dan memiliki meriam 20mm dan senapan mesin di menara (turret).Didukung oleh mesin 130hp bisa mencapai kecepatan 25mph pada permukaan yang baik. Pengembangan dan modifikasi tank terus dilakukan hingga 1937, ketika masuk ke produksi massal, beratnya 9,5 ton dan mesinnya diupgrade ke 140hp.

Panzer I dan Panzer II dinilai mempunyai banyak kekurangan, tahun 1935 Departemen Pertahanan mengadakan tender untuk pengadaan tank yang lebih unggul. Empat perusahaan (Daimler-Benz, Krupp, MAN dan Rheinmetall-Borsig) mengajukan prototipe untuk disetujui. Tank yang diminta adalah kelas ringan menengah dengan persenjataan yang lebih kuat meriam utama 37mm kecepatan tinggi dan 3 senapan mesin (2 di turret dan 1 di flexible bow). Keempat prototipe dievaluasi tahun 1936 dan prototipe Daimler-Benz dengan berat 15-ton dinyatakan sebagai pemenang.

Dari Prototipe Daimler-Benz tersebut lahir Panzer III dan mulai diproduksi tahun 1937. Panzer III didukung mesin bensin Maybach dengan kekuatan 250 tenaga kuda, membutuhkan 5 kru untuk pengoperasiannya. Dengan meriam 37mm dan 3 senapan mesin Panzer III punya berat 15 ton. Panzer III terhitung sukses di awal-awal PD 2 terutama di Polandia. Pengembangan dan modifikasi dilakukan untuk menambah kemampuan Panzer III, dari varian A hingga N dibuat. Tetapi lapisan bajanya dengan tebal 15mm mudah ditembus oleh senjata anti tank Polandia dan masalah dengan suspensinya Panzer III mengalami pensiun dini dan dihentikan produksinya sebelum Invasi ke Perancis.

Angkatan Bersenjata Jerman mempunyai dua jenis tank menengah untuk memenuhi strategi militer mereka. Tank menengah pertama adalah Panzer III, jenis yang lebih ringan dengan daya jelajah tinggi, tank ini adalah tank pembunuh tank. Untuk jenis kedua yang lebih berat adalah Panzer IV. Diperkenalkan pada tahun 1937, Panzer IV akhirnya menjadi tulang punggung kekuatan tank dan jenis yang diproduksi paling banyak dari jenis yang lain. Diproduksi oleh Krupp beratnya 17,3 ton dan bersenjata meriam 75mm pendek di turret ditambah dua senapan mesin, membutuhkan 5 kru untuk pengoperasiannya. Dilindungi dengan lapisan baja dengan tebal antara 8mm dan 30mm. Mesin 230hp memberikannya kecepatan 18mph.

Selama invasi Polandia pada bulan September 1939, terlihat jelas bahwa Panzer I tidak cukup handal untuk kondisi pertempuran. Sedangkan Panzer II dan III Panzer adalah tank yang handal tetapi kurang kuat dalam persenjataan. Panzer IV yang dapat memenuhi kebutuhan karena memiliki kombinasi sempurna kecepatan, senjata yang lincah, dan kehandalan. Selama beberapa tahun berikutnya hingga 1944 Jerman menghasilkan lebih dari 9.000 Panzer IV. Panzer IV juga tank yang paling banyak Jerman diekspor ke negara sekutunya Bulgaria, Finlandia, Hongaria, Rumania dan Spanyol . Panzer IV berprestasi sangat baik selama invasi Polandia dan Perancis. Namun, masalah yang dihadapi selama Operasi Barbarossa mengharuskan Jerman membangun tank dengan kemampuan lain, munculah Panzer V Panther dan menjadi tank Jerman yang tak kalah penting.

Panzer V Panther tank kelas berat menjadi tulang punggung Tentara Jerman melalui banyak pertempuran di tahun-tahun penting. Tank ini menampilkan performa yang bagus dengan persenjataan utama yang kuat dan proteksi lapis baja yang kuat pula. Mampu menembak sasaran dengan jarak 900 meter dan menghasilkan kerusakan yang baik. Diproduksi dari prototipe VK 3002 (MAN) oleh MAN yang memenangi tender melawan Daimler-Benz. Panther dirancang sebagai pengganti Panzer IV yang gagal saat penyerbuan ke Soviet karena kalah bersaing dengan Tank T-34 baru milik Soviet yang muncul tahun 1941.

Produksi Panzer V dilakukan oleh tidak kurang dari 4 perusahaan besar bersama. Panthers direncanakan diproduksi dalam jumlah banyak, tetapi penyerangan Sekutu terhadap pabrik-pabrik senjata Jerman membuat rencana itu gagal. Selain itu, upaya untuk segera menerjunkan Panther di medan perang membuat tidak adanya uji coba secara maksimal.Berakibat banyak terjadi kegagalan mekanik selama pertempuran, terutama overheating. Proses produksi Panther yang cukup lambat juga membuat pasokan ke medan perang menjadi terhambat. Kegagalan mekanik yang lebih banyak dari pada terkena tembakan musuh, membuat kepercayaan pada tank ini menurun. Tahun 1943 tank ini didesai ulang dan diproduksi lagi sebanyak kurang lebih 3.700 unit. Pada akhirnya, Panther menjadi tank terbaik Jerman selama Perang Dunia 2 dengan produksi total 5.500 unit.
Tank Panzer VI Tiger berawal dari desain Henschel untuk memenuhi kebutuhan akan tank kelas berat yang memiliki kecepatan, proteksi lapis baja dan meriam utama yang kuat. Diadu dengan desain Porsche, kedua desain ini didemonstrasikan tepat pada hari ulang tahun Adolf Hitler 1942 dan desain Henschel keluar sebagai pemenang.

Dengan meriam utama 88mm , senapan mesin 7.92mm di turret dan tambahan senapan mesin di lambung depan, meskipun bukan tank yang tangkas, tank ini sangat mematikan. Tank ini ditakuti oleh pihak Sekutu. Kelemahan tank ini terletak pada produksinya yang lambat. Dengan subsistem yang rumit membutuhkan waktu yang lama untuk produksinya dan sistem suspensinya yang gagal oleh kondisi dingin dan keras di Front Timur Soviet. Dalam kurun waktu 1942 hingga 1944 tiga varian tank Tiger diproduksi dengan jumlah total 1.350. 

December 30, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/nazi-jerman-fuehrer-adolf-hitler/

Adolf Hitler lahir tahun 1889 di Braunau, Austria. Sebagai remaja dia merupakan seorang seniman gagal yang kapiran dan kadang-kadang dalam usia mudanya dia menjadi seorang nasionalis Jerman yang fanatik. Di masa Perang Dunia ke-I, dia masuk Angkatan Bersenjata Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya. Kekalahan Jerman membuat dia terpukul dan geram. Di tahun 1919 tatkala umurnya menginjak tiga puluh tahun, dia bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich, dan segera partai ini mengubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman (diringkas Nazi). Dalam tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa saingan yang dalam julukan Jerman disebut “Fuehrer.” . Di bawah kepemimpinan Hitler, partai Nazi dengan kecepatan luar biasa menjadi suatu kekuatan dan di bulan Nopember 1923 percobaan kupnya gagal. Kup itu terkenal dengan sebutan “The Munich Beer Hall Putsch.” Hitler ditangkap, dituduh pengkhianat, dan terbukti bersalah. Tetapi, dia dikeluarkan dari penjara sesudah mendekam di sana kurang dari setahun.

Di tahun 1928 partai Nazi masih merupakan partai kecil. Tetapi, depressi besar-besaran membikin rakyat tidak puas dengan partai-partai politik yang besar dan sudah mapan. Dalam keadaan seperti ini partai Nazi menjadi semakin kuat, dan di bulan Januari 1933, tatkala umurnya empat puluh empat tahun, Hitler menjadi Kanselir Jerman. Dengan jabatan itu, Hitler dengan cepat dan cekatan membentuk kediktatoran dengan menggunakan aparat pemerintah melabrak semua golongan oposisi. Perlu dicamkan, proses ini bukanlah lewat erosi kebebasan sipil dan hak-hak pertahankan diri terhadap tuduhan-tuduhan kriminal, tetapi digarap dengan sabetan kilat dan sering sekali partai Nazi tidak ambil pusing dengan prosedur pengajuan di pengadilan samasekali. Banyak lawan-lawan politik digebuki, bahkan dibunuh langsung di tempat. Meski begitu, sebelum pecah Perang Dunia ke-2, Hitler meraih dukungan sebagian terbesar penduduk Jerman karena dia berhasil menekan jumlah pengangguran dan melakukan perbaikan-perbaikan ekonomi. Hitler kemudian merancang jalan menuju penaklukan-penaklukan yang ujung-ujungnya membawa dunia ke kancah Perang Dunia ke-2.

.
December 30, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/benito-mussolini-pemimpin-fasis-italia/

Benito Amilcare Andrea Mussolini (29 Juli 1883 – 28 April 1945) adalah seorang diktator Italia yang menganut Fasis. Ia adalah diktator Italia pada periode 1922-1943. Ia dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri Italia pada 28 Juli 1943 setelah serangkaian kekalahan Italia di Afrika. Setelah ditangkap, ia diisolasi. Dua tahun kemudian, ia dieksekusi di Como, Italia utara. Mussolini mengakhiri sebuah dekade seperti di Jerman yang dilakukan diktator Adolf Hitler dengan Nazi-nya. Mussolini lahir di Predappio, Forlì (Emilia-Romagna). Ayahnya Alessandro seorang pandai besi dan ibunya Rosa seorang guru sekolah. Seperti ayahnya, ia menjadi seorang sosialis berat. Tahun 1902 ia beremigrasi ke Swiss. Karena sulit mencari pekerjaan tetap, akhirnya ia pindah ke Italia. Pada 1908 ia bergabung dengan surat kabar Austria di kota Trento. Keluar dari situ, ia jadi editor sebuah koran sosialis la Lotta di Class (Pertentangan Kelas). Di sini antusiasmenya pada Karl Heinrich Marx makin besar. Tahun 1910, ia menjabat sekretaris partai sosialis tingkat daerah di Forlì dan kepribadiannya berkembang menjadi antipatriot. Ketika Italia menyatakan perang dengan Kerajaan Ottoman tahun 1911, ia dipenjara karena propaganda perdamaiannya. Ini bertentangan dengan kinerjanya kemudian. Setelah ditunjuk jadi editor koran sosialis Avanti, ia pindah ke Milan, tempatnya membangun dirinya sebagai kekuatan berpangaruh atas para pemimpin buruh sosialis Italia. Ia percaya, para proletar bisa dipukul dalam gerakan fascio. Agaknya inilah cikal bakal gerakan fasis, yang lahir di saat perekonomian Italia memburuk akibat perang, dan pengangguran merebak di mana-mana. Pada Maret 1919, fasisme menjadi suatu gerakan politik ketika ia membentuk Kelompok untuk Bertempur yang dikenal sebagai baju hitam, yakni kumpulan penjahat, kriminal, dan preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan mereka seram dan tiap hari terlibat perkelahian di jalan-jalan. Setelah gagal pada Pemilu 1919, ia mengembangkan paham kelompoknya, sehingga mulai mendapat pengaruh. Mereka, kaum fasis, menolak parlemen dan mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana. Pemerintah liberal tak berdaya menghadapinya. Ia membawa “geng”nya, sejumlah besar kaum fasis yang bertampang sangar, untuk melakukan Berbaris ke Roma. Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, Raja Vittorio Emanuele III menciut jeri. Mussolini diundang ke istana lalu diberi posisi sang Pemimpin.

Pada Oktober 1922, Raja memintanya membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis. Gebrakan pertamanya setelah memegang kekuasaan, adalah menyerang Ethiopia dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin, “Ethiopia bangsa kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika diperintah oleh ras unggul seperti Italia, itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.” Bahkan ia bersikeras bahwa bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu bangsa yang ditakuti sepak terjangnya. Yang meresahkan, ketika ia menduduki Abbesinia tahun 1937, kontan dunia tersentak. Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka membuat aliansi, yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak Jerman pada 1940. Namun, pasukannya kalah di Yunani dan Afrika, dan Italia sendiri diserbu oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat pada 1943. Pada saat itu Mussolini telah diturunkan dari takhtanya dan ditahan. Pasukan payung Jerman membebaskan dan mengembalikannya berkuasa di Italia Utara. Akhir riwayatnya tiba tak lama kemudian. Ketika akhirnya Italia dikalahkan, ia ditembak oleh musuh Italianya dan mayatnya digantung terbalik di Piazza Loreto di Milan.

December 30, 2010. http://perangdunia2.aripjon.web.id/menuju-perang-dunia-ii/

Pada tanggal 18 September 1931, sekelompok tentara Jepang yang ditempatkan di Manchuria (Provinsi di Cina Utara), yang menyamar seperti bandit Cina, meledakkan beberapa meter dari rel kereta api milik South Manchurian Railway (perusahaan kereta api yang dikendalikan Jepang. Insiden terencana tersebut digunakan sebagai alasan untuk melancarkan serangan oleh Tentara Kwantung (Tentara Jepang di Cina), yang bertujuan untuk menguasai seluruh provinsi dan membawa sumber daya alam yang melimpah di bawah kendali Jepang. Ini adalah awal dari suatu dekade penuh kekerasan yang akan berujung pada serangan Jerman atas Polandia dan memulai Perang Dunia II.
Dalam bulan-bulan penyerangan Jepang ke Manchuria, keadaan politik dan hubungan internasional dalam keadaan memprihatinkan. Liga Bangsa-Bangsa tidak dapat berbuat banyak untuk China dari agresi Jepang, dan pada Februari 1933 bahkan Jepang keluar dari Liga Bangsa Bangsa. Kaum politikus dan pimpinan militer frustrasi dan kecewa oleh tatanan politik dan ekonomi internasional yang memberi status kelas dua terhadap Jepang. Kemerosotan ekonomi global memukul Jepang dengan keras, dan produk-produk Jepang dikeluarkan dari beberapa pasaran. Ekonomi dunia tampaknya diatur untuk menguntungkan kekuatan-kekuatan imperialis besar dan menyudutkan negara yang disebut “have not” (tidak punya) kekuasaan – negara yang miskin persediaan bahan baku, sebuah kerajaan kolonial sederhana, dan dengan ketidakseimbangan antara populasi dan wilayah.
Jepang adalah negara pertama yang bertindak menyimpang dari tatanan yang ada. Diktator Italia Benito Mussolini menginginkan revolusi internasional dengan apa yang disebut “proletarian states ” melawan “plutocratic powers”, yaitu Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Dari 1932, ia menggagas rencana untuk menaklukkan Abyssinia (sekarang Ethiopia) negara merdeka di Benua Afrika, dan pada Oktober 1935 pasukan Italia menyerbu Abyssinia, dan selesai pada Mei 1936. Kali ini Liga Bangsa Bangsa memberikan sangsi ekonomi dengan setengah hati pada Itali. Pada bulan Desember 1937, Italia juga keluar dari Liga Bangsa Bangsa.
Perkembangan kekuatan Nazi Jeman dari Adolf Hitler yang semakin kuat dan pergerakan kaum nasionalis fanatik, menjadi ancaman nyata bagi stabilitas jangka panjang tatanan internasional. Partai Sosialis Nasional menolak memenuhi Perjanjian Versailles, mengecam keras ekonomi internasional (berhubungan dengan kekuatan keuangan Yahudi), dan membangun kembali kekuatan militer Nazi Jerman untuk menaklukkan dunia. Pada tanggal 30 Januari 1933, Adolf Hitler diangkat menjadi kanselir. Selama enam tahun berikutnya, ia adalah kekuatan dibalik penolakan publik terhadap penyelesaian perdamaian dan perluasan pengaruh politik dan ekonomi Jerman di Eropa.

Adolf Hitler meyakini bahwa Nazi Jerman adalah termasuk dalam kekuatan “have not”. Ia mengadopsi ide populer Lebensraum (ruang hidup) sebagai pembenaran bagi perluasan wilayah Jerman dan perebutan sumber daya ekonomi baru. Dia juga yakin bahwa Nazi Jerman mewakili sebuah budaya atau ras unggul dan ditakdirkan untuk mendominasi ras yang lebih rendah. Ia berpendapat kelemahan Nazi Jerman dalam menghadapi pengaruh dan kekuasaan orang Yahudi internasional, menahan pertumbuhan ekonomi Jerman, memperlemah orang-orang Jerman, dan merusak warisan budaya Jerman. Perpaduan opini dan prasangka buruk ini menjadi dasar dari kebijakan luar negeri Jerman.
Pada awal 1935, Adolf Hitler secara terbuka mengumumkan program rahasia pembangunan persenjataan kembali telah berlangsung sejak 1920-an. Pada bulan Maret 1936, ia memerintahkan pasukan militer Jerman untuk menempati daerah Rheinland yang merupakan daerah bebas militer. Tindakan ini bertentangan dengan Perjanjian Locarno dan Perjanjian Versailles. Pada tanggal 5 November 1937, ia mengumumkan kepada komandan militer niatnya menyatukan Austria dengan Nazi Jerman dan menguasai negara Cekoslowakia sebagai pendahuluan untuk perang yang lebih luas. Pada tanggal 12 Maret 1938, pasukan Jerman memasuki Wina dan disambut antusias penduduknya. Liga Bangsa Bangsa dan seluruh dunia tidak melakukan apa pun, seperti yang telah terjadi atas Manchuria dan Abyssinia.
Pada pertengahan 1930-an, terdapat jurang yang memisahkan antara tiga kekuatan revisionis – Nazi Jerman, Italia, dan Jepang – dengan kekuatan besar negara-negara demokrasi yang telah mendominasi tatanan dunia di tahun 1920. Pada bulan November 1936, Nazi Jerman dan Jepang menandatangani Anti-Comintern Pact (Pakta Anti-Komunis), yang diarahkan pada perjuangan internasional melawan komunisme, setahun kemudian, Benito Mussolini menandatangani juga.
Ketiga negara ingin memperingatkan kekuatan Barat bahwa mereka melihat diri mereka sebagai sebuah blok fasis, tidak hanya untuk menentang komunisme, tetapi untuk demokrasi liberal Barat juga. Blok ini dibuat eksplisit dengan pecahnya perang sipil di Spanyol pada bulan Juli 1936. Dengan kekuatannya Nazi Jerman dan Italia berkomitmen untuk membantu pemberontak nasionalis di bawah Jenderal Francisco Franco. Inggris dan Prancis memimpin gerakan noninterventionist yang memperlemah pemerintahan republik yang sah dan membuka kelemahan dan ketidakpastian Barat.
Untuk Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat, arsitek utama dari tatanan internasional pasca Perang Dunia I, sulit untuk menemukan jalan keluar menghadapi krisis internasional. Meraka tidak berani mengambil resiko terjadinya perang besar setelah PD I, tetapi tidak ada juga tindakan untuk mencegah tatanan dunia ke dalam kekacauan. Ada tekanan kuat terhadap kebijakan luar negeri aktifnya. Kerajaan Inggris dan Perancis sibuk menghadapi gerakan nasionalis anti-kolonialisme di India, Indocina, Timur Tengah, dan Afrika.
Di Palestina, Inggris dipaksa untuk menggelar pasukan dalam jumlah besar untuk menjaga perdamaian antara Arab dan mayoritas penduduk Yahudi, yang telah menjanjikan tanah air Yahudi di akhir Perang Dunia I. Di India, yang terkenal sebagai permata di Kalangan Kerajaan Inggris, kaum nasionalis populer – terinspirasi oleh perlawanan tanpa kekerasan Mohandas Gandhi – memaksa pemerintah Inggris untuk memberikan limited self-government (pemerintahan terbatas) dengan India Act of 1935 (undang-undang untuk India tahun 1935).
Meskipun pemimpin Inggris dan Perancis telah mengambil garis lebih aktif dalam politik luar negerinya, lobi-lobi domestik yang kuat mendorong pasifisme. Ketika sebuah pemerintahan kiri terpilih di Perancis pada tahun 1936 di bawah slogan dari Front Populer, satu juta Prancis berbaris di jalan-jalan Paris menuntut perdamaian. Pada tahun 1934 warga Inggris mendirikan Peace Pledge Union, yang selama lima tahun ke depan menjadi sebuah gerakan massa yang berkampanye menentang perang. Sampai akhirnya Nazi Jerman tampak sebagai ancaman yang sangat nyata pada tahun 1939, gerakan damai menghadapi fasisme harusdiubah menjadi dengan lebih keras.
Isu utama yang kedua adalah sikap dari dua raksasa ekonomi dan militer potensial tahun 1930-an, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Hanya satu dekade kemudian, kedua negara akan menjadi negara adidaya dunia. Namun pada tahun 1930-an, mereka memainkan peran yang lebih terbatas, dan kekuatan militer mereka lebih bersifat defensif. Di Amerika Serikat, dampak dari Great Depression setelah 1929 mendorong suasana isolasionisme. Ketika Franklin Delano Roosevelt dari Partai demokrat terpilih sebagai presiden pada tahun 1932, ia menjanjikan “New Deal” bagi penduduk miskin Amerika. Prioritas pertamannya adalah untuk menyembuhkan Amerika dan menghindari segala politik internasional yang mempengaruhi prioritas tersebut.
Kongres menerapkan Undang-Undang Netralitas pada tahun 1935 untuk sementara, kemudian mengesahkan undang-undang permanen pada tahun 1937 yang dirancang untuk mencegah Amerika Serikat dari pemberian uang, bantuan ekonomi, atau bantuan lain untuk negara lain. Meskipun negarawan Amerika tetap cemas terhadap ambisi Jepang di Pasifik, dan bersimpati terhadap perlawanan Cina, Amerika tidak melakukan apapun untuk menghambat agresi Jepang. Presiden Franklin Delano Roosevelt secara pribadi bermusuhan dengan Nazi Jerman dan fasisme, tapi ia merasa krisis ekonomi negaranya sangat menguras konsentrasi, meskipun keterlibatan Amerika dalam urusan Eropa itu perlu untuk keamanan Amerika.
Uni Soviet adalah kekuatan yang tidak dikenal dan berpotensi berbahaya. Meskipun ancaman Komunis hanya timbul sebentar selama tahun 1930-an, negara-negara Barat sadar bahwa Komunis dalam jangka panjang selalu mencoba melakukan subversi terhadap sistem sosial dan politik Barat. Pada 1930, Uni Soviet memulai program industrialisasi besar-besaran dan penguatan persenjataan kembali, yang membuat Rusia menjadi negara ekonomi industri terbesar ketiga dalam tahun 1939 dan, di atas kertas, kekuatan militernya terbesar di dunia. Namun, pemimpin Soviet Joseph Stalin berkonsentrasi pada membangun sistem baru di Soviet dan menghadapi sisa-sisa musuh dalam negeri (musuh revolusi) daripada bertindak lebih tegas dalam urusan internasional. Soviet tidak ingin perang, dan berharap untuk meminimalkan risiko.
Pada bulan September 1934, Uni Soviet mengakui adanya Liga Bangsa Bangsa. Namun, tidak seperti fasis, Komunis tidak mempercayai para pemimpin demokrasi. Inggris dan Perancis telah waspada sepanjang tahun 1930-an dari setiap komitmen Uni Soviet. Meskipun pakta saling membantu ditandatangani antara Perancis dan Uni Soviet pada Mei 1935, tetapi pakta tersebut tiak sampai menyentuh ranah militer.
Berbagai upaya dilakukan untuk mencari cara untuk menjaga Nazi Jerman, Italia, dan Jepang dalam struktur kekuasaan yang ada. Pada tahun 1935 Inggris dan Jerman menandatangani Perjanjian Laut Anglo-Jerman, yang melegitimasi pembangunan kembali angkatan laut Jerman, meskipun Nazi Jerman menghianatinya tahun itu juga. Baik Inggris maupun Perancis menyadari adanya risiko perang dengan adanya intervensi negara-negara fasis terhadap perang saudara di Spanyol. Jepang bertempur sendirian di Timur Jauh, menghadapi Cina dengan sedikit bantuan. Namun demikian, baik Inggris dan Perancis menyadari bahwa perang adalah sebuah kemungkinan yang kuat, dan takut perang adalah elemen utama dalam budaya politik populer bangsa-bangsa pada 1930-an. Dari tahun 1936 kedua negara tersebut memulai program persenjataan kembali untuk menghadapinya.
Keragu-raguan Barat mendorong kekuatan revisionis untuk menekan. Jepang memulai perang skala penuh dengan Cina pada tahun 1937 dan menaklukkan banyak daerah pesisir timur China pada tahun 1938. Di Eropa, pada Mei 1938 Adolf Hitler memerintahkan para Jendralnya untuk merencanakan perang melawan Cekoslovakia pada musim gugur dengan dalih membebaskan masyarakat berbahasa Jerman di Sudetenland dari dominasi Ceko. Tapi ketika tekanan Jerman mencapai puncaknya di musim panas, Inggris dan Perancis campur tangan. Neville Chamberlain, Perdana Menteri Inggris, terbang ke Jerman untuk bertemu dengan Adolf Hitler dan membuat kesepakatan. Hasilnya adalahPerjanjian Munich ditandatangani pada tanggal 30 September 1938. Sudetenland diberikan kepada Nazi Jerman, perang dapat dihindari. Selain itu, kehancuran Ceko akibat penyerangan Adolf Hitler yang telah menjadi tujuan awalnya dapat dihindari. Inilah bukti lagi trauma pihak Barat akan terjadinya perang lagi.
Kecewa karena kegagalannya berperang dengan Ceko pada tahun 1938, Adolf Hitler menambah dalam daftarnya Inggris dan Perancis sebagai musuh potensial. Tapi ia kembali ke rencana semula untuk pergi ke timur, mencaplok sebagian besar Cekoslowakia pada Maret 1939, dimana sebelumnya bersikeras bahwa daerah Memel dan Danzig dibawah kekuasaan Lithuania dan Polandia untuk diserahkan menjadi dalam wilayah orbit Jerman. Hanya Polandia yang menolak untuk menyerahkannya ke Jerman, sehingga Adolf Hitler memutuskan untuk menyerangnya meskipun Polandia didukung oleh Inggris dan Perancis. Menanggapi respon dari Moskow atas tindakannya, Hitler membuat sebuah perjanjian rahasia dengan Uni Soviet untuk membagi Eropa Timur dengan asumsi bahwa ia akan mampu menaklukkannya dan setelah mengalahkan kekuatan Barat.
Pada musim dingin 1938-1939, Inggris dan Perancis memutuskan bahwa jika Jerman menyerang negara manapun yang membela dirinya sendiri, mereka akan bergabung membantu negara tersebut dalam pertahanan. Dengan harapan sikap ini mungkin menghalangi Nazi Jerman, mereka secara publik berjanji untuk membela Rumania, Polandia, dan Yunani, tetapi Nazi Jerman terus berjalan tidak bergeming.
Pada tanggal 31 Agustus, walaupun ada komitmen dari Inggris dan Perancis untuk mendukung Polandia, Adolf Hitler memerintahkan untuk memulai penyerangan berikutnya. Heinrich Himmler, kepala keamanannya, mengulangi apa yang dilakukan tentara Jepang di Manchuria pada tahun 1931 dengan melakukan tindakan provokasi palsu (seolah-olah Jerman yang diserang). Dengan dalih untuk membalas Jerman maju perang menyerang Polandia pada pagi hari tanggal 1 September 1939. 

January 3, 2011. http://perangdunia2.aripjon.web.id/invasi_polandia/
Bulan Maret 1938 masuklah tentara Jerman ke Austria. Bulan September 1938 Inggris dan Prancis mengalah pada Perjanjian Muenchen, dan bulan berikutnya Jerman menduduki Sudetenland, sebagian wilayah Cekoslowakia. Bulan Maret 1939 Hitler menyerbu seluruh Cekoslowakia, bertentangan dengan Perjanjian Muenchen. Inggris dan Prancis tidak bergeming, kelemahan Perdana Menteri Neville Chamberlain dan Perdana Menteri Edouard Daladier justru membangkitkan semangat Hitler untuk melanjutkan agresinya. Calon mangsa berikutnya adalah Polandia.
Kalangan militer Jerman sangat khawatir bahwa penyerbuan ke Polandia akan menghabiskan kesabaran Inggris, yang telah memberikan jaminan kedaulatan Polandia. Tapi Hitler berpendapat bahwa Inggris tidak akan berperang semata-mata hanya karena soal Polandia. Kekhawatiran lain adalah tentang Soviet Rusia, kalau Stalin mengambil tindakan dan Inggris Perancis juga. Maka Jerman akan terjepit diantara dua medan perang.
Hitler tetap pada pendiriannya untuk menyerang Polandia. Tanpa sepengetahuan jendral-jendralnya Hitler telah mengadakan perjanjian saling tidak menyerang dengan Stalin pada 22 Agustus 1939. Satu kekhawatiran telah teratasi, maka pada tanggal 1 September 1939, pukul 04.45 pagi, masuklah tentara Jerman melewati perbatasan Polandia tanpa menyatakan perang terlebih dahulu. Tembakan-tembakan dari kapal latih Jerman Schleswig Holstein terhadap sebuah markas garnisun Polandia di Westerplatte merupakan tembakan pertama pembuka Perang Dunia II.
Pada pukul 11, tanggal 1 September itu, Hitler menyatakan dalam sebuah pidato kepada Reichhstag (parlemen), bahwa Polandia telah diserbu. Reaksi Inggris atas serangan itu, pada tanggal 3 September Perdana Menteri Chamberlain menyatakan perang kepada Hitler, dan beberapa jam kemudian, atas desakan Inggris, Perancis pun menyatakan perang. Perang Dunia II telah pecah!
Kekuatan Pasukan
Dari sudut jumlah kekuatan kedua pihak tidak berbeda jauh. Jerman mengerahkan 56 divisi dan Polandia 40 divisi ditambah 10 brigade pasukan berkuda. Tapi dalam medan perang ini, yang menentukan bukanlah jumlah, tapi kecepatan Luftwaffe dan pasukan berlapis baja (divisi Panzer) yang bekerja sama erat sekali.
Pasukan Jerman terdiri dari lima Army Group dan cadangan, semua dibawah komando General Walther von Brauchitsch. Serangan dibagi menjadi tiga arah, dari Silesia/Moravia dan Slovakia, Western Pomerania, East Prussia. Serangan dari Silesia/Moravia dan Slovakia oleh Army Group South dipimpin oleh General Gerd von Rundstend dengan kekuatan 18 infantri, 4 slovak infantri, 4 divisi Panzer, 2 divisi bermotor, 4 divisi bermotor ringan. Army Group South mempunyai formasi kendaraan terkuat terdiri dari lebih 2000 tank dan 800 armored cars. Army Group North terdiri dari 2 group army yaitu Tentara ke-4 (8 infantri, 2 divisi bermotor, 1 divisi Panzer) dipimpin General Gunther von Kluge menyerang dari Western Pomerania. Tentara ke-3 (11 infantri, 1 divisi Panzer) dipimpin General Georg von Kuechler menyerang dari East Prussia. Army Group North dengan total 600 tank dan 200 armored cars dibawah komando Colonel General Feodor von Bock. Ketiga jurusan penyerangan langsung mengarah ke Ibu Kota Warsawa dan menghancurkan kekuatan Polandia di barat Sungai Vistula. Total kekuatan Jerman terdiri 1.850.000 tentara, lebih 3.100 tank dan 10.000 altileri, 2.085 pesawat.
Sedangkan pasukan Polandia berkekuatan 39 divisi infantri, 11 brigade berkuda, beberapa divisi tank semua dipimpin Marshal Edward Smigly-Ridz. Hanya pasukan-pasukan tersebut belum termobilisasi dan tidak siap untuk berperang, dan semua divisi-divisi tersebut dipencarkan untuk melindungi garis pertahanan sepanjang 1.600km. Sehingga kekuatan Polandia kuat di semua lini sekaligus lemah sepanjang garis. Total kekuatan Polandia terdiri dari 1.000.000 tentara, 900 tank, 4.300 altileri dan 435 pesawat. Sebagian saja persenjataan Polandia yang modern, sebagian besar sudah kuno, dikarenakan baru 1936 Polandia memulai program peremajaan senjatanya.
Serangan Jerman
Serangan didahului dengan pemboman dari udara oleh Luftwaffe, pembom tukik Stuka menghancurkan ratusan pesawat udara Polandia yang berpangkalan di lapangan terbang, sehingga superioritas di udara segera direbut Jerman. Pusat jalan kereta api dihancurkan, dan pusat mobilisasi tentara Polandia dihujani bom. Setelah angkatan perang Polandia dilumpuhkan, menerjanglah pasukan-pasukan bermotor Jeman jauh kedalam wilayah Polandia.
Pada awal September tanggal 1 dan 2, telah terjadi pertempuran sengit (Pertempuran Mlawa, Pertempuran Pomerania). Tentara Polandia bertempur mati-matian sambil mundur teratur ke timur dan berusaha mempertahankan garis pertahanan dan menghambat laju pasukan Jerman. Pada Tanggal 3 September Pasukan Jerman berhasil memutus rantai suplai pasukan Polandia. Pada hari yang sama Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi tidak mengambil tindakan yang serius untuk membantu Polandia. Pasukan Polandia yang sebagian besar terdiri dari pasukan jalan kaki tidak mampu membalas ofensif dan membela garis pertahanan dari serangan Jerman dengan Panzernya. Banyak unit-unit pasukan yang terkepung dan dihancurkan.
Pasukan Polandia bertempur mati-matian mempertahankan wilayah, tetapi bantuan dari Inggris dan Perancis yang sangat diharapkan tidak datang juga. Pada tanggal 6 September, ofensif Army Group South mencapai Cracow dengan memaksa Army Krakow untuk mundur ke timur. Pada hari yang sama, setelah melalui pertempuran hebat, Piotkrow Trybunalski menyerah setelah ofensif yang gagal terhadap Army Group North.
Setelah ofensif dari kedua sayap Army Group dengan formasi yang seperti menjepit, maka pada 8 September Jerman mencapai Warsawa. Serangan terhadap Kota Warsawa dimulai tanggal 9 September, tentara Polandia berhasil bertahan menghadapi serangan Jerman. Bahkan berhasil melakukan ofensif balasan yang melahirkan pertempuran hebat (Pertempuran Bzura). Pasukan Polandia dari Army Pomorze dan Poznan melakukan ofensif untuk memukul mundur Jerman, tetapi karena suplai makanan dan amunisi yang terputus, ofensif tersebut gagal dan pada 20 September pasukan berhasil didesak ke Warsawa.
Invasi Soviet
Sementara itu, pada Minggu 17 September Tentara Merah menyerbu Polandia dari timur “membebaskan” dan “melindungi” Belorussians dan Ukraina di Polandia Timur. Serangan datang sebagai kejutan dan mobilisasi sisa tentara Polandia untuk menghadapinnya mustahil. Invasi Soviet ini adalah bagian dari pakta Ribbentrop-Molotov yang ditandatangani pada tanggal 23 Agustus 1939, yang didalamnya berisi perjanjian non-agresi dan perjanjian pembagian wilayah Polandia antara Jerman-Soviet. Kekuatan invasi Soviet itu terdiri dari dua front – Fro t Ukraina pimpinan General Timoszenko dan Front Belarus pimpinan Genaral Kowalow. Kedua front terdiri dari 1,5 juta tentara, 6191 tank, 1800 pesawat dan 9140 artileri. Setelah melalui pertempuran sengit, pada tanggal 18 September, Soviet menguasai Wilno, diikuti oleh Grodno dan Lwow pada 22 September, dan mencapai Sungai Bug pada tanggal 23 September. Komando Tinggi Polandia memerintahkan untuk tidak melawan Tentara Merah kecuali bila dilucuti senjata atau ditawan, karena melihat Soviet datang untuk membantu mereka melawan Jerman dan tidak memusuhi. Tapi pihak Polandia segera menyadari bahwa Soviet juga bermaksud untuk menjajah dan perlawananpun terjadi. Ofensif Soviet berhenti di garis dari Prusia Timur ke Sungai Bug.
Polandia Hancur
Serangan Jerman terhadap Warsawa berlangsung mulai 9 September hingga 24 September, pada tanggal 25 September serangan langsung melalui darat dan bombardir dari udara mulai dilakukan terhadap kota. Meskipun dapat bertahan, akhirnya tanggal 28 September Warsawa dapat direbut, lebih karena kondisi yang sulit dan kehabisan suplai baik makanan maupun persenjataan. Dan hingga 6 Oktober sisa-sisa pasukan Polandia dapat dilumpuhkan.
Blitzkrieg Lahir
Secara umum, Invasi Polandia mendemonstrasikan peperangan dengan kombinasi kecepatan dan kekuatan oleh divisi lapis baja (Panzer Divisions). Dan masa peperangan dengan pasukan besar dan kavaleri yang saling berhadapan berakhir. Dunia telah berkenalan buat pertama kali dengan suatu bentuk perang modern, perang kilat mekanis, Blitzkrieg yang berdasarkan dua unsur: kecepatan dan pendadakan.
Sumber : P.K. Ojong: Perang Eropa, www.achtungpanzer.com
.

 

.



 

3 komentar:

  1. makasih postingannya lihat juga blog saya rdayat cupang

    BalasHapus
  2. @ridayat khiel,
    mohon diberikan address anda, agar sy bisa cepat menuju sana ... Terimakasih yah

    BalasHapus
  3. @ridayat khiel, saya sudah coba dengan nama anda tapi gk merespon... alamat blog anda yang mudahnya apa?

    BalasHapus