Senin, 21 Maret 2011

"Surat Balasan SBY Itu Muter-muter Saja">>> Adalah naif sekali Gerindra itu.... Mengharap-harap jadi Koalisi ???>>> Kesiangan Bung >>> Soal Sedekah suara kepada Demokrat>>> Itu namanya kena tipuan politik >>> Gerindra harus belajar dengan Demokrasi ala Liberal yang Barbar>>> bahwa manipulasi itu adalah seni politiknya para Liberalis >>> Sah2 saja >>> sepanjang dukungan untuk kepentingan Pemenang.....Hmmh Tipuan Politik memang menyakitkan campur menggelikan.... hehehe..... Yang "pintar"... ya siapa lagi kalau bukan SBY...>>> Mamang pantas...kalau para oportunis itu senangnya Liberal barbar.... ala AS dan Sekutunya itu.... Tidak ada ketentuan moral atau apapun...yang penting... menang, legal, dan legitimate...sesuai kaidah Demokrasi...barbar.. hahaha... Maka itu free fight Bung...Habis2an... dengan segala cara....Pokoknya pada akhir gamic... Jadi Pemenang... No marality and no responsibility.. To be a winner...is OK.....

"Surat Balasan SBY Itu Muter-muter Saja"

   http://www.suaramedia.com/berita-nasional/40982-qsurat-balasan-sby-itu-muter-muter-sajaq.htmlPresiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata telah membalas surat persyaratan yang diajukan Partai Gerindra untuk masuk ke koalisi. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, mengatakan, pihaknya telah menerima surat tersebut pekan lalu dan saat ini berada di tangan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto. (foto: Google)JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata telah membalas surat persyaratan yang diajukan Partai Gerindra untuk masuk ke koalisi.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan partainya telah menerima surat balasan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Surat itu merupakan jawaban atas surat Gerindra sebelumnya yang menyampaikan sejumlah syarat jika masuk kabinet.
"Presiden SBY sudah membalas surat yang kami ajukan, yang berisi syarat karena kami diajak berkoalisi," kata Muzani di DPR, Senin (21/3/2011). Surat kepada Presiden SBY itu ditandatangani oleh pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Menurut dia, di dalam surat itu Presiden SBY mengharapkan Gerindra bisa bekerjasama di masa mendatang demi kepentingan yang produktif. "Kami tidak mau memprediksi lebih jauh, kami menghormati hak prerogatif presiden," katanya. "Surat tersebut tidak ada kata menerima atau menolak. Normatif saja."

Normatif seperti apa? "Tetap menginginkan hubungan baik untuk kepentingan bangsa dan negara. Yang dimaksud hubungan baik tidak dijelaskan," ujarnya.
Menurut Muzani, dalam surat itu, Presiden juga menjelaskan mengenai koalisi yang sejak awal diusung SBY-Boediono.
Muzani juga tidak menafsirkan bahwa surat tersebut merupakan penolakan dari SBY secara halus terhadap Gerindra. "Itu komunikasi dan karena sudah dibalas, ini baik untuk komunikasi produktif," jelasnya.

Muzani mengakui, Prabowo tidak merasa kecewa atas surat dari Istana tersebut. "Pak Prabowo juga belum ada persiapan dan tidak ada juga komunikasi dengan istana," ujarnya.
Di dalam surat itu, Gerindra menangkap makna bahwa sedekah politik Gerindra dalam pengambilan keputusan hak angket perpajakan di DPR RI bisa menjadi pahala di kemudian hari. Tak ada penegasan mengenai penerimaan atau penolakan pihak Istana terhadap persyaratan politik yang dilayangkan Gerindra jika ingin masuk ke koalisi. Pihak Istana hanya mengatakan tetap mengharapkan hubungan baik dengan Gerindra demi kepentingan bangsa dan negara.

Tetapi, menurut Anggota Komisi I DPR RI ini, hubungan yang baik bisa saja terjadi andai Gerindra berada di luar pemerintahan sekalipun. Selain itu, di dalam surat balasan tersebut, Muzani mengaungkapkan, Presiden juga menjelaskan soal koalisi yang mendukung SBY dan Boediono untuk maju menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Muzani kembali menegaskan Gerindra tak akan menafsirkan terlalu jauh isi surat tersebut.
"Saya juga tidak ingin menafsirkan terlalu begitu. Ini kita menganggapnya baik untuk berkomunikasi, ini baiklah untuk komunikasi yang produktif. Politik kan semuanya mungkin-mungkin saja. Terlalu jauh jika kita menginterpretasikan itu diterima atau ditolak. Kita juga belum ada persiapan, biasa saja," kata dia.
"Menurut saya, (surat) ini justru awal reshuffle, meskipun bukan berarti ada anggota baru di kabinet. Kan bisa saja hanya diputer-puter. Feeling saya (polemik koalisi) yang kemarin hanya untuk menenangkan saja," tandasnya. (fn/vs/km) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar