Senin, 14 Februari 2011

Terungkap Mengapa Mubarak Baru Mundur Jumat dan berbagai perkiraan dibalik itu semua.

Terungkap Mengapa Mubarak Baru Mundur Jumat

Gamal Mubarak (kiri) dan Alaa Mubarak (kanan)
TEMPO Interaktif, Kairo - Hosni Mubarak seharusnya sudah meletakkan jabatannya sebagai presiden Kamis malam lalu, tapi baru sehari kemudian ia benar-benar mundur. Orang yang paling bertanggungjawab terhadap berbaliknya Mubarak sehingga tak jadi mundur Kamis malam adalah Gamal Mubarak, anak kedua Mubarak.

Kamis malam itu militer sebenarnya sudah menyiapkan pidato pengunduran diri Mubarak. Penguasa 82 tahun itu tinggal membacakannya. Tapi beberapa saat sebelum pengumuman itu disiarkan televisi pukul 11 malam waktu Mesir, Gamal mengubah isi pidato dan merevisinya beberapa kali.

Dalam pidato revisi yang kemudian ditayangkan secara nasional itu Mubarak menyatakan tetap bersikeras memegang kekuasaan sampai September mendatang dan menyerahkan separuh kekuasaannya pada Wakil Presiden Omar Suleiman.

Ulah Gamal itu sempat terekam televisi dan surat kabar Al Akhbar kemarin menyebarluaskan isi rekaman itu. Di istana itu selain Mubarak dan Gamal, ada pula Omar Suleiman, Menteri Informasi Anas al-Fiqqi, beberapa pejabat tinggi dan Alaa Mubarak, kakak Gamal.

Al Akhbar melaporkan, sebelum  "membelokkan" isi pidato, Gamal terlebih dulu berdebat sengit dengan Alaa. Debat keduanya begitu keras sehingga hampir setiap orang di dalam istana mendengar mereka. Beberapa pejabat tinggi bahkan turun tangan menenangkan mereka.

Dalam rekaman itu, Alaa menuding Gamal telah mendorong negara ke dalam korupsi dengan membantu teman-teman dekatnya masuk ke pusaran kekuasaan. "Bukan malah membantu ayahmu untuk tetap dihormati di akhir hidupnya, kamu justru kian merusak reputasinya," ujar Alaa kepada Gamal. Keduanya pun nyaris baku pukul sebelum akhirnya dilerai.

AP melaporkan, Gamal yang menjabat kepala komite kebijakan Partai Demokratik Nasional, menulis ulang pidato Mubarak beberapa kali sebelum rekaman. Naskah revisi yang disiapkan terburu-buru itu tampak dari isi pidato Mubarak yang ditayangkan. Kasar. Mubarak pun seperti tampak tak siap berpidato. Ia beberapa kali memperbaiki dasi dan berpaling dari kamera.

Intervensi Gamal di menit-menit akhir itu tak diketahui pejabat Amerika yang beberapa jam sebelumnya sangat yakin Mubarak akan mundur malam itu. Direktur CIA Leon Panetta bahkan memastikan Mubarak akan mundur. Presiden Amerika Barack Obama telah mengatakan kepada mahasiswa di Michigan bahwa "kita akan menyaksikan sejarah baru di Mesir hari ini". Tapi beberapa jam setelah itu Obama mendengar pernyataan yang simpang siur.

Urungnya Mubarak mundur malam itu telah menyebabkan Hussein Badrawi, sekretaris jenderal Partai Demokratik Nasional, partai berkuasa, memutuskan mundur pada Jumat. Dialah orang pertama yang membocorkan kabar Mubarak akan mundur malam itu. Badrawi mengaku kaget karena ia tahu persis beberapa jam sebelumnya Mubarak telah memenuhi desakan militer agar meletakkan jabatan. Menteri Informasi pun mundur pada Sabtu.

Tak cuma Badrawi yang kaget, dewan tertinggi militer yang telah mengeluarkan "Komunike Nomor 1" yang berarti mereka mendesak mundur Mubarak, juga terkejut. Esoknya, Jumat pagi, para petinggi militer itu kembali menemui Mubarak dan meminta sang diktator mundur saat itu juga. Mubarak pun menyingkir ke kota peristirahatan Sharm El-Sheikh Jumat siang. Dan Omar Suleiman secara resmi mengumumkan pengunduran diri Mubarak Jumat sore.
 

Mubarak Telah Amankan Kekayaan Sebelum Turun

Hosni Mubarak. REUTERS/Asmaa Waguih
TEMPO Interaktif, Kairo - Mantan Presiden Mesir Husni Mubarak memanfaatkan 18 hari terakhir kekuasaannya untuk mengamankan kekayaannya. Sumber intelijen Barat menyebut Mubarak mentransfer kekayaannya ke luar negeri agar tak terlacak.

Mubarak diduga telah mengumpulkan kekayaan tiga miliar pound Mesir. Bahkan ada yang menyebut kekayaannya mencapai 40 miliar pound Mesir atau setara dengan Rp 360 triliun. Ada pula yang memperkirakan hingga US$ 70 miliar atau setara dengan Rp 630 triliun.

Aset kekayaan itu disimpan di bank-bank asing berupa investasi, emas, dan properti di London, New York, Paris, dan Beverly Hills. Menjelang kejatuhannya, ia segera memindahkan aset-asetnya agar tidak terlacak oleh penyidik investigasi.

Pada Jumat malam saat kejatuhan Mubarak, pemerintah Swiss mengumumkan pembekuan aset-aset Mubarak dan keluarganya. Inggris diminta melakukan hal serupa, tetapi Mubarak memiliki jaringan yang kuat di London dan diperkirakan jutaan pound disembunyikan di Inggris.

Seorang pejabat intelijen senior mengklaim mengetahui Mubarak telah memindahkan kekayaannya itu di minggu-minggu terakhir kekuasaannya. "Kami mewaspadai perbincangan penting keluarga Mubarak tentang bagaimana menyelamatkan aset," kata sumber itu. Menurutnya, konsultan keuangan keluarganya telah memindahkan kekayaannya. Diperkirakan uang tunai yang ia miliki di Zurich telah dipindahkan.

Husni Mubarak digulingkan oleh rakyatnya melalui demonstrasi besar-besaran selama tiga pekan. Kekuasaannya dialihkan ke militer hingga pemilu September mendatang.

Sumber intelijen menduga penguasa 30 tahun Mesir itu belajar dari rekannya, diktator Tunisia Abidine Ben Ali, yang dipaksa mengungsi ke Saudi Arabia, ketika pemerintah Swiss membekukan rekeningnya.

Ketika rakyat Mesir menggelar demonstrasi besar-besaran, telah terjadi aktivitas aliran dana secara gila-gilaan. Keluarga Mubarak mungkin akan kehilangan rumah dan sejumlah uang, tetapi mereka ingin mempertahankan batangan emas dan sejumlah investasi.

Mubarak mengerti bahwa ia harus memindahkan asetnya ke negara-negara Teluk karena ia di sana memiliki investasi dan hubungan kuat. Uni Emirat dan Saudi Arabia diperkirakan menjadi tujuan akhir Mubarak dan keluarganya untuk menyelamatkan asetnya.

5 Calon Pemimpin Mesir yang Baru

Mohamed ElBaradei. AP/Amr Nabil
TEMPO Interaktif, Kairo -Dewan Tinggi Militer Mesir yang telah menerima kekuasaan dari Presiden Husni Mubarak pada Jumat malam, 11 Februari 2011, langsung membubarkan kabinet pimpinan Perdana Menteri Ahmed Shafiq.

Ahmed Shafiq ditunjuk Presiden Mubarak dua pekan lalu menyusul pengunduran diri kabinet pimpinan PM Ahmed Nazif pada 28 Januari. Menurut kantor berita Mesir, MENA, selain pembubaran kabinet, Dewan Tertinggi Militer juga menangguhkan parlemen.

Dewan Tinggi Militer menjanjikan pemilihan umum yang bebas, namun belum menentukan tanggal pastinya. Sejumlah nama pengganti Mubarak sudah disebut-sebut. Berikut 5 nama calon pengganti Mubarak. 


1. Amr Musa
Bekas Menteri Luar Negeri Mesir ini segera melepas jabatan Sekretaris Jenderal Liga Arab. Kritiknya terhadap kebijakan politik Amerika Serikat dan Israel di Timur Tengah membuatnya populer. "Semua orang Mesir menyukai Amr Musa," ujar Ali Hassan, mahasiswa berumur 21 tahun. 

2. Muhammad ElBaradei
Peraih Hadiah Nobel dan bekas Kepala Badan Tenaga Atom Dunia. Ia populer setelah setahun lalu pensiun dari Badan Atom dan pulang ke Kairo, lalu mendukung demo menentang Mubarak. Namun kebanyakan orang Mesir ragu akan kredibilitasnya. "Jangan percaya kepada orang yang berkarier lama di luar negeri," ujar politikus Hamdin Sabahi. 

3. Ayman Nur
Namanya mengemuka setelah maju menantang Mubarak dalam pemilihan presiden 2005. Lalu ia dipenjara rezim Mubarak dan izin praktek pengacaranya dicabut. "Ayman itu orang Mesir sejati, sedangkan Baradei itu orang asing," tutur Abdul Hamid Usman, demonstran.

4. Yahya al Jamal
Namanya terdengar setelah unjuk rasa 18 hari. Ia pensiunan Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir. "Dia itu juru bicara revolusi," ujar seorang demonstran. Nama Hakim Mahmud al-Khudary dan Hakim Zakaria Abdul Aziz juga menarik perhatian rakyat selama unjuk rasa.

5. Ahmad Zuweil
Profesor peraih Hadiah Nobel Kimia ini berumur 64 tahun. Dia menghabiskan banyak waktunya di luar negeri. Ia adalah guru besar di California Institute of Technology, Amerika Serikat. Ia terlibat di Dewan Penasihat Kepresidenan Bidang Sains dan Teknologi Presiden Barack Obama.
http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/14/brk,20110214-313304,id.html

AP | TIME | INDEPENDENT | DRE | PGR 

Amerika Bandingkan Kejatuhan Mubarak dengan Soeharto

Barack Obama. AP/Pablo Martinez Monsivais
TEMPO Interaktif, Washington --  Presiden Amerika Serikat Barack Obama membandingkan gerakan perubahan di Mesir dengan reformasi di Indonesia yang menjatuhkan kekuasaan Presiden Soeharto, runtuhnya Tembok Berlin, dan Mahatma Gandhi dalam memimpin kemerdekaan di India.

"Kita tak bisa mengelak, namun kita mendengar gema sejarah, gema dari warga Jerman yang menjatuhkan Tembok Berlin, mahasiswa Indonesia yang turun ke jalan, dan Gandhi yang memimpin rakyat ke jalan keadilan," katanya dalam sambutan menyusul mundurnya Presiden Mesir Husni Mubarak, Jumat lalu.

Tapi, ia mengingatkan, pergantian rezim di Mesir barulah langkah awal demokratisasi di Negeri Piramida itu. “Banyak pertanyaan yang belum terjawab. Tapi saya yakin masyarakat Mesir bisa menemukan jawabannya dengan cara damai, konstruktif, dalam semangat persatuan,” kata Obama, yang memastikan Amerika tetap menjadi mitra Mesir.

Ia juga memuji militer, yang menolak menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Ia berharap militer segera mencabut keadaan darurat serta memulai persiapan untuk pemilihan umum yang bebas dan adil.

Pemerintah Amerika, seperti dikutip The Wall Street Journal, memang memakai pergolakan di Indonesia pada 1998 sebagai model transisi kekuasaan yang sukses. Meski mayoritas penduduknya muslim, Indonesia tak jatuh ke tangan para tokoh Islam, melainkan tetap sekuler dengan dukungan militer. Hal yang sama semestinya bisa terjadi di Mesir.

Di Jakarta, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengucapkan selamat kepada bangsa Mesir, yang mampu mengatasi tantangan. "Pemerintah Indonesia yakin hal ini akan mengawali bergulirnya proses transisi demokrasi yang damai," ujarnya kemarin.

Ia menambahkan, sebagai negara yang sudah melewati fase transisi demokrasi, Indonesia siap berbagi pengalaman. "Indonesia akan selalu berada di sisi Mesir dalam upaya menuju transisi yang demokratis, serta dalam upaya bersama mewujudkan perdamaian yang langgeng di Timur Tengah," tuturnya.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon berharap Mesir bisa melangkah maju. "Saya menyeru pemerintahan sementara agar menyusun rencana ke depan dengan mengikutsertakan semua pemangku kepentingan," katanya.

Perubahan ini dirayakan di Tunisia, yang menjadi inspirasi gerakan di Mesir setelah mereka berhasil menggulingkan Presiden Ben Ali. Warga berjoget di jalan-jalan dan membunyikan klakson mobil.

Penduduk di wilayah Palestina juga turut merayakan kemenangan rakyat Mesir dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Mesir.

Di Israel, seorang pejabat yang tak mau disebutkan namanya menyatakan khawatir akan perkembangan di Mesir. “Kami tak tahu siapa yang akan berkuasa di sana dalam beberapa bulan mendatang,” katanya kepada The New York Times.

Ia khawatir Mesir akan membatalkan kesepakatan damai dengan Israel yang telah ditandatangani di Camp David pada 1979. “Ini akan berpengaruh terhadap negara lain di kawasan ini, termasuk bangsa Palestina,” katanya.
 

Mubarak: Jika Perlu, Saya Dibunuh di Sini

Hosni Mubarak. AP/Manish Swarup
TEMPO Interaktif, Kairo - Sejumlah spekulasi berkembang tentang keberadaan bekas Presiden Mesir Husni Mubarak setelah mundur pada Jumat malam lalu. Reuters melaporkan, Mubarak dan keluarganya meninggalkan Kairo menuju Sharm el-Sheikh sejam sebelum pengunduran dirinya diumumkan. Tapi apakah ia masih di sana atau sudah terbang ke luar negeri?

Juru bicara Partai Demokratik Nasional, yang didirikan Mubarak, Mohammed Abdellah, mengatakan mantan pemimpin Mesir berusia 82 tahun itu masih di Sharm el-Sheikh. Tapi seorang pengusaha yang memiliki hubungan dekat dengan Mubarak mengungkapkan, ia telah terbang ke Dubai, Uni Emirat Arab.

Sharm el-Seikh merupakan kawasan mewah yang terletak di pinggir Laut Merah di ujung selatan semenanjung Sinai, 350 kilometer dari Kairo. Kota ini sering disebut “Kota Damai” karena sering dijadikan tempat berlangsungnya konferensi perdamaian internasional. Selain penuh hotel mewah, tempat ini surga bagi penyelam, penggemar hiburan malam, dan penjudi.

Mubarak rutin berkunjung ke kota peristirahatan ini. Dia dilaporkan memiliki sejumlah vila dan istana. Dia juga sering menjamu tamu negara di vilanya, di tepi lapangan golf di Movenpick, resor yang menghadap Teluk Aqaba.

Kota lain yang mungkin menjadi tujuan Mubarak adalah London. Ia punya rumah mewah tipe Georgian enam lantai di Knightsbride, London. Suzanne, istrinya; dan Gamal Mubarak, anaknya, sudah lebih dulu berada di London. Laporan lain menyebutkan, Mubarak akan terbang ke Jerman dengan alasan menjalani perawatan kesehatan.

Mubarak memang punya pilihan tinggal di banyak negara. Selain Inggris, Jerman, Uni Emirat Arab, ada lagi Arab Saudi, Israel, dan Montenegro. Di Israel, Mubarak akan disebut pahlawan dan menikmati perlindungan dinas rahasia Mossad.

Adapun di Montenegro, Gamal Mubarak dilaporkan memiliki perusahaan telekomunikasi dan pariwisata serta kompleks gedung perkantoran mewah di semenanjung Lustica di negara itu. Negara ini juga menjadi tempat tinggal bekas perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.

Tapi, sehari sebelum mundur, Mubarak menelepon sahabatnya, petinggi Partai Buruh Israel, Benjamin Ben-Eliezer, mengatakan, “Saya tak akan lari. Jika perlu, saya dibunuh di sini.”
http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/13/brk,20110213-313132,id.html

Swiss Bekukan Aset Mubarak dan Pejabat Mesir
Diduga disimpan di London, Paris, Madrid, Dubai, Washington, New York dan Frankfurt.
Sabtu, 12 Februari 2011, 01:44 WIB
Antique, Denny Armandhanu. http://dunia.vivanews.com/news/read/204294-swiss-bekukan-aset-mubarak
VIVAnews - Menyusul pengunduran diri Presiden Mesir, Hosni Mubarak, pemerintah Swiss membekukan seluruh aset Mubarak yang disimpan di negara tersebut. Diduga, terdapat lebih dari miliaran dolar aset dari keluarga Mubarak yang disimpan di beberapa bank di Swiss.

Melansir dari laman Los Angeles Times, Jumat 11 Februari 2011, selain Mubarak, 20 pejabat pemerintahannya yang lain juga dibekukan asetnya. Hal ini telah dibenarkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Lars Knuchel.

"Saya bisa konfirmasi bahwa Swiss telah membekukan aset-aset mantan Presiden Mesir secepatnya setelah dia turun," ujar Knuchel.
 
 
Mubarak Koma?
Muncul rumor lain bahwa Mubarak berada di Jerman, Namun pemerintah setempat membantahnya.
Senin, 14 Februari 2011, 11:22 WIB
Renne R.A Kawilarang, Denny Armandhanu. http://dunia.vivanews.com/news/read/204555-mubarak-diisukan-menderita-koma
VIVAnews - Kendati sudah dipaksa mundur dari jabatan presiden Mesir, Hosni Mubarak terus menjadi sorotan. Bahkan, muncul sejumlah rumor bahwa mantan pemimpin berusia 82 tahun itu dikabarkan mengalami koma atau tidak sadarkan diri.   

Berita itu dihembuskan harian Mesir, Al-Masry Al-Youm, Minggu 13 Februari 2011. Kabar itu selanjutnya dilansir oleh stasiun berita Amerika Serikat (AS), CBS News. Sebelum mundur, Jumat 11 Februari 2011, kondisi Mubarak juga ikut menurun.

Mubarak diberitakan pingsan dua kali selama pidato yang  menyatakan dia tidak akan berhenti pada pekan lalu. Koran Mesir tersebut mengungkapkan Mubarak kemudian jatuh koma lagi pada Sabtu, 12 Februari 2011, di rumah pribadi di Kota Sharm al-Sheikh.

Menurut laporan koran tersebut, berdasarkan sumber yang tidak disebutkan namanya, Mubarak menuju Sharm al-Sheikh bersama beberapa anggota keluarganya usai menyatakan mundur.

Laporan lain dari kantor berita Israel berbahasa Prancis, JSS News, yang juga diteruskan CBS, mengatakan bahwa Mubarak tengah berada dalam kondisi sekarat di sebuah rumah sakit di kota Baden, Jerman.

JSS News melaporkan bahwa Mubarak telah sejak lama menderita kanker, dan saat ini dia tengah berada di fase akhir dari penyakit kankernya.

Dari semua berita itu, belum ada satupun yang mendapatkan konfirmasi langsung dari para pengawal maupun keluarga Mubarak. Masih belum dapat dipastikan dimana Mubarak berada saat ini.
Mubarak bisa berada di mana saja, di negara mana saja. Beberapa rumor mengatakan dia menuju Abu Dhabi dan meneruskan perjalanan ke Jerman. Namun hal ini langsung dibantah.

“Dia tidak ada di Jerman, dan tidak sedang menuju kesini,” ujar juru bicara kanselir Jerman Angela Merkel, Steffen Seibert, seperti dilansir dari laman harian The Washington Post.

“Ini hanyalah rumor. Tidak ada informasi yang kami dapatkan mengenai hal ini, dan dia perlu visa untuk datang ke Jerman. Jadi kami pasti mengetahuinya,” lanjut Seibert.
• VIVAnews

Knuchel menolak untuk memberikan rincian berapa jumlah aset Mubarak di Swiss, namun menurut laman ABC News, asset Mubarak diperkirakan mencapai angka hingga US$70 miliar atau sekitar Rp151 triliun.
Selain di Swiss, kekayaan keluarga Mubarak juga diduga disimpan di beberapa bank di London, Paris, Madrid, Dubai, Washington, New York dan Frankfurt.

Kekayaan Mubarak diduga sebagian besar diperoleh dari beberapa kontrak kemiliteran pada saat dia menjabat sebagai pejabat tinggi angkatan udara. Kemudian dia menggunakannya untuk investasi di perusahaan keluarga ketika dia menjadi presiden pada 1981.

Selain Mubarak, sebelumnya pemerintah Swiss juga telah membekukan aset beberapa diktator yang terguling. Di antaranya adalah mantan Presiden Tunisia Zine el-ABidine Ben Ali dan pemimpin Pantai GAding Laurent Gbagbo.
• VIVAnews 

Suka Cita Rakyat Mesir Atas Mundurnya Mubarak

http://www.slidegossip.com/2011/02/suka-cita-rakyat-mesir-atas-mundurnya.html
Keputusan yang ditunggu-tunggu oleh para demonstran di Mesir akhirnya terjawab juga. Wakil Presiden Mesir, Omar Suleiman, mengungkapan bahwa Presiden Hosni Mubarak telah mengundurkan diri dari kekuasaannya pada Jumat waktu setempat, setelah didera demo ratusan ribu demonstran yang berkumpul di Lapangan Tahrir, Kairo, dalam beberapa hari terakhir ini. Menurut Omar Suleiman, Presiden Hosni Mubarak telah memutuskan meninggalkan posisi presiden dan telah menugaskan Dewan Angkatan Bersenjata Mesir untuk mengarahkan situasi dan kondisi negara seribu Menara ini ke depan. Jadi kontrol negara saat ini diserahkan kepada militer.
Pengunduran diri Hosni Mubarak sebagai Presiden Mesir tidak hanya disambut sukacita para demonstran di Kairo dan beberapa kota di Mesir. Beberapa negara di kawasan Timur Tengah lain juga menyambut lengsernya Mubarak dengan turun ke jalan dan memasang kembang api tanda turut bergembira.
Seperti dilansir dari laman Associated Press, Jumat, tanggal 11 Februari 2011, di Israel, pemerintahnya mengamati dengan seksama perkembangan di Mesir. Salah seorang mantan menteri di pemerintahan Mesir mengatakan bahwa Mubarak telah melakukan langkah yang benar. "Warga menang. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan, keputusannya sangat benar," ujar mantan Menteri Pertahanan Mesir, Benjamin Ben-Eliezer, yang terkenal dekat dengan Mubarak.
Di Beirut, warga memadati jalan-jalan dan memasang kembang api tanda sukacita. Di beberapa tempat di Lebanon Selatan dan Beirut Selatan terdengar suara tembakan ke udara, sebuah tanda kegembiraan bagi para militan Syiah. Sementara itu, salah seorang pembawa acara TV Al-Manar, Amr Nassef, yang pernah ditahan pemerintah Mesir karena diduga terlibat jaringan militan Islam, tidak mampu menahan tangis dan meluapkan kegembiraannya. "Allahu Akbar! Firaun telah mati. Apakah saya mimpi? Mudah-mudahan bukan mimpi," ujar Nassef.
Di Jalur Gaza, ribuan orang yang kebanyakan adalah anggota Hamas turun kejalan bersukacita. Mereka menembakkan peluru ke udara dan para wanita terlihat membagikan permen-permen di jalan. "Allah memberkati Mesir. Ini adalah hari yang menggembirakan dan Allah berkehendak semua pemimpin korup di dunia ini jatuh," ujar salah satu warga, Radwa Abu Ali (55).
Mesir bersama dengan Israel, telah menerapkan blokade atas wilayah Gaza sejak Hamas berkuasa tahun 2007. Rakyat Mesir berharap dengan pemerintahan yang baru nantinya blokade dapat diangkat dan memungkinkan kebutuhan warga masuk ke daerah tersebut. "Ini adalah kemenangan dari seluruh rakyat dan akan menjadi titik balik untuk masa depan di kawasan," ujar juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum.
Menyusul turunnya Hosni Mubarak sebagai Presiden Mesir, harga minyak dunia pun turun hingga ke titik terendah setelah sebelumnya mencapai angka tertinggi akibat merebaknya kekerasan di negara Seribu Menara itu. Harga minyak mentah di bursa New York Mercantile Exchange pada perdagangan siang (waktu setempat) seperti dilansir dari laman ABC News, Jumat, 11 Februari 2011, turun US$1,21 menjadi US$85,52 untuk distribusi bulan Maret. Di Bursa Nymex untuk distribusi Maret, minyak turun dua sen menjadi US$2,6950 per galonnya dan bensin turun satu sen menjadi US$2,4610 per galonnya.
Sedangkan di bursa London, harga minyak mentah turun 31 sen menjadi US$101,13 pada bursa dagang ICE Future Exchange. Sementara itu, untuk gas alam, turun enam sen menjadi US$3,930 per 1.000 kubiknya. Sebelumnya, akibat krisis politik di Mesir, harga bensin di Amerika Serikat mencapai harga tertinggi dalam setahun. Hal ini pernah terjadi tiga tahun yang lalu saat harga minyak mencapai US$4 per galonnya, membuat warga mengganti mobilnya ke mobil yang lebih irit bensin. Kenaikan harga minyak yang terjadi pada tahun ini disebabkan beberapa hal, seperti naiknya permintaan minyak oleh China, musim dingin yang parah, dan ketegangan di Mesir.
Selain berimbas pada harga minyak dunia, pengunduran diri Presiden Mesir, Hosni Mubarak membuat pemerintah Swiss membekukan seluruh aset Mubarak yang disimpan di negara tersebut. Diduga, terdapat lebih dari miliaran dolar aset dari keluarga Mubarak yang disimpan di beberapa bank di Swiss. Melansir dari laman Los Angeles Times, Jumat 11 Februari 2011, selain Mubarak, 20 pejabat pemerintahannya yang lain juga dibekukan asetnya. Hal ini telah dibenarkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Lars Knuchel. "Saya bisa konfirmasi bahwa Swiss telah membekukan aset-aset mantan Presiden Mesir secepatnya setelah dia turun," ujar Knuchel.
Knuchel menolak untuk memberikan rincian berapa jumlah aset Mubarak di Swiss, namun menurut laman ABC News, asset Mubarak diperkirakan mencapai angka hingga US$70 miliar atau sekitar Rp151 triliun. Selain di Swiss, kekayaan keluarga Mubarak juga diduga disimpan di beberapa bank di London, Paris, Madrid, Dubai, Washington, New York dan Frankfurt.
Kekayaan Mubarak diduga sebagian besar diperoleh dari beberapa kontrak kemiliteran pada saat dia menjabat sebagai pejabat tinggi angkatan udara. Kemudian dia menggunakannya untuk investasi di perusahaan keluarga ketika dia menjadi presiden pada 1981. Selain Mubarak, sebelumnya pemerintah Swiss juga telah membekukan aset beberapa diktator yang terguling. Di antaranya adalah mantan Presiden Tunisia Zine el-ABidine Ben Ali dan pemimpin Pantai Gading Laurent Gbagbo.

Swiss Janji Bekukan Aset Mubarak

Sabtu, 12 Februari 2011, 06:00 WIB. http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/02/12/163848-swiss-janji-bekukan-aset-mubarak
Smaller  Reset  Larger
AP
Swiss Janji Bekukan Aset Mubarak
Bendera Swiss
REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH – Swiss berjanji akan membekukan aset yang disinyalir milik Hosni Mubarak, yang mengundurkan diri sebagai presiden Mesir Jumat setelah 30 tahun berkuasa, juru bicara kementerian luar negeri negara itu mengatakan.

"Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa Swiss telah membekukan aset yang mungkin dari mantan presiden Mesir dengan segera," kata juru bicara Lars Knuchel. Namun untuk alasan etik, ia tak mengungkapkan berapa banyak aset yang dimiliki mantan presiden yang dituntut mundur oleh rakyatnya itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Swiss telah bekerja keras untuk membuang citra sebagai surga bagi aset haram. Sebelumnya, Swiss juga telah membekukan aset milik mantan Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali serta  Laurent Gbagbo dari Pantai Gading.

1 komentar:

  1. Sejarah Dunia Ke3, Terutama Negara2 bekas jajahan Barat, pada awalnya memiliki Pemimpin yang kuat ideologinya. Tetapi, yang mencoba ingin netral, telah dikerjain oleh agen2 politik Negara2 besar. Kecuali Cina, Semua negara2 dunia ke 3, setelah beberapa dekade rontok juga oleh pengaruh dominasi Barat [godaan materi & bujukan keuangan, utang2 yang menjerumuskan, dan blokade sistem kartel ekonomi dan perdagangan yang mencengkeram, sehingga menambah kemiskinan rakyat Dunia Ke 3], khususnya pengaruh tekanan kekuasaan AS dan sekutunya dan juga dengan menggunakan jaringan lembaga2 internnasional yang juga menjadi alat2 mereka dan perangkap bagi Dunia ke 3 yng morat-marit ekonominya dan masih lemah ilmu dan pendidikannya. Pemimpin negara Dunia ke 3, terutama pasca Pemimpin utamanya, maka pada umumnya para penggantinya adalah ternyata telah dibina oleh para agen2 Barat dan antek2nya di DN terutama pengusaha2 yang telah terlatih dan dijadikan kaki-tangan mereka, sehingga para Pemimpin itu secara diam2 telah terperangkap oleh strategi dan system pengaruh dan jaringan2 kekuasaan Barat yang sangat kuat dan kekejian terselubung.
    Contoh nyata, Di Indonesia, pasca kejatuhan Sukarno [yg tidak lepas dari upaya Barat juga], maka penggantinya Suharto [Tentara], yang sangat otoriter dan korup, didukung Barat hingga berkuasa 32 tahun, juga para pengganti Suharto, AR Wahid, Megawati dan SBY adalah produk yang tidak jauh berbeda dari apa yang telah dilakukan Suharto, system dan pola kerjanya sama saja, sekarang sudah +/- 45 tahun dalam cengkeraman Barat, dan RI tak mampu bangkit dan lepas dari pengaruh politik dan Hutang dari Barat yang semakin mencengkeram..... Juga Mesir, pasca Gamal A. Naseer [Tentara] , Sadat[Tentara], Mubarak [AU Mesir-30 tahun berkuasa]- Total kekuasaan Tentara yang totaliter dan korup 60 tahun, semuanya dalam pengaruh Barat. Dan manakala dirasakan oleh Barat sudah terlalu berat ongkosnya, karena nafsu kekuasaan dan korupsi, merupakan imbalan yang saling menjual dan membeli, maka Barat menginginkan cara lain yang lebih tidak kentara, padahal hasilnya sama saja, yaitu menjadi antek dan kolaborator Barat, menindas Rakyatnya, dan disetir Barat untuk kepentingan politik dan dagang para Kapitalis Barat. Jadi siapapun di Negara RI dan Mesir, yang nanti terpilih akan menjadi agen2 dan antek2 Barat. Dari Dunia Ke 3 yang menjadi benar2 mampu mandiri adalah Cina, mungkin berikutnya India. Yang lainnya telah rontok dan terjerembab kepada jurang perangkapnya neo-kolonialisme dan neo-imperialisme yi penjajahan model-baru yang lebih kejam dan sangat munafik. Terlebih setelah Kapitalis2 Domestik yang dikuasai para WNI-Keturunan sangat menguasai ekonomi Domestik dan menjadi tulang punggung Negara, khususnya di RI, maka dunia Barat sangat ber-eforia merayah menjarah kekayaan negeri ini, dan lengkaplah negara ini menjadi perbudakan Barat secara total dan anak negeri dan juga para cendekianya menjadi babu2 dan jongos2 para kapitalis bangsa asing [dari yang terpelajar hingga orang2 awam] yang semakin menghinakan. Sepertinya tidak ada lorong atau sebuah lubangpun untuk jalan keluar dari jaringan Mafia-Internasional ini.... dan rakyat telah jauh terjerembab kepada lubang2 kenistaan dan cengkeraman para Penyembah hawa nafsu serakah yang sangat keji.... Ya Rabb... bangkitkan kami dari cengkeraman Dajjal2 dan Budak2 Syaithan yang keji dan sangat bengis ini. Bangkitkan jiwa2 bangsaku dan ruh2 kehidupan dan semangat untuk meraih kebenaran kemerdekaan bangsa dan rakyat kami rakyat Indonesia. Allahu Akbar... Ya Rabbana... Nastaghist... Nastagist..... Nastaghist.... ya Rabbana....Nastagist....Nastagist.....

    BalasHapus