Senin, 28 Februari 2011

AS & Zionis Incar Minyak Libya. Permainan politik Barat selalu ada maksud2 yang terselubung. Seperti apa yang terjadi pada Sadam Husein di Iraq dan katanya Taliban di Afghanistan, serta sasaran2 lain yaitu Iran. Kita bangsa Indonesia jangan hanya terbawa arus atau ikut arus opini pers yang senantiasa dikendalikan oleh para Super Kaya dan oportunis politik serta budak2nya Kaum Serakah Kekuasaan yang ingin memperkaya diri sendiri. Cobalah lihat apa yang dimiliki Sadam Husein, setelah diteliti ternyata Sadam tidak Korupsi, juga Ahmadinejad bukan tipe Korupsi, Juga Sukarno, ternyata tidak memiliki kekayaan pribadi yang digembar-gemborkan dizaman orde baru. Lain halnya dengan antek2 AS, a.l. Marcos, Philipina, Lon Nol , Cambodia, Syah Iran, Iran, Entahlah di RI, apakah juga sudah jadi antek2nya mereka. Juga katanya mantan Penguasa Tunisia, mantan Penguasa Mesir dll, semuanya terbukti memiliki kekayaan luar biasa diatas rakyatnya yang miskin. Demikian pula di RI ini, semua orang juga tahu. Kekayaannya para Penguasa dan ex Penguasa serta para kolaboratornya pasca kejatuhan Sukarno, sungguh mereka memiliki kekayaan yang luar biasa. Sedangkan kehidupan rakyatnya sungguh sangat memperihatinkan. Selama peninggalan Sukarno, kenyataan kehidupan rakyat, terutama para Petani dan Nelayan secara fakta dan sebagian besar, benar2 tidak berubah, mereka tetap miskin. Tapi ngomongnya para penguasa itu bahwa ekonomi kita maju. Siapa yang maju. Mana bukti kemajuannya. Coba perlihatkan RI punya pabrik apa yang produknya menjadi pasar dunia, atau sekurang-kurangnya dapat kompetitif di pasar Internasional. Sayangnya lagi pendukung para perampok negara itu malah didukung dan tidak pernah disentuh hukum. Mereka saling menyelamatkan dengan permainan seni politik dan seni panggung kekuasaan dan dibantu para think tanknya melalui berbagai media yang mereka kuasai secara simultan... Maka lengkaplah permainan MAFIA INI mempermainkan Rakyat dan Negara..... [Tapi nanti di yaumiddin= hari pertanggung jawaban dihadapan Pengadilan Allah,... barulah mereka... akan tahu.... dan Pasti... akan tahu... Karena seseungguhnya mereka tahu... semuanya itu adalah secara terprogram melakukan permainan... dunia kekuasaan dan keserakahan....] Inilah produk nyata, yaitu MAFIA PERAMPOK KEKAYAAN NEGARA DAN BERKOLABORASI DENGAN KEKUATAN ASING, karena ini merupakan ligitimasi internasional akan dukungan atas kekuasaannya. Inilah yang diinginkan AS & Zionis di Libya, Iraq, Afghanistan dan Iran. Sehingga AS & Zionis serta antek2nya berpesta pora merampok dan merayah kekayaan Negara dengan aman. Lihat tuh Kekayaan Freeport, natural Gas di Kalimantan, Sumatera, Irian, Sulawesi dan juga sebagian Jawa, sudah kemana saja ...... Sadarlah Bung.... bahwa AS & Zionis itu selalu merongrong Negara lain, karena mereka itu sangat2 rakus dan sangat imperialistis. Ingatlah ajaran Bung Karno.... dalam berbagai pidato2nya.... Tapi kan beliau dibungkam, bahkan beliau ditindas dan dideskreditkan oleh Penguasa yang menggantikannya, bahkan diindikasikan ada kesengajaan ... tidak dirawat secara benar... dan juga ditekan dengan berbagai kekuatan politik dan kekuatan Asing... Bung Karno telah tiada tetapi sikap idieologi kebangsaan dan ketajaman politiknya sungguh patut menjadi kebanggaan bangsa ini. Memang setelah lebih dari 32 tahun ditambah dengan reformasi absurd ini sudah lebih 10 tahun...., telah berhasil membunuh karakter anak2 bangsa... Sekarang ini yang katanya Demokrasi..... tapi kenyataannya adalah kekuatan Kekuasaan Uang [kapitalis] dan jaringan Kekuatan asing yang merampok Negeri ini. Rakyat RI telah menjadi budak2 yang tak memiliki martabat, bahkan diperas oleh para penguasa dengan pajak2 yang tinggi, dan harga2 barang dan kebutuhan pokok yang juga sangat tinggi. Semuanya serba mahal.... bung..... Kekayaan Negara dipermainkan dan dirampok dengan cara2 culas... Lihatlah kasus besar... Bank Century... 6.7 Triliun, bahkan katanya lebih dari itu, Kasus Mafia Pajak yang melibatkan institusi2 Keuangan dan Hukum serta Badan2 Kekuasaan...secara masif dan solid. Hmmmh... Jadi bagaimana bung....bisa diungkap, Uang2 di Badan2 lain yang tidak tersentuh... Dikepolisian, di Kejaksaan, di Kehakiman... Semua membeku ... tak ada yang mampu mengungkapkan secara gamblang... Belum lagi dibadan2 yang belum diindikasikan... Paling2 yang dikorbankan masih pada tingkat... terinya... Dedengkot2nya aman... dan damai... karena telah bersumpah menjadi antek2 Dajjal Jahiliyah..., Cobalah cek ulang berapa PN2 dan perusahaan Negara yang juga dijualin, dan juga Negara dan Rakyat terjerumus kepada hutang yang berpuluh- bahkan beratus milyar US$ yang sangat berat untuk diselesaikannya. HMMMMH.... Inilah dustanya para Pemimpin negeri ini yang selalu mengatakan kita maju..., ekonomi kita sukses dan meningkat.... Padahal .... terpuruk..., rakyat susah..., Pemerintahan juga lagi banyak kesusahan.... Hutang... numpuk , bahkan ada diantara Menteri yang se-olah2 salah bila tida membuat hutang, sehingga ada menunjukan kekecewaannya terhadap PN2 yang tidak menginginkan hutang...dan juga dorongan ketakutan kepada AS dan antek2nya luar biasa. Jadi hasrat ingin dipuji oleh Penjajah itu lebih besar dari pada dipuji oleh rakyatnya.... Terlebih apabila menginginkan kekuasaan, maka tak plak lagi restu... AS dan Kapitalis [ yang nota bene dikuasai Zionis2] .adalah syarat mutlak yang tidak tertulis..... Yah... sadarlah bangsaku.... kalau kita ingin bermartabat.... bangkitlah..... Dan jangan ada ikatan perjanjian apapun dengan asing... tetapi benar2 harus ikhlas untuk rakyat dan kemajuan bangsa.... Insya Allah kita sukses dan bangkit lagi.... menjadi manusia berjiwa merdeka, berdaulat dan bebas aktif..... Sdrku.... Jangan mengembik dan jangan menjadi antek2 Kapitalis dan Kolonialis imperialis..... Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk INDONESIA RAYA....... MERDEKA.....

Jumat, 25 Februari 2011 15:10 WIB

Zionis Incar Minyak Libya

Zionis Incar Minyak Libya Jakarta - Minimnya informasi tentang kisruh Libya, tidak http://www.wartanews.com/read/Timur-Tengah/7179c748-26ef-e4e7-c731-b9ed9ce914fb/Zionis-Incar-
Minyak-Libya seperti Mesir dan Tunisia, membuat banyak ragam analisa terkait alasan upaya penggulingan rezim Qadzafi.

Berbeda dengan Mesir dan Tunisia, alasan ekonomi sulit digunakan untuk menganalisis faktor penyebab pemberontakan rakyat Libya. Pendapatan per kapita Libya adalah USD 14581.9. Bandingkan dengan Mesir yang hanya USD 2015.5 dan Tunisia USD 3680.5. Sekedar perbandingan, Indonesia masih di atas Mesir, yaitu USD 2149.7.

Alasan anti AS pun sulit dipakai. Meskipun Qadzafi sering bersuara keras menentang AS dan Israel, namun semua itu hanya lip service belaka. Libya diembargo AS selama 37 tahun dengan alasan "mendukung terorisme". Sejak tahun 2001, sang Kolonel memperlihatkan perubahan sikap dengan menyatakan kecamannya pada aksi teror 9/11. Lalu pada tahun 2002 menyatakan dukungannya pada Perang Melawan Terorisme. Tahun 2003, ia bersedia menyerahkan simpanan senjata nuklirnya kepada AS. Sejak tahun 2004, AS menghentikan embargonya dan kembali membuka kantor perwakilan diplomatiknya di Tripoli. Saat itu bahkan Bush memuji Libya, sebagai negara yang harus ditiru negara pemilik nuklir lain seperti Iran dan Korea Utara.

Dunia saat ini bergantung pada pemberitaan sejumlah media internasional yang sudah terbukti kerap berperan penting dalam upaya penggulingan rezim negara Dunia Ketiga. Laporan yang kita terima kerap bersumber dari "saksi mata lewat telepon", sehingga menimbulkan kecurigaan.

Kita pun belum tahu, siapa yang berperan dalam mobilisasi massa. Belum ada nama tokoh oposisi Libya yang muncul ke permukaan. Berbeda dengan Mesir yang sejak lama ada Ikhwanul Muslimin, atau Tunisia yang meledak setelah ada aksi pembakaran diri seorang sarjana yang sakit hati akibat ulah polisi yang menyita barang dagangan kaki limanya.

Namun ada satu hal menarik dari Libya, yaitu minyak. Ternyata negara itu merupakan produsen minyak terbesar di Afrika. Konsesi minyak Libya diberikan kepada sejumlah perusahaan raksasa seperti British Petroleum, Total, Shell, atau ExxonMobil. Mereka juga mengeruk minyak dan gas di Indonesia dan negara Dunia Ketiga lainnya, yang saham terbesarnya dikuasai Yahudi.

Yang menarik, sejak 2007 lalu pemerintah Libya rupanya memaksa perusahaan minyak asing untuk menegosiasi ulang kontrak. Perusahaan yang ingin memperpanjang kontrak diharuskan membayar bonus yang sangat besar dan hanya mendapatkan hak eksplorasi yang lebih sedikit. Libya mengancam akan melakukan nasionalisasi bila mereka menolak sejumlah syarat yang ditetapkan. Menurut Wall Street Journal, dalam kondisi seperti ini, tender hanya mungkin dimenangkan oleh perusahaan minyak yang dimiliki negara seperti Gazprom dari Rusia atau Sonatrach dari Aljazair. Artinya, perusahaan swasta milik pengusaha Zionis merasa tergencet.

Laporan Wall Street Journal ini sangat bersesuaian dengan doktrin lama kekuatan kapitalis Zionis, yaitu bila sebuah rezim mengancam kepentingan kapitalis, gulingkanlah! Lembaga think-tank Zionis, mulai dari Freedom House, National Democrat Institute, International Republican Institute, USAID, hingga sejumlah LSM swasta yang didanai milyarder Zionis macam Open Society-nya George Soros sudah terbukti menjadi dalang dari upaya-upaya penggulingan rezim (baik yang sudah berhasil maupun belum) di Serbia, Georgia, Ukraina, Kyrgyzistan, Nikaragua, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Palestina, Lebanon, dan Iran.

Tentu saja, upaya ‘pemberian bantuan' untuk penggulingan rezim di sebuah negara bukan mereka lakukan dengan niat tulus membebaskan rakyat dari kediktatoran sebuah rezim, tapi semata-mata demi memuluskan jalan bagi korporasi transnasional milik Zionis. (*/red)
Senin, 28/02/2011 15:02 WIB
AS Siap Bantu Rakyat Libya Gulingkan Khadafi 
Rita Uli Hutapea - detikNews. http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/160222/1581239/10/as-siap-bantu-rakyat-libya-gulingkan-khadafi?9911022

Hillary Clinton (AFP)
Washington - Pemerintah Amerika Serikat benar-benar ingin melihat pemimpin Libya Muammar Khadafi terguling. AS pun siap memberikan setiap bantuan untuk rakyat Libya yang berupaya menggulingkan rezim Khadafi.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton kepada wartawan di Washington. Ditekankan Hillary, pemerintah AS terus berhubungan dengan oposisi Libya.

"Saya pikir terlalu dini untuk mengetahui kemana ini akan mengarah. Tapi kami akan siap dan bersiap menawarkan setiap bantuan yang diharapkan siapa saja dari AS," ujar Hillary.

Mantan ibu negara AS itu juga menegaskan bahwa pemerintah AS menginginkan Khadafi mundur. "Pertama kami harus melihat akhir rezim ini dan dengan tanpa pertumpahan darah lagi," tutur Hillary seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (28/2/2011).

"Kami ingin dia pergi," tandas istri mantan Presiden A Bill Clinton tersebut.

Sebelumnya Presiden Barack Obama juga telah menyerukan Khadafi untuk mundur sekarang. Namun sejauh ini tidak ada tanda-tanda Khadafi akan meletakkan jabatannya. Pemimpin eksentrik itu bahkan mengklaim bahwa rakyat Libya mendukung dirinya karenanya dia akan terus memimpin negeri Afrika Utara itu.

Khadafi mendapat kecaman dari dunia internasional menyusul kekerasan yang dilakukan pasukan terhadap para demonstran antipemerintah. Lebih dari seribu orang diyakini telah tewas akibat kekerasan tersebut. Badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR menyatakan, hampir 100 ribu orang telah meninggalkan Libya akibat krisis ini.
(ita/nrl)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar