Senin, 31 Januari 2011

Militer Mesir Berjanji Tidak Gunakan Kekerasan Hadapi Demonstran Selasa Ini. Ahli dari AS, Mr Nathan Brown: Tidak Ada Yang Perlu Ditakutkan Dari Ikhwan Mesir. Jika Anda menonton Fox pada hari Senin, Anda akan dimaafkan bila berpikir bahwa Mesir berada di ambang pengambilalihan oleh teroris. Anchor Steve Doocy menyebut bahwa Ikhwan—opisisi terbesar Mesir dan juga gerakan dakwah di seluruh dunia—sebagai "godfather al-Qaida." Tapi benarkah begitu? Beberapa calon presiden dari Partai Republik menyebutkan kekhawatiran mereka tentang Ikhwan sebagai alasan bagi Amerika Serikat untuk terus mendukung rezim otoriter Hosni Mubarak. Nathan Brown, seorang profesor ilmu politik di George Washington University dan direktur Lembaga Studi Timur Tengah, yang telah banyak menulis tentang Ikhwan, melontarkan berbagai pikirannya, terutama terkait dengan perkembangan Mesir sekarang ini. Berikut ini transkrip percakapannya. [ Perhatikan Kronologis Gerakan Rakyat Mesir Untuk Menegakan Keadilan yang telah menimbulkan banyak Korban. Waspadalah Rakyat dan Ummat Muslimin baik dari kalangan Pemerintahan maupun Rakyat seluruhnya. Senantiasa ada yang bermain kotor, yang lazimnya adalah permainan Para Penguasa Serakah, Para Oportunis dan antek2 Asing yang sangat berkepentingan. Teguhkan Persatuan Ummat Islam dan putera2 Bangsa Mesir yang berjiwa agung dan merdeka. Jangan mau dipecah belah oleh kepentingan Asing. Hayyo... Bersatulah Muslimin dan Kuatkan Persatuan dan Persaudaraan sesama Muslim dan seluruh bangsa Mesir. Tegakan Syariah Addiniyah Al Islamiyah dengan benar dan utuh (kaffah). Bangun dan bangkitkan kesadaran akan Tegaknya Keadilan dan Kebenaran yang jauh dari vested dan manipulatif yang lazim dilakukan oleh para Liberalis, Kaum Sekuler dan Oportunis yang menghalalkan segala cara dan senantiasa berbuat aniaya(kezholiman). Sayangilah Rakyat Mesir dan Ummat Islam. Sayangilah semua bangsa Bangsa Mesir untuk segera tegakan Keadilan dan Kebenaran yang jauh dari vested dan perbuatan aniaya (zholim). Bangkitkan Kemuliaan dan Martabat bangsa Mesir yang berjiwa merdeka dan berakhlak mulia dan agung.

Militer Mesir Berjanji Tidak Gunakan Kekerasan Hadapi Demonstran Selasa Ini

Selasa, 01/02/2011 07:10 WIB | email | print | share
Dalam hitungan mundur untuk pelaksanaan demonstrasi hari Selasa ini (1/2) yang melanjutkan aksi sebelumnya, tentara/ militer Mesir berjanji untuk tidak menggunakan kekerasan terhadap warga, menurut televisi milik negara.
Pasukan militer bersenjata mengatakan bahwa penyebaran tank dan personil militer hanya untuk kepentingan melindungi warga sipil.
Pernyataan ini datang untuk meyakinkan ratusan ribu demonstran, yang direncakan akan turun ke jalan-jalan di Kairo hari Selasa sore (1/2) dalam rangka untuk menegaskan tuntutan mereka untuk mengakhiri rezim Presiden Hosni Mubarak.
Selama tiga hari terakhir, ribuan pengunjuk rasa telah berkemah di Tahrir Square di jantung ibukota yang dikelilingi oleh puluhan tank, truk militer dan personil bersenjata.
Pernyataan militer ini juga datang untuk menyangkal kecurigaan yag disuarakan oleh beberapa pemimpin oposisi bahwa pihak militer akan menyerang demonstran dalam demonstrasi hari ini.
Mesir telah diguncang oleh unjuk rasa sangat besar sejak Selasa pekan lalu. Puluhan ribu warga Mesir bersatu dan berpawai di beberapa provinsi untuk mengecam pemerintahan Mubarak.
Dalam upaya untuk membatalkan aksi unjuk rasa, polisi telah menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam menyerang warga sipil. Pada hari keempat unjuk rasa, polisi berhasil dikalahkan dan dipaksa untuk mundur oleh demonstran. Pada hari yang sama, presiden memerintahkan militer untuk campur tangan untuk menjaga ketertiban umum. (fq/almasryalyoum)

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/militer-mesir-berjanji-tidak-gunakan-kekerasan-hadapi-demonstran-selasa-ini.htm

Nathan Brown: Tidak Ada Yang Perlu Ditakutkan Dari Ikhwan Mesir.

Selasa, 01/02/2011 09:20 WIB . http://www.eramuslim.com/berita/bincang/nathan-brown-tidak-ada-yang-perlu-ditakutkan-dari-ikhwan-mesir.htm| email | print | share

 
Jika Anda menonton Fox pada hari Senin, Anda akan dimaafkan bila berpikir bahwa Mesir berada di ambang pengambilalihan oleh teroris. Anchor Steve Doocy menyebut bahwa Ikhwan—opisisi terbesar Mesir dan juga gerakan dakwah di seluruh dunia—sebagai "godfather al-Qaida." Tapi benarkah begitu?
Beberapa calon presiden dari Partai Republik menyebutkan kekhawatiran mereka tentang Ikhwan sebagai alasan bagi Amerika Serikat untuk terus mendukung rezim otoriter Hosni Mubarak.
Nathan Brown, seorang profesor ilmu politik di George Washington University dan direktur Lembaga Studi Timur Tengah, yang telah banyak menulis tentang Ikhwan, melontarkan berbagai pikirannya, terutama terkait dengan perkembangan Mesir sekarang ini. Berikut ini transkrip percakapannya.

Dapatkah Anda memberikan ikhtisar tentang sejarah kelompok dan dari mana asalnya?
Kelompok ini didirikan pada tahun 1928. Ini adalah sebuah gerakan luas yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama di kalangan orang Mesir, melakukan perbuatan baik, dan membuat masyarakat lebih Islami. Secara bertahap Ikhwan mendekatkan lebih dan lebih ke politik. Pada tahun 1940, mereka melakukan semacam bentuk sayap paramiliter untuk melawan pasukan Inggris yang masih berada di Mesir dan sukarelawannya berperang untuk menentang berdirinya negara Israel pada tahun 1948.
Kemudian pada tahun 1950, dan 1960-an ketika rezim Gamal Nasser mencoba untuk menghancurkan mereka, beberapa anggota Ikhwan mengembangkan gagasan yang pada dasarnya berusaha melakukan pemberontakan bersenjata melawan pemerintah. Beberapa pemimpin dieksekusi dan sebagainya. Pada 1970-an, mereka diizinkan untuk muncul kembali, tetapi mereka tidak pernah diberi status hukum. Sejak saat itu mereka terus menghadapi kekerasan. Mereka sudah mengatakan bahwa mereka bersedia bekerja dalam aturan permainan, bahwa mereka adalah gerakan reformasi, bukan revolusioner. Mereka telah menemukan berbagai cara untuk memasukan calonnya di parlemen dan untuk mengambil peran aktif dalam kehidupan publik Mesir.

Apa peran mereka sebenarnya di Mesir?
Label resmi mereka adalah "Society of Muslim Brothers", itu bukanlah "partai politik Ikhwan" atau sesuatu yang seperti itu. Mereka mengklaim bahwa mereka sudah mendapat agenda reformasi yang luas; sosial, agama, politik, pendidikan dan sebagainya. Dalam dekade terakhir mereka membuat langkah nyata di bidang politik. Pada pemilu 2005, mereka mendapat seperlima dari kursi di parlemen.
Setelah titik itu, mereka ditangkap, bisnisnya ditutup. Organisasi ini bereaksi dengan mengatakan, "Kami akan mengurus organisasi kami di urutan pertama. Kami berada di bidang ini untuk tujuan jangka panjang, kami berpikir untuk dekade dan generasi, bukan dalam hal manuver politik untuk pemilu berikutnya."
Gerakan ini dipimpin oleh orang-orang yang sangat berhati-hati dan benar-benar mencoba untuk melestarikan organisasi. Mereka mungkin kurang terampil dalam politik, seperti membuat aliansi dan berbicara kepada pers.

Apakah mereka ini kelompok radikal?
Well, yang pasti mereka menjalankan Islam dengan serius. Namun dalam banyak hal, mereka ini gerakan yang sangat konservatif. Pemimpin tertinggi Ikhwan saat ini adalah seorang profesor kedokteran hewan. Dia seorang pria pemalu. Tiap kali ada orang mereka berbicara sedikit terlalu keras dan tidak sabaran, mereka selalu diberitahu untuk menenangkan diri atau untuk meninggalkan gerakan.
Agenda mereka adalah untuk membuat Mesir lebih baik. Dan konsepsi mereka tentang apa yang baik dan buruk berdasarkan agama. Jadi itu berarti meningkatkan ketaatan agama, pengetahuan agama. Mereka tidak ingin selalu benar-benar mengubah Mesir menjadi sebuah sistem hukum tradisional Islam. Tapi kalau parlemen membuat hukum, mereka ingin agar hukum itu sesuai dengan hukum Islam.
Banyak program mereka hanya reformasi yang sifatnya standar; independensi peradilan, pengentasan korupsi, atau melindungi lingkungan. Politik mereka selama 10 tahun terakhir, adalah bahasa yang sangat umum yang mengambil warna Islam di beberapa daerah.
Seseorang di Fox News mengatakan bahwa Ikhwan adalah "godfather al-Qaida." Bagaimana menurut Anda?
Anda tidak harus menonton Fox untuk belajar tentang Ikhwan. Kekerasan pada dasarnya ditolak oleh Ikhwan. Bahkan, al-Qaida secara terbuka dan konsisten menyerang Ikhwan bahwa Ikhwan sudah habis. (sa/saloon)

Inilah Kronologi Kerusuhan Mesir

Jumat, 28 Januari 2011, 21:08 WIB. http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/01/28/161340-inilah-kronologi-kerusuhan-mesir
Smaller  Reset  Larger
irib
Inilah Kronologi Kerusuhan Mesir
Demo di Kairo
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Facebook dan situs jejaring sosial dianggap turut "mematangkan" rencana demonstrasi yang berakhir rusuh di Mesir. Dari sekadar lontaran, semua pihak merasa berkepentingan untuk mengubah wajah Mesir menjadi apa yang mereka sebut "perubahan ke arah yang lebih baik".

Berikut ini kronologi kerusuhan yang disebut-sebut "terinspirasi" gerakan rakyat di Tunisia ini:

Januari 2011: Aktivis mengajak rakyat Mesir untuk melakukan gerakan bersama melawan kemiskinan, pengangguran, korupsi pemerintah, dan kekuasaan presiden Hosni Mubarak, yang telah memerintah negara itu selama tiga dekade.

25 Januari: Pada hari libur nasional untuk memperingati hari kepolisian, rakyat Mesir mulai turun ke jalan dalam jumlah besar. Mereka  menyebutnya sebagai "hari kemarahan".

Ribuan berbaris di pusat kota Kairo, menuju kantor partai yang berkuasa, Partai Demokrasi Nasional, serta Departemen Luar Negeri dan televisi negara. Protes serupa dilaporkan terjadi di kota-kota lain di seluruh negeri.

Setelah beberapa jam  relatif tenang, polisi terlibat  bentrokan demonstran;  polisi melemparkan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran yang  berteriak "Turunlah bersama Mubarak" di  Tahrir Square.

Protes pecah di  Alexandria, kota Mansura di Delta Nil, Tanta dan di kota-kota selatan Aswan dan Assiut.

Beberapa jam setelah situasi berhasil dikendalikan, Kementerian Dalam Negeri menyalahkan pernyataan Ikhwanul Muslimin, yang secara teknis dilarang di Mesir tetapi memiliki pendukung yang besar, yang dianggap mengobarkan kerusuhan. Ikhwanul Muslimin menyangkal.

Menteri Dalam Negeri Mesir mengatakan tiga pengunjuk rasa dan seorang perwira polisi telah tewas selama demonstrasi anti-pemerintah.

26 Januari: Seorang demonstran dan seorang polisi tewas di Kairo saat massa kembali melakukan demonstran anti-pemerintah, melempari pasukan keamanan dengan batu. Gas air mata kembali dilemparkan. Saksi mengatakan bahwa peluru tajam telah ditembakkan.

DiSuez, lokasi bentrokan berdarah hari sebelumnya, polisi  bentrok lagi dengan pengunjuk rasa. Sebanyak  55 pemrotes dan 15 petugas polisi terluka.

Robert Gibbs, juru bicara Barack Obama, presiden AS, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah harus "menunjukkan respon kepada orang Mesir" dengan mengakui  "hak-hak universal mereka".

Amr Moussa, sekretaris jenderal Liga Arab, mengatakan ia percaya  warga Arab marah karena frustrasi.

27 Januari: Mohamed ElBaradei, mantan kepala badan pengawas nuklir PBB, tiba di Mesir untuk bergabung dengan demonstran. ElBaradei mengatakan dia siap untuk "memimpin transisi" di Mesir jika diminta.

Sementara itu, protes terus di beberapa kota. Ratusan orang telah ditangkap, tetapi para pengunjuk rasa mengatakan mereka tidak akan menyerah sampai permintaan mereka terpenuhi.

Demonstran bentrok dengan polisi di Kairo. Kekerasan juga meletus di kota Suez lagi, sementara di daerah Sinai utara, tepatnya di kawasan Sheikh Zuweid, suku Badui dan polisi terlibat aksi saling menembak, menewaskan seorang remaja berusia 17 tahun. Hal yang sama terjadi di Ismailia.

Facebook, Twitter ,dan layanan Blackberry Messenger terganggu. Pengunjuk rasa anti-pemerintah telah menyerukan protes massal setelah shalat siang pada Jumat.

28 Januari: Internet dan SMS mati. Kantor berita Associated Press mengatakan pasukan kontraterorisme elit khusus telah dikerahkan di titik-titik strategis di sekitar Kairo beberapa jam sebelum protes yang direncanakan. Kementerian Dalam Negeri Mesir juga memperingatkan tentang "langkah-langkah yang menentukan".

Sementara itu, seorang pengacara bagi oposisi Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa 20 anggota telah ditahan semalam.
 
Smaller  Reset  Larger
AP
Bandara Kairo Kacau, Warga Asing Harus Diminta Ribuan Dolar Untuk Masuk
Warga Jerman yang selamat sampai di Frankfurt dari Kairo.
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-— Situasi kacau terlihat di Bandara Internasional Kairo saat ribuan warga asing berdesak-desakan ingin secepatnya pergi dari Mesir. Terminal penumpang 3, tempat penerbangan asing tampak penuh sesak.

Sejumlah negara sudah menyiagakan pesawat untuk mengangkut warga negara mereka yang masih ada di mesir. "Situasinya seperti di kebun binatang, sangat kacau," kata Justine Khazadian (23) mahasiswa American University di Kairo. "Saya harus pergi dari Mesir, pemerintah di sini kelihatannya tidak akan bertahan lama," kata dia.

Yang membuat situasi bertambah parah adalah konter check in penumpang yang kekurangan staf. Ini akibat jam malam yang berlaku di Kairo. Karyawan EgyptAir tidak penuh bekerja.

Pemerintah Amerika Serikat mengatakan sudah mengevakuasi lebih dari 1.200 warganya di Mesir. Mereka akan mengangkut 1.400 warga lainnya dalam beberapa hari ini.

Penerbangan tambahan juga sudah disiapkan di Yunani dan Turki untuk mengantisipasi sejumlah hal. Sementara negara-negara tetangga Mesir dan Uni Eropa kini bersiap mengetatkan perbatasan, agar para imigran dari Mesir tidak masuk.

Pemerintah Jerman juga tak ketinggalan mengevakuasi warganya dengan maskapai nasional Luthfansa. Guenther Kremer, warga Troisdorf, mengatakan situasi di Mesir sangat parah. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, maka dari itu, saya harus pergi dari Mesir," katanya.

Irak pun ikut menyelamatkan warganya dari Mesir. Mereka mengirimkan tiga pesawat, termasuk pesawat kenegaraan milik perdana menteri. Padahal situasi di Irak juga tidak kalah seramnya dengan di Mesir. Diperkirakan ada 800 warga Irak yang diungsikan.

Sementara di India, di Bandara Mumbai, telah mendarat 320 penumpang asal India dari Mesir. Azerbaijan menjemput 103 warganya di Mesir. Turki juga mengirim lima pesawat ke Kairo untuk mengangkut 1.548 warganya. AirCanada bersiap mengambil 174 warganya, kini masih menunggu di Bandara Frankfurt.

"Warga yang punya tiket saja belum tentu bisa berangkat. Terminal penuh dengan orang-orang yang panik. Staf di landasan tidak ada. Polisi di depan pintu terminal airport harus disogok dua ribu dolar AS untuk membuka pintunya," kata seorang pilot asing.

Namun Inggris belum akan mengungsikan warganya. Warga Inggris di Mesir termasuk yang terbanyak, ada 30 ribu orang. 
 
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/02/01/161771-bandara-kairo-kacau-warga-asing-harus-diminta-ribuan-dolar-untuk-masuk


Tidak ada komentar:

Posting Komentar