Senin, 31 Januari 2011

Mematahkan Mitos Tentang Pernikahan Aisyah. [ Bagi Muslimin adalah wajib mengikuti ajaran Al Qur'an dan Rasulullah. SAW, karena itulah standar Kebenaran dan Keadilan yang disampaikan dan didakwahkan. Mempelajari Ilmu Islam haruslah dengan yang benar dan seyogianya melakukan juga penelitian2 secara ilmiyah dan kejujuran. Janganlah berperasangka buruk kepada Allah dan Rasulullah. Memang ada hadis2 yang tidak benar atau dinisbahkan benar tetapi masih terbuka untuk dipelajari dan diteliti lagi. Karena zaman itu masih dalam masa transisi dari jahiliyyah kepada ilmu pengetahuan yang diajarkan Islam. Bisa jadi informmasi para sahabat itu dengan pengetahuan dasar yang masih minimal belum dapat secara pas dalam soal hitungan dan dalam ungkapan kesejarahan. Namun pasti dan yakin apapun yang diajarkan Allah melalui Rasulullah itu untuk kemaslahatan ummat manusia dan senantiasa Benar dalam pembuktian Keilmiyahannya. Hal demikian sudah banyak terbukti dalam sejarah dan hasil penelitian keilmuan. Semua itu semata-mata untuk kebaikan umat manusia umumnya dan kaum beriman pada khususnya. (Saya teringat cerita nyata dan sempat menyaksikan tentang Nenek dan kakek dari isteri saya yang juga dinikahkan pada umur yang sangat dini dan mempunyai anak 13 orang, baik laki2 dan perempuan. Juga nenek dan kakek saya dari Ibu dengan cerita yang sama, juga memiliki 10 anak, laki2 dan perempuan, semuanya hidup rukun dan baik2 saja hingga akhir hayat dengan dikaruniai umur panjang diatas 80 tahun semuanya. Dan anak2nya berumah tangga normal dan beranak cucu dengan baik. Semuanya tidak ada masalah seperti yang digembar-gemborkan oleh para pendusta agama.) Jadi silahkan teliti dan selidiki secara benar, dan hasilnya dipelajari dan diambil himahnya dengan bijaksana. Insya Allah apapun yang dilakukan oleh Nabi Muhammad tidak akan ada kesalahan atau akan membuat umat terjerumus kepada kemudharatan. Insya Allah kita di jalan yang lurus dan benar.... Amin ].

Mematahkan Mitos Tentang Pernikahan Aisyah.Bagi Muslimin

WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Sebutkan satu hal yang dibagi oleh kaum Muslim dan Kristen? Tingkat upaya mereka untuk mengarahkan telunjuk ke tempat lain setiap kali pedofilia dibicarakan. Kesamaan lainnya adalah baik kaum Muslim maupun Kristen tidak menyalahkan agama Kristen untuk masalah itu, tapi tidak demikian dengan Islam.
 
Hanya ada tiga alasan untuk benar-benar bersikukuh bahwa Aisyah berusia sembilan tahun ketika Nabi Muhammad menikahinya: entah Anda Islamofil gila yang mati-matian membela bahwa Nabi bisa melakukan apapun yang dia inginkan, atau Anda seorang Islamofob gila yang ingin bersikukuh bahwa beliau melakukannya, atau Anda orang mesum relijius yang berharap bahwa dengan menuduhnya menjadi pembenaran bagi Anda untuk melakukannya juga.

Tidak ada alasan lain untuk mengulangi klaim tersebut. Aisyah menikah pada tahun 622, dan meskipun tanggal lahir tepatnya tidak diketahui, Abu Ja’far Muhammad ibn Jarir al-Tabari mencatat bahwa itu terjadi sebelum Islam turun di tahun 610. Biografi awal Nabi Muhammad yang masih selamat, resensi Abu Muhammad ‘Abd al-Malik bin Hisham tentang Sirah Rasul Allah milik Ibn Ishaq – Kehidupan Utusan Tuhan mencatat bahwa Aisyah memeluk Islam sesaat setelah agama itu diturunkan – 12 tahun sebelum pernikahannya – dan tidak mungkin dia bisa melakukannya sebagai seorang bayi atau balita.
Terlebih lagi, adalah masalah catatan historis tak terbantahkan bahwa Aisyah terlibat dalam Perang Badar tahun 624 dan Perang Uhud tahun 625, di mana mereka yang berusia di bawah 15 tahun tidak dibolehkan ikut.

Terakhir, Imam Wali-ud-Din Muhammad ibn Abdullah Al-Khatib, yang meninggal 700 tahun lalu itu, mencatat di bagian biografis dari Miskat al Masabih bahwa Asma, kakak perempuannya yang lebih tua 10 tahun, meninggal pada usia 100 tahun, 72 tahun setelah pernikahan Aisyah. Ini membuat usia Aisyah pada waktu pernikahannya setidaknya adalah 14 tahun, dan pada saat penyempurnaan pernikahannya hampir mencapai usia 20 tahun.

Meskipun tanggal-tanggal itu membuatnya menjadi jelas bahwa pernikahan anak-anak Aisyah tidak mungkin terjadi, menurut tradisi suku Arab pada saat itu hal tersebut mungkin saja terjadi, dan tampaknya masih terjadi di Arab jaman sekarang. Sebuah kasus yang baru-baru ini membuat marah masyarakat internasional tentang seorang gadis berusia delapan tahun yang dinikahkan oleh ayahnya ke seorang "teman" berusia 47 tahun untuk melunasi hutang sang ayah menunjukkan betapa kecilnya perubahan yang telah terjadi. Namun itu terlepas dari Islam, bukan karena Islam.
Sebelum jaman Nabi di Arab, adalah sebuah pengetahuan umum bahwa perempuan dianggap sebagai properti, dan bahwa bayi perempuan sering dibuang seperti ditolak ketika lahir. Namun, salah satu pengungkapan awal Islam adalah bahwa pria dan wanita memiliki status sama di hadapan Tuhan, dengan hak dan kewajiban yang berbeda namun setara. Yang lainnya adalah kecaman Tuhan terhadap pengorbanan perempuan, menyatakan bahwa anak-anak perempuan sama berharganya dengan anak laki-laki bagi Tuhan dan bagi umat manusia. (rin/it) www.suaramedia.com

Ref:
kaskus addict

RadenKarebet's Avatar

UserID: 1401271
Join Date: Feb 2010
Location: Padepokan Syekh SitiJenar
Posts: 2,133
RadenKarebet  sedang di jalan yg benar
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5510368&page=38

Pra-610 M: Jahiliyah (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu
610 M: turun wahyu pertama Abu Bakr menerima Islam
613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat
615 M: Hijrah ke Abyssinia.
616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.
620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah
622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina
623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah 


Originally Posted by lumberjack.jr View Post
mungkin yang ini yah bet:http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5510368&page=38

Sebelum datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem kalender berbasis campuran antara Bulan (komariyah) maupun Matahari (syamsiyah). Peredaran bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan penambahan jumlah hari (interkalasi).
Sebelumnya, orang arab pra-kerasulan Rasulullah Muhammad SAW telah menggunakan bulan-bulan dalam kalender hijriyah ini. Hanya saja mereka tidak menetapkan ini tahun berapa, tetapi tahun apa.
Misalnya saja kita mengetahui bahwa kelahiran Rasulullah SAW adalah di tahun gajah. Abu Musa Al-Asyári sebagai salah satu gubernur di zaman Khalifah Umar r.a. menulis surat kepada Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari khalifah yang tidak ada tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga membingungkan.
Khalifah Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu itu. Mereka adalah Utsman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib r.a., Abdurrahman bin Auf r.a., Sa’ad bin Abi Waqqas r.a., Zubair bin Awwam r.a., dan Thalhan bin Ubaidillah r.a.
Mereka bermusyawarah mengenai kalender Islam. Ada yang mengusulkan berdasarkan milad Rasulullah saw. Ada juga yang mengusulkan berdasarkan pengangkatan Muhammad saw menjadi Rasul. Dan yang diterima adalah usul dari Ali bin Abi Thalib r.a. yaitu berdasarkan momentum hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Yatstrib (Madinah). Maka semuanya setuju dengan usulan Ali r.a. dan ditetapkan bahwa tahun pertama dalam kalender Islam adalah pada masa hijrahnya Rasulullah saw. Sedangkan nama-nama bulan dalam kalender hijriyah ini diambil dari nama-nama bulan yang telah ada dan berlaku di masa itu di bangsa Arab.

Penentuan kapan dimulainya tahun 1 Hijriah dilakukan 6 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad. Namun demikian, sistem yang mendasari Kalender Hijriah telah ada sejak zaman pra-Islam, dan sistem ini direvisi pada tahun ke-9 periode Madinah.

yah wajar aja kalau banyak hadist yang bertentangan berapa tahun Aisah menikah dengan nabi karena Aisah lahir sebelum Hijrah nabi ke madinah.

 the rulley masih 20 th: http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110125154234AAFOLbN
 
terlebih dahulu dikemukakan peristiwa secara khronologis:

- pre 610 Miladiyah (M): zaman Jahiliyah
- 610 M: Permulaan wahyu turun
- 610 M: Abu Bakr RA masuk Islam
- 613 M: Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan Islam secara terbuka
- 615 M: Ummat Islam Hijrah I ke Habasyah
- 616 M: Umar bin al Khattab masuk Islam
- 620 M: St ‘Aisyah RA dinikahkan
- 622 M: Hijrah ke Madinah
- 623/624 M: St ‘Aisyah serumah sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW Menurut Tabari: Keempat anak Abu Bakr RA dilahirkan oleh isterinya pada zaman Jahiliyah, artinya pre-610 M. (Tarikh alMamluk, alTabari, Jilid 4, hal.50). Tabari meninggal 922 M. Jika St ‘Aisyah dinikahkan dalam umur 6 tahun berarti St ‘Aisyah lahir tahun 613 M. Padahal manurut Tabari semua keempat anak Abu Bakr RA lahir pada zaman Jahiliyah, yaitu pada tahun sebelum 610 M. Alhasil berdasar atas Tabari, St ‘Aisyah RA tidak dilahirkan 613 M melainkan sebelum 610. Jadi kalau St ‘Aisyah RA dinikahkan sebelum 620 M, maka beliau dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW dalam umur di atas 13 tahun. Jadi kalau di atas 13 tahun, dalam umur berapa? Untuk itu marilah kita menengok kepada kakak perempuan St ‘Aisyah RA, yaitu Asmah. Menurut Abd alRahman ibn abi Zannad: “Asmah 10 tahun lebih tua dari St ‘Aisyah RA (alZahabi, Muassasah alRisalah, Jilid 2, hal.289). Menurut Ibn Hajar alAsqalani: Asmah hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74 Hijriyah (Taqrib al Tahzib, Al-Asqalani, hal.654). Alhasil, apabila Asmah meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal dalam tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asma berumur 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga St ‘Aisyah berumur (27 atau 28) - 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijrah, dan itu berarti St ‘Aisyah mulai hidup berumah tangga dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur 19 atau 20 tahun. WaLlahu a’lamu bishshawab.

materi referensi:

semoga bermanfaat.
  • 6 hari lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar