Minggu, 30 Januari 2011

Kelompok Pro-Israel Pelintir Pernyataan 9/11 Penyidik PBB. Cara2 seperti ini adalah lazim bagi Dunia Liberal yang menganut sistem sekuler dan menghalakan segala cara. Kekuatan uang dan media serta jaringan2 oportunis dalam melakukan pemenangan opini dan politik adalah permainan biasa bagi Dunia Liberal. Perlakuan seperti ini merupakan nafas hidupnya para Kapitalis dan Imperialis. Karena itu AS dan Pemerintahannya sudah lama takluk dan menjadi goyimnya Israel dan para Kaum Sangat Kaya yang tak tersentuh hukum. Sayang kaum cendekia AS dan rakyatnya belum menyadari seutuhnya. Hanya beberapa politisi dan negarawan yang sadar, dan itupun banyak yang jadi korban. Diantara para korbannya adalah Presiden Abraham Lincoln dan John Kennedy. Bacalah Sejarah Uang Dollar AS dan Sejarah Reserve Bank AS dan Siapa2 pemiliknya/ Pemegang Sahamnya. Dari itu dapatlah ditelaah, siapa sangat berkuasa di Negeri Paman Sam yang katanya Pemimpin Kebebasan, yang ternyata hanyalah sebuah negara besar yang berfahamkan politisi ambisius dan memiliki intelektual banyak , namun dibawah telapak kaki Yahudi Israel. Naif memang!!!

Kelompok Pro-Israel Pelintir Pernyataan 9/11 Penyidik PBB

NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Seorang pakar hak asasi manusia Palestina di PBB membantah bahwa dirinya mendukung gagasan yang menyatakan pemerintah AS mendalangi peristiwa 11 September, ia menuding ada sebuah kelompok pro-Israel yang memelintir kata-katanya.
Akademisi AS, Richard Falk bulan ini menuliskan di blognya bahwa tampaknya Amerika Serikat menutup-nutupi sesuatu terkait peristiwa 11 September 2001 yang mengakibatkan runtuhnya menara kembar World Trade Center di New York dan kerusakan di Pentagon, dekat Washington, menewaskan lebih dari 3.000 orang.
Tulisan Falk dikecam oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice mendesak agar Falk dipecat dari jabatannya sebagai penyelidik khusus Dewan HAM PBB mengenai isu hak asasi manusia di Palestina.
"Saya ingin memperjelas," kata Falk. "Saya tidak mendukung teori bahwa pemerintah AS merancang serangan 9/11."
"Yang saya lakukan di blog pribadi saya hanyalah menyatakan bahwa harus dilakukan penyelidikan yang transparan, mendalam, dan jujur," kata Falk.
Ia menambahkan bahwa dirinya tidak berniat bersikap tidak hormat terhadap para korban serangan 11 September.
Falk menyebut UN Watch, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di Jenewa dan memiliki hubungan dengan Komite Yahudi Amerika, sebagai pihak yang menyulut api kontroversi.
Kelompok itulah yang pertama kali melaporkan blog Falk dan meminta Ban mengecam keras "pernyataan Falk yang menyinggung" dan memecatnya.
"Kelompok pro-Israel, UN Watch-lah yang memelintir pernyataan saya yang saya tulis di blog pribadi saya," kata Falk.
UN Watch dikenal sering mengkritisi Dewan HAM PBB dan menyebut lembaga itu sering kali "mencaci maki" Israel dan mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia di negara-negara berkembang. Kelompok itu sebelumnya sudah pernah menjadikan Falk sebagai sasaran.
Dalam tulisan blognya pada 11 Januari lalu, Falk menyatakan ada hal yang ditutup-tutupi terkait peristiwa 11 September 2001.
Amerika Serikat kemudian mendesak agar Falk dipecat. Penyebabnya, komentar Falk yang menyatakan ada kemungkinan keterlibatan AS dalam peristiwa 11 September 2001 terhadap New York dan Washington.
"Menurut saya, komentar Tuan Falk yang terbaru begitu berbahaya sehingga akhirnya sudah jelas bagi semuanya bahwa dia tidak lagi perlu melanjutkan jabatannya atas nama PBB," kata Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice.
Rice mengatakan, saat Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyampaikan "ucapan yang sama memfitnahnya" di hadapan Majelis Umum PBB September lalu, banyak delegasi yang melakukan aksi walk out.
Falk, seorang warga negara Amerika, adalah penyelidik khusus PBB mengenai hak asasi manusia di tanah Palestina terjajah. Dalam tulisan di blognya pada 11 Januari lalu, Falk menuliskan mengenai kemungkinan adanya hal yang ditutup-tutupi dan kontradiksi serta lompatan peristiwa yang aneh dalam versi resmi pemerintah dari serangan 11 September.
"Yang mungkin lebih berbahaya dibanding tindakan menutup-nutupi adalah bungkamnya mediamainstream yang tidak bersedia mengakui keraguan-keraguan yang didukung bukti kuat terhadap versi resmi dari kejadian itu: Sebuah operasi al Qaeda yang sebelumnya tidak diketahui para pejabat pemerintah. Apakah kediaman ini merupakan perwujudan kekhawatiran atau bagian dari penyensoran?" tulis Falk.
Rice kemudian mengecam pernyataan-pernyataan Falk yang "menjijikkan dan amat menyinggung." (dn/reu/sm) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar