Senin, 22 November 2010

Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Saudi Arabia Dan Paham Wahabi (II)

Displaying all 3 posts.
  • KERAJAAN SAUDI-WAHHABI KE-II : 1843-1891
    “Walaupun kebengisan fanatis Wahabisme berhasil dihancurkan pada 1818, namun dengan bantuan Kolonial Inggeris, mereka dapat bangkit kembali. Setelah pelaksanaan hukuman mati atas Imam Abdullah al-Saud di Turki, sisa-sisa klan Saudi-Wahhabi memandang saudara-saudara Arab dan Muslim mereka sebagai musuh yang sesungguhnya (their real enemies) dan sebaliknya mereka menjadikan Inggeris dan Barat sebagai sahabat sejati mereka.” Demikian tulis Dr. Abdullah Mohammad Sindi *]

    Maka ketika Inggeris menjajah Bahrain pada 1820 dan mulai mencarai jalan untuk memperluas area jajahannya, Dinasti Saudi-Wahhabi menjadikan kesempatan ini untuk memperoleh perlindungan dan bantuan Inggeris.

    Pada 1843, Imam Wahhabi, Faisal Ibn Turki al-Saud berhasil melarikan diri dari penjara di Cairo dan kembali ke Najd. Imam Faisal kemudian mulai melakukan kontak dengan Pemerintah Inggeris. Pada 1848, dia memohon kepada Residen Politik Inggeris (British Political Resident) di Bushire agar mendukung perwakilannya di Trucial Oman. Pada 1851, Faisal kembali memohon bantuan dan dukungan Pemerintah Inggeris. 10]

    Dan hasilnya, Pada 1865, Pemerintah Inggeris mengirim Kolonel Lewis Pelly ke Riyadh untuk mendirikan sebuah kantor perwakilan Pemerintahan Kolonial Inggeris dengan perjanjian (pakta) bersama Dinasti Saudi-Wahhabi.

    Untuk mengesankan Kolonel Lewis Pelly bagaimana bentuk fanatisme dan kekerasan Wahhabi, Imam Faisal mengatakan bahwa perbedaan besar dalam strategi Wahhabi : antara perang politik dengan perang agama adalah bahwa nantinya tidak akan ada kompromi, kami membunuh semua orang . 11]

    Pada 1866, Dinasti Saudi-Wahhabi menandatangani sebuah perjanjian “persahabatan” dengan Pemerintah Kolonial Inggeris, sebuah kekuatan yang dibenci oleh semua kaum Muslim, karena kekejaman kolonialnya di dunia Muslim.

    Perjanjian ini serupa dengan banyak perjanjian tidak adil yang selalu dikenakan kolonial Inggeris atas boneka-boneka Arab mereka lainnya di Teluk Arab (sekarang dikenal dengan : Teluk Persia).

    Sebagai pertukaran atas bantuan pemerintah kolonial Inggeris yang berupa uang dan senjata, pihak Dinasti Saudi-Wahhabi menyetujui untuk bekerja-sama/berkhianat dengan pemerintah kolonial Inggeris yaitu : pemberian otoritas atau wewenang kepada pemerintah kolonial Inggeris atas area yang dimilikinya.

    Perjanjian yang dilakukan Dinasti Saudi-Wahhabi dengan musuh paling getir bangsa Arab dan Islam (yaitu : Inggeris), pihak Dinasti Saudi-Wahhabi telah membangkitkan kemarahan yang hebat dari bangsa Arab dan Muslim lainnya, baik negara-negara yang berada di dalam maupun yang diluar wilayah Jazirah Arab.

    Dari semua penguasa Muslim, yang paling merasa disakiti atas pengkhianatan Dinasti Saudi-Wahhabi ini adalah seorang patriotik bernama al-Rasyid dari klan al-Hail di Arabia tengah dan pada 1891, dan dengan dukungan orang-orang Turki, al-Rasyid menyerang Riyadh lalu menghancurkan klan Saudi-Wahhabi.

    Bagaimanapun, beberapa anggota Dinasti Saudi-Wahhabi sudah mengatur untuk melarikan diri; di antara mereka adalah Imam Abdul-Rahman al-Saud dan putranya yang masih remaja, Abdul-Aziz. Dengan cepat keduanya melarikan diri ke Kuwait yang dikontrol Kolonial Inggeris, untuk mencari perlindungan dan bantuan Inggeris.

    KERAJAAN SAUDI-WAHHABI KE III (SAUDI ARABIA) : 1902 – ?
    Ketika di Kuwait, Sang Wahhabi, Imam Abdul-Rahman dan putranya, Abdul-Aziz menghabiskan waktu mereka “menyembah-nyembah” tuan Inggersi mereka dan memohon-mohon akan uang, persenjataan serta bantuan untuk keperluan merebut kembali Riyadh. Namun pada akhir penghujung 1800-an, usia dan penyakit nya telah memaksa Abdul-Rahman untuk mendelegasikan Dinasti Saudi Wahhabi kepada putranya, Abdul-Aziz, yang kemudian menjadi Imam Wahhabi yang baru.

    Melalui strategi licin kolonial Inggeris di Jazirah Arab pada awal abad 20, yang dengan cepat menghancurkan Kekhalifahan Islam Utsmaniyyah dan sekutunya klan al-Rasyid secara menyeluruh, kolonial Inggeris langsung memberi sokongan kepada Imam baru Wahhabi Abdul-Aziz.

    Dibentengi dengan dukungan kolonial Inggeris, uang dan senjata, Imam Wahhabi yang baru, pada 1902akhirnya dapat merebut Riyadh. Salah satu tindakan biadab pertama Imam baru Wahhabi ini setelah berhasil menduduki Riyadh adalah menteror penduduknya dengan memaku kepala al-Rasyid pada pintu gerbang kota. Abdul-Aziz dan para pengikut fanatik Wahhabinya juga membakar hidup-hidup 1.200 orang sampai mati. 12]

    Imam Wahhabi Abdul-Aziz yang dikenal di Barat sebagai Ibn Saud, sangat dicintai oleh majikan Inggerisnya. Banyak pejabat dan utusan Pemerintah Kolonial Inggeris di wilayah Teluk Arab sering menemui atau menghubunginya, dan dengan murah-hati mereka mendukungnya dengan uang, senjata dan para penasihat. Sir Percy Cox, Captain Prideaux, Captain Shakespeare, Gertrude Bell, dan Harry Saint John Philby (yang dipanggil Abdullah”) adalah di antara banyak pejabat dan penasihat kolonial Inggeris yang secara rutin mengelilingi Abdul-Aziz demi membantunya memberikan apa pun yang dibutuhkannya.

    Dengan senjata, uang dan para penasihat dari Inggeris, berangsur-angsur Imam Abdul-Aziz dengan bengis dapat menaklukan hampir seluruh Jazirah Arab di bawah panji-panji Wahhabisme untuk mendirikan Kerajaan Saudi-Wahhabi ke-3, yang saat ini disebut Kerajaan Saudi Arabia.

    Ketika mendirikan Kerajaan Saudi, Imam Wahhabi, Abdul-Aziz beserta para pengikut fanatiknya, dan para “tentara Tuhan”, melakukan pembantaian yang mengerikan, khususnya di daratan suci Hijaz. Mereka mengusir penguasa Hijaz, Syarif, yang merupakan keturunan Nabi Muhammad Saw.

    Pada May 1919, di Turbah, pada tengah malam dengan cara pengecut dan buas mereka menyerang angkatan perang Hijaz, membantai lebih 6.000 orang.

    Dan sekali lagi, pada bulan Agustus 1924, sama seperti yang dilakukan orang barbar, tentara Saudi-Wahabi mendobrak memasuki rumah-rumah di Hijaz, kota Taif, mengancam mereka, mencuri uang dan persenjataan mereka, lalu memenggal kepala anak-anak kecil dan orang-orang yang sudah tua, dan mereka pun merasa terhibur dengan raung tangis dan takut kaum wanita. Banyak wanita Taif yang segara meloncat ke dasar sumur air demi menghindari pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan tentara-tentara Saudi-Wahhabi yang bengis.

    Tentara primitif Saudi-Wahhabi ini juga membunuhi para ulama dan orang-orang yang sedang melakukan shalat di masjid; hampir seluruh rumah-rumah di Taif diratakan dengan tanah; tanpa pandang bulu mereka membantai hampir semua laki-laki yang mereka temui di jalan-jalan; dan merampok apa pun yang dapat mereka bawa. Lebih dari 400 orang tak berdosa ikut dibantai dengan cara mengerikan di Taif. 11]


    ---------------------------------------------------------------------------------------------
    * Dr.Abdullah Mohammad Sindi adalah seorang profesor Hubungan Internasional (professor of International Relations) berkebangsaan campuran Saudi-Amerika. Dia memperoleh titel BA dan MA nya di California State University, Sacramento, dan titel Ph.D. nya di the University of Southern California. Dia juga seorang profesor di King Abdulaziz University di Jeddah, Saudi Arabia. Dia juga mengajar di beberapa universitas dan college Amerika termasuk di : the University of California di Irvine, Cal Poly Pomona, Cerritos College, and Fullerton College. Dia penulis banyak artikel dalam bahasa Arab maupun bahasa Inggeris. Bukunya antara lain : The Arabs and the West: The Contributions and the Inflictions.

    Catatan Kaki :
    [10] Gary Troeller, The Birth of Saudi Arabia: Britain and the Rise of the House of Sa’ud (London: Frank Cass, 1976), pp. 15-16.
    [11] Quoted in Robert Lacey, The Kingdom: Arabia and the House of Saud (New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1981), p. 145.
    about 12 months ago · Report
  • @Andy Boone : kalau ana cermati dari tulisan-tulisan antum, antum begitu sangat membenci Wahabi. yang menurut antum Wahabi itu antek-antek Inggris lah..., Didanai oleh Inggris lah..... Tapi herannya.... setiap tulisan-tulisan antum selalu disisipi dengan Bahasa Inggris.
    Sebenarnya yang jadi antek-antek Inggris itu Syekh Muhammad bin Abdul Wahab atau Antum yang sok keIngris-Inggrisan itu?
    Ana jadi pengen tahu seberapa tinggi ilmu syar'i antum itu, sampai berani sombong seperti itu? Sok bener sendiri.... sok pintar sendiri.... sok keInggris-Ingrisan.... pokoknya sok .... sok ..... dan sok ......
    Antum telah menyebarkan FITNAH dengan tulisan-tulisan antum itu. Ingatlah azab Allah sangat pedih ..... na'udzubillah .....
    about 12 months ago · Report
  • @Ali Faruq:
    1) kita tidak boleh membenci orang yang mengucapkan "laa ilaaha illallah". Tapi bukan berarti kita tidak boleh mengkritisi kesalahannya agar tidak menjadi contoh saudara kita yang lain.
    2) tolong jangan keluar dari topik diskusi ini. kalo antum gak bisa membantah tulisan di atas dengan fakta/argumen, tidak perlu antum menyerang pribadi ana. kalau memang sejarah TIDAK seperti yang ditulis diatas, silakan buktikan.

    Barakallahu Fikum.
    about 12 months ago · Report
    http://sk-sk.facebook.com/topic.php?uid=80383792636&topic=11768

4 komentar:

  1. sy setuju tulisan di atas adalah fitnah keji. semoga alloh mengampuni dosa dosa penulis.

    BalasHapus
  2. SEYOGIAYANYA KITA UMAT ISLAM HARUS HATI2 DENGAN SEMUA BERITA...... NAMUN ADALAH WASPADA PERLU.... DAN MENGGUNAKAN AKAL SEHAT JUGA PERLU...
    MENGAPA TERJADI PENJAJAHAN DI PALESTINA..DAN TANPA AKHIR HINGGA KINI..?? MENGAPA AS DAN KOALISI NATO HARUS DIFASILITASI DI TANAH2 ARAB UNTUK MENGGEMPUR IRAQ DAN AFGHANISTAN..??
    MENGAPA SITUS2 SEJARAH ISLAM BANYAK YANG DIHANCURKAN SEKEDAR DALIH BID'AH... ???
    MENGAPA HARUS ADA ADU DOMBA SUNNI VS SYIAH...???
    MENGAPA BANYAK IMAM2 MAKKAH DAN MADINAH AYNG KONON DITAHAN DAN PENJARAKAN ... SEMATA-MATA MEMBELA PERSATUAN UMAT..MUSLIM IRAQ DAN AFGHANISTAN..??
    SAYA PERLU DATA2 PENDUKUNG... BAGAIMANA KITA UMAT ISLAM AGAR TIDAK TERCERAI BERAI... DAN KONON DIPECAH BELAH... KARENA SATU TUJUAN KEBENARAN ALLAH DLAM AJARAN ISLAM... SEMOGA KITA KUATKAN PERSATUAN UMMAT ISLAM.. ALLAHU AKBAR...

    BalasHapus
  3. Dr.Abdullah Mohammad Sindi adalah akademisi yang jujur dan reputasi akademiknya cemerlang.

    BalasHapus
  4. Dr.Abdullah Mohammad Sindi adalah akademisi yang jujur dan reputasi akademiknya cemerlang.

    BalasHapus